8

18 8 0
                                    

Yeri meletakkan dua cangkir teh di atas meja kemudian duduk di kursi menatap kedua pria yang berada didepannya.

"Silahkan diminum." kata Yeri menyuguhkan teh pada kedua pria itu.

Ray tersenyum lalu meminum teh, sedangakn Cleo hanya menatap gadis itu dengan tatapan curiga. Sejak mereka mengantar gadis itu kerumahnya, ada sesuatu yang ingin diketahui oleh Cleo apalagi Ray kenal dengan gadis manusia ini.

"Adiknya Ray gak minum?" tanya Yeri membuat Cleo tersentak.

"Ma-makasih, saya tidak haus." sahut Cleo membuat Ray melirik tajam pada adikknya itu.

"Padahal aku udah buat dua, aku kira kamu minum." ujar Yeri sedih.

Ray menendang kaki Cleo memberi tanda kalau ia harus menerima teh yang disugukan oleh Yeri.

"Ahahaha maaf, aku akan minum tehnya terima kasih." Cleo yang tidak ingin membuat kakaknya kesal pun langsung meminun teh panas itu.

"Aku senang kau mau minum tapi pelan-pelan saja. Nanti lidahmu terbakar." ujar Yeri lembut.

"Iya, terima kasih." wajah Cleo memerah.

Ray menatap Yeri yang sejak tadi berbicara dengan Cleo, mereka terlihat sangat akrab padahal mereka baru saja bertemu. Gadis itu terlihat sangat peduli pada adiknya membuat rasa cemburunya muncul secara perlahan.

"Ahem." Ray berdehem membuat Cleo dan Yeri menghentikan pembicaraan mereka.

"Ray? Kau sakit?" tanya Yeri membuat Ray tersenyum.

Ia mendapatkan sebuah ide. "Iya, tenggorokanku sakit. Gara-gara hal itu aku jadi sulit menelan sesuatu." ucap Ray berbohong.

Cleo melihat Ray yang menatapnya dengan tatapan mengejek. "Si keparat ini sengaja ternyata. Awas saja kau." batin Cleo.

"Rasain tuh, makanya jadi orang jangan sok dekat. Itu milik gue, bukan milik lo." pikir Ray dalam hati.

"Ray, aku rasa kau harus ke dokter. Tidak baik jika membiarkan tenggorokanmu sakit terus-menerus. Apalagi cuaca saat ini sedang tidak bagus."

"Tentu saja, setelah ini aku akan ke dokter untuk memeriksa. Kau sangat baik Yeri aku senang kau ma-"

"Kak, lebih baik kita segera pergi ke dokter. Cuaca akan semakin memburuk jika kita berlama-lama disini." Kata Cleo membuat Ray menggepalkan tangannya.

"Adik kurang ajar!" gumamnya.

"Apa Ray? Kau bilang sesuatu?" tanya Yeri

"Oh, tidak ada. Maaf Yeri kami harus pergi nanti kalau aku sudah lebih baik aku akan datang lagi kemari."

Cleo menarik cepat tangan Ray membuat pria itu menggerutu kesal. Helena yang datang terkejut melihat kedua pria keluar dari rumahnya.

"Halo kak." sapa Ray menunduk diikuti Cleo.

"Ha-halo." sapa Helena dengan bingung.

Kedua pria itu pun seger pergi meninggalkan Helena dengan cepat sebelum Helena bertanya. Wanita itu pun masuk untuk mencari tau lebih jelas.

"Yeri" panggil Helena.

Yeri keluar dari dapur dan terkejut melihat kakak perempuannya sudah pulang.

"Kakak udah pulang? Kakak udah makan belum?" tanya Yeri senang.

"Aku udah makan, siapa mereka Yeri?" tanya Helena tanpa harus berbasa-basi.

"Mereka? Siapa?"

"Tadi aku berpapasan dengan dua pria yang keluar dari rumah kita. Itu teman-temanmu?"

"Oh iya kak, mereka teman-temanku. Tadi mereka mengantarkanku pulang. Mereka tidak terburu-buru jadi aku mengajak mereka minum teh dulu." Jelas Yeri.

"Ah aku kira tadi mereka siapa. Aku sempat takut saat melihat mereka keluar tanpamu."

"Aku sedang memulangkan cangkir tadi, aku juga mau mengantar mereka tapi mereka buru-buru jadi gak bisa ngantar deh."

"Yaudah kalau gitu. Kakak ke kamar dulu ya, capek habis keluar bareng teman."

"Iya kakak, aku juga mau ke dapur cuci piring."

Helena mengangguk lalu masuk ke kamarnya. Dikamar, ia duduk di kasurnya sambil memikirkan kejadian tadi. Ia masih tidak menyangka kalau adiknya Yeri memiliki teman.

Ia tidak masalahkan kalau yeri mendapatkan teman tapi aneh, biasanya Adik kecilnya itu selalu cerita jika ia mempunyai teman
Tapi para pria yang tadi ia temui rasanya tidak pernah diceritakan oleh adiknya.

Rasa keinginan tahuan Helena pun semakin membesar. "Siapa sih Mereka? Gimana bisa mereka dekat dengan Yeri?"


🎆🎆🎆

Ray masuk kedalam rumah dan langsung merebahkan dirinya di sofa. Cleo yang berjalan dibelakang pun ikutan duduk. Cleo melihat kelakukan kakaknya yang sejak tadi menghela napas mulai dari mereka pulang.

"Hahhh." Helanya lagi.

"Lo kenapa sih? Sesak napas?" tanya Cleo.

"Gue gak sesak napas, gue cuma lagi narik napas supaya gue tenang."

"Emang lo punya napas? Baru tau gue." canda Cleo.

Ray melemparkan bantal ke arah Cleo membuat adikknya tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lucu kakaknya.

"Gak lucu." tukas Ray.

"Lo kenapa sih ray? Dari tadi hela napas terus. Gak capek apa?"

"Gue gak tau kenapa gue kayak gini. Setelah kita pulang dari rumah Yeri napas gue serasa sesak gak tau kenapa."

Cleo tersenyum, ia paham apa yang dimaksudkan oleh kakaknya itu. Ia pun berdiri dan duduk disebelah sofa tempat Ray merebahkan dirinya.

"Lo tau gak kenapa lo sesak napas tiba-tiba?" tanya Cleo.

Ray menatap Cleo dengan bingung. "Kenapa?"

"Lo sesak napas karena lo itu lagi jatuh cinta."

"Hah?! Jatuh Cinta?!!"

Happy Reading
Just for fun 🤗



[V]amp's Prince 👑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang