Dear, January: A-LONE-LY

271 50 64
                                    

Hanya lengang.

Taman dengan senja menggantung sebagai latar, serta aku dan segelintir makhluk individual lain sebagai penganut peran. Ironis. Sebab di antara hiruk-pikuk semesta, nyatanya kami hanya mampu membawa diri sendiri.

Dan bangku di bawah pohon kersen ini juga selalu begitu.

Hampir setiap senja menggantung, waktuku habis dimakan suasana taman berukuran sedang yang ramai oleh berbelas atau berpuluh orang berlabel kesepian. Entah sedari kapan, tempat ini serasa khusus untuk manusia yang memang sudah terlanjut kacau hidupnya. Maka bangku usang ini menjadi saksi bagaimana detikku berlalu secara kacau setiap hari.

Juga, hampir setiap senja, atau malah tidak pernah tidak, bangku pohon kersen ini menatapnya berdiri di sana. Seseorang, laki-laki. Yang sebenarnya tidak nampak kesepian sama sekali.

Aku dan segelintir makhluk individual itu lebih sering tertunduk, murung, bahkan bernapas saja sering urung. Namun dia, lelaki yang kusaksikan hampir setiap senja, selalu datang dengan wajah ceria. Selalu berdiri di bagian taman paling strategis, seolah memang ingin menarik mata secara sengaja. Ia juga selalu membawa tas bersiluet gitar itu, untuk kemudian mengeluarkan isinya dan melantunkan banyak lagu.

Selalu tepat pukul tiga. Hingga petang menjelang, barulah ia berkemas pulang.

Lagi-lagi, entah sedari kapan. Entah bagaimana mulanya lelaki itu memutuskan berdiri dan bernyanyi di sana. Aku juga tak pernah paham, mengapa ia sengaja bernyanyi di antara sejumlah orang yang bahkan tak secelah pun memperhatikan.

Atau mungkin, mereka juga menonton secara diam-diam? Seperti yang selalu dan kini kulakukan. Memandangnya dari spasi jarak berlebih, demi menikmati ia dan sepasang maniknya bernyanyi.

Indah.

Namun tak ada yang bisa dilakukan oleh seorang yang sedang kesepian. Selain hanya memandang, dan menerka. Barangkali waktunya tepat, akan kuputuskan untuk menyapa. Meski entah kapan. Karena menurut pola pikirku, akan canggung jika wanita yang mulai lebih dulu.

***

"Hai." Hingga senja menggantung dengan canggung itu sungguhan tiba, esok harinya.

Ia menoleh, sejenak menghentikan aktivitas berkemas.

"Oh, hai." Lantas balas melengkuk senyum, setelah sebelumnya juga terkesiap dengan canggung.

Mungkin ia heran denganku yang tiba-tiba saja menyapa secara sukarela. Mungkin juga ia merasa waspada.

"Untukmu." Terlebih ketika aku mengulurkan berlembar rupiah itu.

Tunggu, jangan terburu menghakimiku dengan sesuatu. Aku hanya sedang membuktikan apa yang selama ini kupikirkan.

Dan benar saja. Ia kontan tertawa.

"Untukku? Tapi, untuk apa? Apa dengan rupiah itu, kesendirianku bisa bebas?"

Aku terdiam, sejenak. Sesuai dugaan, ia memang tidak bernyanyi di sini untuk sekadar mencari rupiah. Namun jawabnya sedikit membuatku ragu tentang prasangka itu.

Ia juga kesepian?

"Lantas untuk apa? Untuk apa kau bernyayi setiap senja di sini? Toh, tidak ada yang mendengarmu sama sekali."

"Tapi kau memberiku uang. Itu artinya kau mendengarku bernyanyi."

Kali ini aku sungguhan bungkam.

Sedang ia malah kembali melengkuk kelopak bulatnya dengan percaya diri,

"Terima kasih, karena telah mendengarku bernyanyi. Dengan begitu, aku tidak lagi sendiri."

***


Catatan Kecil:

Untukmu, selamat mengimbuh waktu. Terima kasih atas lengkuk manis yang tak pernah mengizinkan kami mengulas makna kata 'sendiri'.


January 16th, 2019.

-----


Starring:

-Park Sungjin-

-Park Sungjin-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-You as Aku-

----


Jahe's:

Hi Hello, Chingu~

Selamat datang kembali di bulan serta tahun yang baru^^

Edisi kali ini, Jahe sengaja membuat semuanya nampak sedikit berbeda. Maaf kalau terlalu sederhana, namun memang begini konsepnya. Semoga kalian tidak begitu kecewa :))

Dan... jujur jahe merasa sedikit sedih, dan campur-campur, gatau, tapi jahe sedih, pengen nangis aja buat Sungjin rasanya :((

Selamat panjang umur juga untuk sahabat-sahabat Jahe yang berimbuh usia di bulan ini, semoga selalu diberi yang terbaik dari yang paling baik. Jahe sayang kalian :*

Jangan lupa semangat, supaya bisa selalu bahagia^^

Sampai bertemu di musim semi nanti~

Bbaing!^^

CATATAN KECILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang