Vote and Comment {Votement}
Gry POV
Saat ini gue lagi di tempat latihan berpedang... sudah lebih dari 3 jam gue berlatih berpedang
Panglima Ji telah mengajarkan gue berbagai cara bermain pedang
Dan gue dengan cepat menguasainya... selang 3 jam gue telah bisa menguasai dasar dasar nya
Dan saat ini gue sedang bertarung melawan salah satu pengawal di minta oleh Panglima Ji untuk melawan gue
Selang beberapa puluh menit gue uda bisa membuat pengawal itu tumbang
"Panglima Ji bagaimana jika kita berdua yang bertarung ?" Tantang gue ke panglima Ji
"Tapi Hwangteaja-bi saya takut anda akan terluka" ucap nya sopan
"Kamu terlalu merendahkan ku Panglima... aku tidak lah selemah itu Panglima" ucap gue santai
"Tapi Hwangtaeja-bi saya.." ucapan nya terpotong karena gue
"Ini perintah Panglima" ucap gue tegas
"Baik lah saya akan menuruti permintaan mu Hwangtaeja-bi" ucap nya sopan
Setelah itu kami bertarung
Mula nya sedikit sulit mengalahkan nya namun perlahan lahan gue mulai terbiasa dan gue uda bisa mengetahui setiap gerakan nya
Tangan gue terluka akibat pertarungan ini... bahu gue juga sama
Tapi ngak lama gue berhasil melukai bahu panglima Ji dan juga berhasil mengalahkan nya
"Anda sangat hebat Hwangtaeja-bi saya kagum akan kecepatan anda dalam mempelajari nya... dan maaf atas kecerobohan saya yang membuat anda terluka Hwangtaeja-bi" ucap nya sambil menunduk
"Tidak apa apa Panglima... luka ini tidak akan membuat saya meninggal... anda juga sangat hebat hingga membuat saya kewalahan untuk mengalahkan anda... dan juga terima kasih atas pujian nya Panglima" balas gue sambil tersenyum tipis
Panglima pun tersenyum bangga dan sedikit menunduk ke arah gue
Setelah itu gue menuju ke pemandian permaisuri untuk membersihkan tubuh gue
Saat ini gue lagi ada di kamar gue,, dengan Velna yang baru usai mengeringkan rambut gue
Dan sekarang dia lagi menyisir rambut gue yang panjang
"Hwangtaeja telah tiba" teriak seseorang dari luar sana
What the ngapain tu curut ke kamar gue
Dia mau cari masalah lagi ? Tapi gapapa deh,, abis gue lagi gabut banget jadi lumayan lah bisa ngilangin kegabutan gue
Ngak lama Nieldho masuk dan memerintah kan Velna untuk meninggalkan kami berdua
"Kamu mau kemana Velna ?" Tanya gue basa basi
"Maaf nona tapi Hwangtaeja meminta saya untuk meninggalkan kalian" ucapnya sopan
"Kapan dia meminta mu ? Aku bahkan tidak mendengar dia meminta mu untuk keluar atau meninggalkan kami berdua" ucap gue pura pura ngak tahu
"Tapi Hwangtaeja telah memberi saya isyarat bahwa harus meninggalkan kalian berdua nona" balas nya sopan
"Isyarat ? Apakah dia bisu ? Sehingga menggunakan isyarat" ucap gue mengejek
"Nona anda tidak boleh mengatakan itu terhadap Hwangtaeja" tegur Velna sopan
Gue cuma berdecih kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Bad {COMPLETE}
Roman pour Adolescentsgadis berandalan yang meninggal karena bermaksud melindungi kekasihnya.. tanpa dia tau kalau musuh sebenarnya adalah kekasihnya sendiri... namun apa yang terjadi ? dia hidup kembali,, dengan wajah yang sama,, namun penampilan yang berbeda,, dan juga...