Terima kasi bagi yg sudah memberikan semangat! ☺️☺️☺️☺️☺️
Enjoy!
...
Jimin tidak tahu pasti berapa lama ia telah berlari, berapa banyak pepohonan yg ia telah lalui. Yang pemuda itu tahu pasti adalah, ia sudah tidak sanggup berlari lebih jauh lagi. Kakinya lemas dan terasa seperti agar-agar; sedangkan paru-parunya terasa terbakar dari dalam. Hujan yg turun dengan deras membuat pengelihatannya mengabur secara berkala, menyebabkan hybrid itu jatuh terjerembab berkali-kali.
Dan untuk yg kesekian kalinya, Jimin terguling dengan mengenaskan karena tersandung akar pohon. Pemuda itu masih berusaha untuk bangkit, namun kali ini kakinya terasa benar-benar sakit—sepertinya terluka cukup parah. Namun lagi-lagi, ia kembali berdiri dan memaksakan diri tetap melangkah meski terpincang-pincang; karena rasa takut ditemukan kembali oleh orang itu jauh lebih besar dibanding rasa sakit yg dirasakannya saat ini.
Jimin tidak ingin kembali ke neraka.
Tidak lagi.
Pada langkah yg kesekian, akhirnya pemuda itu melihat cahaya redup di kejauhan. Bersumber dari sisi hutan, Jimin pun seketika mengarahkan langkahnya kesana. Pepohonan di sekelilingnya berangsur terlihat menjarang dan pemuda itu berusaha melangkah lebih cepat lagi; sampai kaki Jimin terpeleset lumpur licin yg membuat keseimbangannya hilang. Jatuh berdebam, sisi kanan tubuh pemuda itu tanpa sengaja menabrak sebuah tong sampah berbahan besi—membuatnya berdesis nyeri.
Sakit sekali.
Terlalu fokus akan rasa sakitnya, hybrid itu tidak menyadari bahwa cahaya yg ia lihat ternyata berasal dari sebuah kabin yg cukup besar; berbatasan dengan sisi hutan yg luas.
"Halo?"
Sahut sebuah suara lantang, membuat Jimin seketika mematung karena diliputi rasa takut. Mendongakkan kepala perlahan, Jimin samar-samar melihat siluet seorang pria yang berjalan ke arahnya. Jimin tidak dapat mendeskripsikan pria itu dengan baik karena pandangannya diburamkan oleh hujan yg masih deras; namun pemuda itu yakin, pria asing di depannya itu sedang menggenggam sesuatu, sebuah bat bisbol.
Jimin masih tetap diam terpaku ketika cahaya senter yg dibawa pria itu menyinarinya. Berangsur mendekat, pria itu tanpa disangka menyodorkan tangannya ke arah sang hybrid—menunjukkan gestur mengundang.
"Ayo, kemarilah kucing kecil—kitty." Ajaknya. Suara pria itu terdengar dalam dan lembut, dan entah mengapa mendengarnya membuat Jimin merasa lebih tenang.
Namun, pemandangan bat bisbol yang berada dalam genggaman pria itu kembali menyentak kekhawatirannya. Jimin memperhatikan takut-takut pria itu, yg kini bisa ia lihat jelas dengan lekat—bagaimana rambut hitamnya menempel pada kening karena basah, begitu pula dengan kaus dan celananya yg kuyup.
Tiba-tiba, suara petir menggelegar dan bahu pria itu berjengit kaget.
Pria ini benci petir?
Fikir Jimin, rasa penasaran yg mendistraksi memenuhi hatinya. Namun, rasa takut kembali mengalahkan rasa penasarannya beberapa saat kemudian, karena bat yg digenggam sang pria asing. Hybrid itu beringsut mundur—dan seketika rasa sakit yg sangat menyengat persendian kakinya.
Sakit sekali, ringisnya dalam hati.
Melirik kembali pria itu, Jimin tahu ia butuh bantuan darinya. Namun, rasa ragu, takut dan terancam menghentikannya. Untungnya, seolah memahami keraguan Jimin; pria itu segera melempar bat itu menuju rerumputan dan mengangkat kedua tangannya. Menampilkan gestur menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here Kitty, Good Kitty.
Hayran KurguYoonmin. Kisah ini dimulai ketika Yoongi menemukan sesosok hybrid kucing di halaman belakang rumahnya, tanpa sengaja. "Ayo mendekatlah, kucing kecil-- kitty." WARNINGS: -BxB -NSFW scene -Slight violence -Cursing -Other Hybrid!AU [translation] [cred...