Siapa Peduli
...Aku hidup di sebuah zaman. Di sebuah negara dengan populasi penduduk yang cukup tinggi. Aku bukan anak kecil yang selalu dianggap remeh, bukan juga orang dewasa yang selalu dianggap benar. Persis seperti yang dikatakan orang-orang, aku adalah seorang remaja yang sedang berada dalam fase pencarian jati diri.
Aku ingin sekali mengajak kalian untuk mengunjungi negeri dimana aku tinggal sekarang. Aku ingin negaraku terkenal di mata dunia. Yang setiap harinya terekspos media karena keindahan alamnya. Seperti Indonesia yang selalu menjadi tujuan turis dari berbagai mancanegara. Tapi sayangnya, negaraku ini tidak pernah dilirik oleh negara- negara lain.
Sebentar...
Apa kau mencium sesuatu?Uh, aroma bau busuk yang sangat menyengat dan membuat perut mual! Kau menutup hidungmu rapat-rapat agar tidak mencium bau itu. Tapi percuma, kau masih mencium baunya dengan sangat jelas. Kurasa tidak ada manusia yang menyukai bau semacam ini.
Sekarang, kau perhatikan baik-baik di sekelilingmu!
Uh, timbunan sampah-sampah menumpuk dengan banyak lalat di atasnya! Kau tidak akan sanggup untuk melihat bukit sampah itu. Hingga akhirnya kau berlari sejauh mungkin untuk menghindarinya.
Kawan...
Itulah potret pemandangan negaraku. Tempat dimana aku dilahirkan. Sebuah negara yang jauh dari keindahan. Setiap sudut kota kami sudah tercemar dan terkontaminasi dengan berbagai jenis kotoran serta kuman. Sampah bertebaran dimana-mana sejauh dan seluas matamu memandang. Miris!...Satu hal yang menandakan negeri kami. Sampah.
Tidak banyak yang tahu jika negeri kami dahulu adalah surganya dunia. Alam kami ini dirusak oleh tangan-tangan usil dan biadab yang tidak menjunjung tinggi akhlak mulia.
Dahulu kala...
Negeri kami ini dikaruniai oleh Tuhan sumber daya yang melimpah ruah. Alamnya indah mempesona. Air yang begitu jernih nampak pada setiap aliran-aliran sungai. Kau bisa mendapati bayangan dirimu sendiri di atas genangan air karena terlampau jernihnya. Kau bisa meminum air itu tanpa khawatir oleh kemurnian yang terkandung di dalamnya.
Banyaknya pepohonan yang tumbuh di setiap jalanan membuat harimu begitu teduh. Kau seperti memiliki banyak oksigen untuk kau hirup. Belum lagi bunga-bunga cantik yang bermekaran dengan rumput-rumput hijau di sekelilingnya. Layaknya negeri dongeng yang pernah kau lihat di film waktu kecil. Semua itu nyata tanpa direkayasa. Aku tidak bohong sedikitpun mengenai hal itu. Terserah dirimu percaya atau tidak.
Keindahan negeri kami menjadi daya tarik para wisatawan. Mereka berlomba-lomba datang ke negara kami untuk sekedar menikmati pemandangan kemudian memotretnya dengan kamera.
Bertahun-tahun negara kami terkenal di mata dunia. Siapa yang tidak mengenal negara kami?
Surga dunia dengan sejuta pesona alamnya.
Namun semua itu tidak bertahan lama. Keindahan alam kami sirna. Dalam waktu singkat semua berubah menjadi neraka!
Penghuni negeri kami tidak secantik dan seindah alamnya. Mereka mengotori alam mereka dengan akhlak yang tidak terpuji. Setiap hari jutaan sampah menumpuk tanpa dikelola dengan baik. Tidak ada yang mau mengurusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Peduli
Short StorySiapa Peduli Aku hidup di sebuah zaman. Di sebuah negara dengan populasi penduduk yang cukup tinggi. Aku bukan anak kecil yang selalu dianggap remeh, bukan juga orang dewasa yang selalu dianggap benar. Persis seperti yang dikatakan orang-orang, aku...