Eps. 16 (Memilih Jalan Terbaik)

555 87 53
                                    

Setelah kejadian buruk yang menimpa beberapa waktu yang lalu, Dikta mutusin buat bawa Seika tinggal bareng sama dia di apartemen barunya. Dikta sendiri juga belum baikan sama orang tuanya terutama sama ayahnya. Bundanya pun gak bisa ngelakuin apapun buat bantuin Dikta. Itulah kenapa Dikta mutusin buat keluar dari rumahnya dan tinggal berdua aja sama Seika.

Dengan sabar Dikta ngerawat Seika yang belum sepenuhnya pulih dari cedera sehabis kecelakaan. Dikta juga masih belum bisa masuk kantor setelah sekian lama. Mungkin saat masuk nanti Dikta juga bakalan dipecat atau pilihan terakhir dia harus resign dari perusahaan karena udah terlalu lama gak masuk. Tapi demi Seika dia akan lakuin apapun sekalipun nyawanya yang ditukar.

Beberapa hari ini Dikta juga ditemenin sama Luna yang harus bolak balik ke apartemennya buat bantu ngurusin Seika. Seberapapun Dikta ngelarang Luna buat bolak balik dari kosan ke apartemen lanjut ke kampus, belum lagi dia harus kerja malam, tapi karena rasa sayangnya ke Seika itu gak akan bikin Luna nyerah. Harta Luna yang paling berharga itu kakaknya.

“Kak, Luna pamit dulu ya. Luna kan harus kerja.”

“Nanti kamu balik kesini lagi kan?”

“Luna usahain ya kak, soalnya Luna harus nemenin Verdi di kampus. Besok lusa fakultas kita mau ada event jadi Verdi sibuk karena jadi panitia. Gapapa kan?”

Seika hembusin napas kecewa, tapi sedetik kemudian dia senyum menenangkan.

“Yaudah gak apa-apa. Salam buat Verdi ya.”

“Iya kak. Kak Seika istirahat ya.”

Luna nyium puncak kepala kakak kesayangannya itu sebelum pergi.

“Sayang, aku anter Luna ke bawah ya. Sekalian mau ke minimarket.” Pamit Dikta yang dari tadi sibuk di dapur.

Seika ngangguk dan senyum. Gak lupa juga Dikta nyium kening Seika sebelum keluar buat anterin Luna. Seika masih duduk di kursi rodanya sambil nonton tv.

Seika ngelirik ke arah meja di sebelah tv, hp Dikta ketinggalan. Hapenya nyala, ada chat masuk. Seika gak sengaja liat ada tulisan “Ayah” disana. Dengan gemetar Seika ambil hape Dikta, dia pengen tau ayah Dikta ngechat Dikta kayak gimana.

Seika langsung naruh hape Dikta lagi setelah dengan mata kepalanya dia baca pesan singkat itu terpampang di layar hape Dikta. Kata-katanya bukan becandaan. Dikta gak akan pernah lolos dari jerat ayahnya. Dan semua karena Seika.

Jangan kira ancaman Ayah cuma buat gertak kamu. Ayah tidak sedang bercanda.’ -Ayah

***

“Jagain kak Seika ya, gue pergi dulu.”

“Hati-hati di jalan ya adek ipar.” Dikta ngacak pelan rambut hitam Luna.

“Baiklah kakak ipar, adek ipar pergi dulu. See you.” Dikta nunggu sampe taksi Luna jalan dan hilang di kejauhan.

Pas balik badan Dikta dikagetin sama Sophia yang udah berdiri di belakangnya.

“Astaga ngagetin aja sih sof.”

“Kamu ngapain disini?”

“Mau ke minimarket. Kamu sendiri?”

“Aku mau nyamperin kamu. Eh kamunya disini.”

“Ada perlu sama aku?”

“Enggak sih, aku kangen aja sama kamu.” Kata Sophia jujur.

Dikta cuma senyum dan berdecih. Ternyata cewek satu ini masih belum bisa move on dari dirinya. Padahal Dikta juga udah bilang kalau Dikta tuh udah punya pacar. Mungkin Sophia tuh penganut ajaran ‘sebelum janur melengkung masih ada kesempatan jadi pelakor’. Jangan ditiru ya teman-teman.

SEIKA (Seokmin X Soonyoung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang