Aku memperkenalkan Tarina pada yang lain. Feo dan Felicia menyapanya dengan lembut. Tapi Tarina malah bersembunyi di belakangku. Dia masih takut pada orang lain. Wajar saja, bukan?
Ivan tidak mengucapkan sepatah katapun. Ia hanya menatapku dalam-dalam. Dari tatapan matanya aku bisa merasakan kalau dia berterima kasih padaku. Mungkin, Ivan masih merasa bersalah karena meninggalkan Tarina begitu saja. Tapi mau bagaimana lagi? Seharusnya Ivan memakai kesempatan ini untuk mendekatkan diri pada adiknya. Mungkin butuh waktu, pikirku.
Kemudian, tanpa bertele-tele aku memberitahu rencanaku selanjutnya pada mereka. "Kita harus kembali ke Resistant. Ada yang harus kubicarakan dengan semuanya."
Kemunculan Xander saat aku menyelamatkan Prada sebenarnya memberiku masalah baru. Xander memintaku untuk menemuinya di sektor Z. Ditambah lagi, ibu Feo berada di sektor A-1. Dari ujung ke ujung, mustahil aku bisa menemui keduanya dalam waktu singkat.
Sektor A-1 terletak di tempat yang dulunya dikenal sebagai Indonesia. Sedangkan sektor Z, terletak di Segitiga Bermuda. Arah keduanya bertolak-belakang, berlainan sisi dari planet ini. Apalagi, sektor Z merupakan zona hitam –yang menurut informasi, tempat yang mustahil didatangi manusia. Baik itu Inhumans atau manusia biasa. Karena itulah, aku harus kembali untuk menyusun ulang rencana pengumpulan D-Genesis.
Semua menyetujui keputusanku. Termasuk Feo, meski agak kecewa karena pertemuannya dengan sang ibu harus ditunda dulu.
≈≈Ω≈≈
Setelah berbulan-bulan menempuh perjalanan, akhirnya kami tiba di markas pusat Resistant. Bagiku, rasanya seperti pulang ke rumah.
Indra dan Vincent menyambutku dengan tatapan lega. Sebenarnya mereka masih tidak percaya kalau aku bisa mengumpulkan para D-Genesis itu. Tidak hanya Indra dan Vincent, Rave dan Ilmea juga hadir menyambutku. Ternyata mereka memang menungguku di sini.
"Selamat, Lass. Kau sudah setengah jalan. Berikutnya, gunakan aku untuk mencapai tujuanmu." Rave berlutut, lalu mengucapkan sumpah setianya.
"Tunggu," cegahku. "Bukankah aku harus diuji terlebih dahulu?"
Rave tersenyum. "Kau sudah lulus dari dulu. Ujian dariku adalah saat kau harus melawan adikmu."
Melihat tindakan Rave, Tarina ikut berlutut lalu mengucapkan sumpah setianya meski terdengar kaku. "Lass... Kau lulus," ucap Tarina sambil melirik ke arah Seal di lengannya.
Indra tersenyum, lalu menghampiriku. "Jangan senang dulu, Lass. Masih ada yang harus kau lakukan, bukan?"
Aku mengangguk. "Benar, masih ada yang harus kulakukan. Masih tersisa dua D-Genesis lagi."
"Dua? Maksudmu, tiga?" Indra mendekatkan wajahnya. "Siapa bilang kau sudah lulus menjalani ujian dariku?"
≈≈Ω≈≈
Ujian dari Indra bisa dibilang ujian yang paling berat di antara yang lain. Masalahnya, aku dinyatakan lulus olehnya kalau aku berhasil mengumpulkan semua D-Genesis yang tersisa. Tak kusangka, ternyata Indra sesadis itu padaku. Tapi sebenarnya, tidak diuji pun memang itu tujuanku. Mungkin Indra hanya ingin menguji keteguhan hatiku saja.
Sebenarnya aku ingin segera membicarakan masalah Xander dan Hanami –ibu dari Feo. Tapi Indra memintaku untuk beristirahat hari ini. Malah, beberapa hari ke depan aku diharuskan untuk bersantai. Meski dia bilang tidak ada waktu lagi, tapi menurutnya aku butuh beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
D-Genesis : Reversed
Ciencia FicciónDi tahun 2025, seorang ilmuwan ahli genetika berhasil menciptakan sebuah serum yang mampu meningkatkan potensi manusia secara maksimal. Setelah bertahun-tahun meneliti, ayahku, Dr. Sheer Genesia, akhirnya bisa membuktikan pada dunia kalau teorinya t...