Kelimabelas

151 19 0
                                    


Multimedia: Devalexa Jean Black (with the new hair)

*-----*

          Zytca hanya bisa mengangguk mengiyakan saat gadis tomboy itu melepas kemejanya dan segera melucuti bra yang dikenakan oleh Zytca. Bibir yang menggoda itu akhirnya menentuh payudara Zytca dengan perlahan, membuat Zytca melenguh hebat sampai akhirnya ia merasakan tangan Alex menyusup ke balik rok yang dikenakannya.

Tidak.

Jangan.

Jangan kesana!!!

Tanpa disangka, gadis tomboy itu menghentikan sentuhannya saat Zytca memejamkan mata dalam ketakutan "Something wrong?" memilih untuk tidak menjawab, gadis itu kemudian turun dari meja dan membereskan kekacauan yang terjadi padanya.

"Apa ada sesuatu yang salah, Ivanca?"

Zytca hanya bisa menggeleng tak tahu harus menjawab seperti apa pada gadis di depannya ini. Secara tiba-tiba, Alex menjatuhkan kecupan kecil di pelipisnya, membuat Zytca mengangkat pandagan meskipun enggan "Kalau Kau tidak ingin bercerita, Aku baik-baik saja dengan itu"

Melihat gadis tomboy itu memakai jas yang melekat di tubuhnya membuat Zytca jadi enggan melepaskan mata darinya meskipun ia adalah gadis yang sama dengan gadis yang membangkitkan memori burukya dari masa lalu.

*--*

          Tidak! Bagaimana mungkin lelaki itu bisa mengetahui tempat Zytca bersembunyi? Bagaimana mungkin dia bisa tahu kalau Zytca berada disini? Sialan! Harus bagaimana ia sekarang? Zytca tidak bisa bersembunyi kemanapun lagi! Zytca tidak mungkin bersembunyi! Dimana ia harus bersembunyi?!

Hentikan! Jangan mendekat! Tolong!! Tolong!! Jangan!! Tolong!!

Lelaki bertubuh besar itu menghampiri dengan disertai seringaian kecil. Zytca tidak bisa melawan karena sekarang kedua tangan dan kedua kakinya sudah di borgol ke ranjang. Yang bisa Zytca lakukan hanyalah terpejam ketika tangan-tangan kasar itu menyentuhnya dengan gerakan agresif.

Zytca bisa merasakan flogger menyentuh kulitnya dan gadis itu ingin berteriak kencang saat gadis itu dapat merasakan flogger itu sampai di area sensitive nya dan lelaki itu menamparnya disana membuat Zytca tersentak karena refleks.

Sekali lagi lelaki itu menamparnya disana dan Zytca kembali tersentak.

Menangis diantara persatuan tubuh mereka yang kasar, gadis itu bisa merasakan sebuah cairan hangat keluar dari sana lelaki bajingan itu telah berhasil merebut keperawanannya. Zytca tidak bisa melawan saat ia merasakan sentuhan intim yang tidak pernah diinginkan oleh Zytca, yang bisa ia lakukan hanyalah merintih diantara persatuan tubuh mereka.

*--*

          Menggeleng pelan saat ia merasakan sentuhan lembut Alex di atas kulitnya, Zytca kemudian menyerahkan satu senyum simpul padanya "Terimakasih untuk mengerti" dan gadis tomboy itu hanya mengusap pipi Zytca sebagai jawabannya.

"Jadi, bagaimana? Sudah siap mendesign perpustakaan?"

Alis Zytca terangkat sebelah saat ia mendengar pertanyaan itu keluar dengan mudah dari bibir tipis milik Alex "Kamu mengijinkanku untuk mendekorasi perpustakaan perusahaanmu?"

"Ini perusahaan Ayahku"

Zytca memutar bola mata dengan sebal "Tidak lama lagi ini akan jadi milikmu"

Sekarang giliran Alex yang memutar bola mata "Kau mendoakan Ayahku mati?"

"Eh? Kenapa pula urusannya denganku?" sewot Zytca tak terima

"Karena Kau barusaja berkata bahwa 'perusahaan ini akan jatuh ke tanganku dalam wakti dekat' wich is mean Kau mendoakan Ayahku untuk pergi kea lam sana"

Gadis yang di tanya hanya menggeleng sebagai jawaban lantas terkekeh kecil karenanya. Jika dipikir-pikir gadis tomboy yang arogan, sombong, keras kepala dan kaya itu ada benarnya juga.

*- Riska Pramita Tobing -*

          Nuansa yang dirasakan Zytca saat memasuki perpustakaan perusahaan milik Ayah Alex adalah megah. Hanya itu yang dapat ia pikirkan saat ia di antar oleh gadis tomboy itu untuk membantu design yang akan di buat. Tidak bisa merasakan perasaan lain selain segan, gadis cantk itu jadi eggan melihat-lihat ruangan karena takut tersesat diantara banyaknya lemari buku yang menghalangi jalan persis seperti labirin.

Zitca bisa melihat Alex sedang menunggunya berbicara, tapi gadis itu tiba-tiba merasa kegugupan menyerang dirinya dua kali lipat saat gadis tomboy itu mendekat padanya "Jadi, sudah menemukan konsep yang tepat?" tersentak kaget saat merasakan sentuhan Alex di pundaknya, Zytca kemudian mengambil langkah menjauh barang beberapa langkah "Can you give me tour please?"

Gadis tomboy itu mengangguk lantas segera menyerahkan tangannya untuk di gandeng. Zycta melihat ke sekeliling ruangan, tidak ada dekorasi yang spesial di perpustakaan sebesar ini. Hanya banyak sekali buku-buku tua yang kemungkinan sudah tidak digunakan. "Apa Kamu akan memperbaharui bukunya juga?"

"Ya, tentu saja"

Berjalan perlahan menuju sudut ruangan dimana ada banyak sekali lukisan klasik yang terlihat berkelas dan mahal, Zytca kemudian melihat salah satu lukisan disana di namai dengan Devalexa Jean Black di sudutnya "Ini buatanmu?" dan gadis tomboy itu hanya mengangguk dengan disertai tampang menyebalkan yang akhir-akhir ini sudah sering dilihat oleh Zytca.

"Sisanya bisa Kau lihat-lihat sendiri. Ada rapat menunggu"

"Oh baiklah"

"Kalau begitu, sampai jumpa nanti untuk makan siang"

"Sampai jumpa"

Alex terdiam disana tanpa ingin beranjak, dan tentunya membuat Zytca jadi mengangkat alis karena gadis tomboy itu tidak kungjung pergi menuju rapat yang sudah menunggunya. "Kenapa Kamu masih disini?" terkekeh kecil, Alex kemudian mendekat dan mengamit pipi Zytca dan mencium bibirnya dengan cepat "Ada yang ingin kulakukan terlebih dahulu" gadis itu kemudian menjatuhkan ciumannya ke leher jenjang Zytca dan mendorongnya menuju rak buku yang berada di paling ujung.

"Oh, C'mon Ms. Black!!" gadis tomboy itu menghentikan ciumannya saat ia mendengar gadis yang di cium menggerutu "Ada rapat menunggumu" dan Alex hanya bisa tersenyum seraya langsung pergi dari sana meninggalkan Zytca dengan keadaan hampir mati karena detak jantungnya tidak bisa di atur.

Sepeninggal Alex, Zytca kemudian menelusuri sisa dari lorong yang sudah tinggal sedikit. Saat gadis cantik itu melihat banyak sekali dokumen tidak rapi, tangannya terasa gatal dan ingin segera saja membereskan apapun yang ada di dalam rak tinggi paling akhir yang kebanyakan diisi oleh dokumen tua.

Tanpa disangka, mata biru milik Zyta jatuh pada map bertuliskan ARGA ANDROMEDA yang di cetak dengan hurup kafital dan tidak lupa di tebalkan. Penasaran dengan isinya, Zytca kemudian membuka satu persatu dari kertas berisikan informasi soal Arga yang adalah laki-laki yang sudah menodainya di masa lalu.

Ada apa sebenarnya dengan ini semua?

Membalikkan lembar demi lembar yang penuh dengan tulisan membosankan, Zytca kemudian menemukan seuatu yang menarik di paragraph terakhir pada lembar keempat. Tertulis kata-kata mencolok dimana kata 'BARANG BUKTI' tercetak disana.

Zytca bisa melihat ada poto dirinya disana bersama dengan Arga, di ruang itu. Tak bisa percaya dengan apa yang ia lihat, gadis itu menjatuhkan air mata saat tak sengaja melihat poto lain dimana Zytca sedang diikat oleh Arga di langit-langit ranjang dan tengah di tatapi oleh seorang lelaki yang membelakangi CCTV yang tentunya adalah Arga itu sendiri.

Apa ini yang dilakukan Alex selama ini? Mencari barang bukti untuknya agar ia mendapatkan keadilan?"

Jesus Christ!!

*-----*

Riska Pramita Tobing.


BIGGEST FEAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang