Bar dipenuhi dengan musik yang keras,obrolan yang acak, dan asap rokok dimana-mana, dan di sinilah dia. Duduk sendirian dengan segelas martini di depannya,mungkin itu botol ketiga atau kelimanya, dia tidak perduli. Kepalanya mulai terasa berputar tetapi dia mencoba mengalihkannya dengan berbicara pada bartender.
"jadi,aku sudah menunggu hampir setahun. Dia bilang akan pulang tahun ini,tepatnya awal tahun ini. Tapi bulan apa sekarang?" dia menyipitkan matanya karena tidak bisa melihat dengan jelas wajah sang bartender.
"oktober?" bartender tersebut menjawab sambil mengelap gelas yang baru di cuci.
"Oktober??? Sudah bulan oktober?" dia bersandar dan memiringkan kepalanya.
"ya,20 oktober lebih tepatnya"
"Oh... lihat? Sekarang sudah bulan oktober! Dan dimana dia sekarang? Dia masih di negara asing untuk menghasilkan uang atau apapun itu" dia menggelengkan kepalanya.
"ngomong-ngomong siapa namamu?"
"shani"
"Oh. Hai shani. Saya Naomi". Dia menawarkan tangannya untuk berjabat tangan.
Shani memandangnya geli, dia telah melihat banyak orang mabuk sebelumnya, tetapi yang ini sedikit berbeda." Senang bertemu dengan mu" dia menjabat tangannnya. "jadi,siapa gadis yang kamu maksudkan ini? Jika saya boleh tau"
"ugh, tidak. Memikirkannya saja membuatku marah dan kesal" naomi menggelenkan kepalanya dan membenamkan wajahnya di telapak tangannya.
"apakah dia kekasihmu?"gadis bartender bertanya dengan ragu-ragu.
Naomi pun terkekeh "kekasih? Ya benar. Haruskah aku mencari orang lain? Mugkin aku memang harus melakukannya?"
Shani berusaha untuk tidak tertawa "tapi kamu harus membicarakannya dulu. Tidak baik kalau kamu tidak melakukannya"
Dia menghela nafas dan mencari dompetnya "apakah kamu melihat dompetku? Tadi ada di sini"
Bartender itupun menjawab sambil terkekeh "maksudmu yang itu?" dia menunjuk ke dompet pink tepat di samping gelas.
"oh terimakasih. Kamu baik sekali" dia pun mencoba membukanya,tapi karena mabuk membuat dia sulit membukanya. "bisa tolong bukakan dompetku?"
"seharusnya kamu tidak minum terlalu banyak. Kamu mabuk sekarang" Shani membukanya dan mengembalikannya.
"terima kasih Shani" butuh beberapa menit untuk menemukan ponselnya. Dia menatapnya sejenak sebelum menunjukkan pada Shani "lihat ini dia. Gadis bodoh itu. Dia seharusnya tidak pergi"
"dia tampak seperti wanita muda yang baik"
"ya,baik. Baik sampai dia memberi tahuku dia harus pergi ke suatu tempat yang jauh untuk menangani perusahaannya yang bodoh itu. Seharusnya aku tidak jatuh cinta pada gadis kaya seperti dia" Naomi mengembalikan ponselnya. "ngomong-ngomong,jangan jatuh cinta pada gadis kaya yang imut. Mereka tidak baik dalam jangka panjang" dia menghela nafas lagi "boleh aku meminta segelas lagi?"
"apakah kamu yakin masih kuat? Matamu hampir tertutup" Shani terkekeh.
"tentu aku bisa. Satu gelas lagi dan aku akan pergi. Aku tidak ingin mengganggumu lagi" Naomi menyandarkan pipinya di tangannya.
"satu lagi oke? Ini yang terakhir"
Naomi pun mengangguk dan menunggu pesanannya.
"permisi"
Naomi hampir tertidur sampai seseorang menepuk pundaknya. Dia berbalik dan menatap orang itu lalu bertanya. "apa?"
"apakah kamu sendirian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mabuk
Fanfictionketika seorang Naomi mabuk dan di tinggal istrinya... apakah yang akan terjadi???