Mark begitu terkejut dengan tepukan seseorang pada pundaknya. Lebih mengejutkan lagi saat Renjun orang yang sangat dikenalnya berada di depannya.
"Aku tidak mau percaya pada Jaemin sebenarnya," lirih Renjun memandang Mark, "tapi kau benar-benar masih hidup Mark." Renjun menyentuh wajah Mark dengan perasaan yang membuncah.
"Maaf ya. Anda siapa? Kami sedang makan sekarang dan Anda telah-"
"Dia kenalanku Xiaojun," potong Mark yang membuat Xiaojun bungkam.
"Renjun, duduklah dulu! Pasti banyak tanda tanya dalam benakmu."
"Tentu saja, Mark. Aku selama ini berpikir kau telah pergi meninggalkan kami semua. Tapi sekarang kau kembali dengan keadaan yang baik. Kau selamat dari kejadian itu. Kau tidak meninggal seperti para polisi itu katakan. Kau-"
"Duduklah dulu!"
Mark memundurkan kursi di sampingnya untuk Renjun. Langsung saja Renjun menempati kursi yang sudah Mark siapkan untuknya. Renjun memandangi Mark dan Xiaojun secara bergantian.
"Dia Xiaojun, seorang dokter yang telah merawatku selama ini. Dia dan kedua temannya yang telah menolong ku."
Xiaojun merasa risih dengan tatapan intimidasi Renjun padanya. Perasaan Xiaojun, dia tidak melakukan kesalahan apapun.
"Aku berterima kasih padamu telah menolong Mark dan merawatnya selama ini." Pandangan Renjun tidak teralihkan sedikit pun dari Xiaojun.
"Terima kasih kembali," Xiaojun memandangi Mark dengan memberi kode agar Renjun berhenti menatapnya.
"Renjun!" panggil Mark yang mengalihkan perhatian Renjun, "bagaimana dengan kalian?" tanya Mark.
"Kami baik-baik saja, Mark. Semuanya sudah terselesaikan. Orang tua Chenle dan Jaehyun hyung membantu kami agar masalah kita semua selesai. Uang yang selama ini kita dapat dikembalikan ke kas negara. Tapi warisan untukmu tidak, kami meyakinkan uang itu tidaklah hasil kejahatan kita selama ini."
Mark bersyukur semuanya telah membaik. Dia takut jika teman-temannya harus ditahan lagi.
"Bagaimana dengan keadaannya?" tanya Mark lagi yang merujuk pada kondisi seseorang.
"Haechan dulu sempat untuk bunuh diri beberapa kali karena frustasi kehilanganmu."
Xiaojun merasa tidak asing dengan nama Haechan disebut. Selama Mark tidak sadarkan diri, dia terus-terusan menyebut nama Haechan. Hendery sempat bilang mungkin saja orang bernama Haechan itu adalah orang terkasih bagi Mark. Akan tetapi, Xiaojun tidak mempercayainya begitu saja.
"Lalu bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Mark yang kentara sekali begitu khawatir.
"Sekarang jauh lebih baik. Meski tidak seceria dulu, dia tetap mau berkomunikasi dengan lain. Waktu dia baru sadar dari koma, Haechan tidak mau berbicara pada siapapun. Dia hanya terus menyebut namamu. Dia terus menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian waktu itu. Mungkin sampai sekarang dia masih menyalahkan dirinya, hanya saja dia sudah menyembunyikan perasaannya itu."
Xiaojun memandangi Mark yang nampak begitu rapuh mengetahui kondisi orang bernama Haechan itu. Bisa dia simpulkan jika Haechan memang orang terkasih Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot ✔
FanfictionSeorang polisi yang memiliki hubungan khusus dengan seorang penjahat