Two

816 79 2
                                    

Jam pulang sekolah sudah berdering sejak 5 menit yang lalu,para siswa dan siswi berhamburan keluar dari jelas dengan wajah yang beragam.

Banyak yang langsung menuju parkiran untuk langsung pulang ada yang malanjutkan kegiatan ekskul bahkan ada yang hanya duduk di taman sekolah untuk menghabiskan waktu bersama temannya.

Begitupun dengan Atha,setelah mengemas peralatan nya dia melangkahkan kakinya keluar kelas,jika tanya Raja dan Rasya dimana,mereka sudah lebih dahulu keluar jelas karna ada latihan basket yang mereka ikuti.

Atha berjalan perlahan keluar dari area sekolah menuju halte dekat sekolahnya guna menunggu kakak nya.

Atha mendudukan pantatnya di bangku halte sambil sesekali menengok ke arah dimana seharusnya kakaknya datang.

Cukup lama ia menunggu hingga dering ponselnya berbunyi menandakan pesan masuk,Atha mengambil ponsel yang di kantung jas sekolahnya dan membukanya.

From:kak Tana

Tha maaf ya kakak gak bisa jemput,ada tugas yang gak bisa ditinggal,kamu telpon pak jaka aja ya!

Kira2 seperti itulah bunyi pesan itu,tanpa ada niat membalas  Atha memasukan ponselnya kembali kedalam sakunya dan berdiri berjalan perlahan menuju yempat lesnya.

Atha memang jarang memakai mobil pribadi ataupun menggunakan sopir pribadi yang diberi Sean karna dia tak suka bila terlalu di awasi oleh Sean,meskipun sering di marahi oleh Sean karna itu tapi dia tak pernah kapok.

Atha berjalan dengan lesu tanpa ada gairah,karna memang hidupnya tak pernah bergairah mungkin begitu pikirnya.

Hingga tak terasa kakinya melangkah hingga sampai di sebuah taman kota yang cukup ramai sore itu,kebanyakan dari mereka adalah remaja seumutannya yang menghabislan waktu pulang sekolahnya,menghilangkan sedikit stress sehabis belajar seharian.

Kakinya dilangkahkan menuju bangku panjang putih di taman itu dan mendudukan dirinya memperhatikan orang2 disana hingga tujuan awalnya adalah les pun sirna.

********

Ceklek....

Rion memasuki rumahnya dengan tenang seperti biasa,hingga sampai diruang belajar dia melihat kedua orang tua nya sedang duduk disana,tanoa ada niat menyapa atau apa,ia berjalan mengabaikan keduanya dan menuju kamarnya,Sean yang melihatnya hendak menegur tetapi ditahan oleh Sarah hingga akhirnya pun membiarkan nya.

Dan setelahnya Tana pun masuk dengan penampilan yang sangat jauh dari tadi pagi dia berangkat.

Sean yang melihat Tana pulang pun berdiri "mana Atha,Tana?"tanyanya karna dikihatnya Tana memasuki rumah sendirian.

Tana mengerutkan keningnya heran ditanya seperti itu "ya gak tau,tadi aku mengabarinya untuk menelpon pak jaka karna tadi ada rapat BEM dadakan di kampus yang tal bisa kutinggal!"sahut Tana.

Sean diam dengan muka yang mulai mengeras,sedangkan Sarah pun berdiri dari duduknya mendengar penuturan Tana,hingga dering ponsel Sean mengalihkan mereka,Sean segera mengangkatnya.

"halo!"

"halo pak Sean,saya hanya ingin bertanya apakah Atha sakit,kenapa dia tak datang ke pertemuan hari ini,saya hanya khawatir terjadi sesuatu padanya!"

Muka Sean semakin merah mendengar penuturan guru les Atha.

"oh..iya maaf bu ira,dia sakit makanya saya larang dia datang,maaf saya lupa mengabari!"

"ah begitu,kalau begitu baiklah,maaf menganggangu pak Sean!"

Sean meletakan ponselnya dengan kasar "Atha bolos lagi!"ucap Sean dingin,Sarah pun hanya diam tapi hatinya sangat gelisah memikirkan bungsunya.

"JAKA!"Panggilnya,dan Jaka pun datang dengan pontang panting kaget dengan panggilan majikannya itu.

"saya tuan!"sahutnya saat sudah didepan Sean "apa Atha menghubungi mu!"tanya dingin "tidak tuan,tuan muda hanya mengatakan bahwa dia ketempat les bersama tuan muda Tana jadi saya tak jadi menjemputnya!"ucap Jaka.

"cari Atha sekarang!"perintahnya dan Jaka segera pergi dan mencari Atha tapi belum semoat dia pergi Atha memasuki rumah dengan tenang dan wajah yang cukup pucat.

Mengetahui Atha memasuki rumah Sean menghampirinya dan....

Plaak

Sebuah tamparan dengan mulusnya menghampiri pipi Atha,Atha pun hanya diam menundukan kepalanya mendapatkan hadiah selamat datang dari ayahnya itu.

"dari mana kamu hah!pulang terlambat,bolos les,apalagi besok hah!"Bentak Sean pada Atha.

Sarah dan Tana hanya diam memperhatikan tanpa ada niat mbela si bungsu.

Atha masih diam sembari memegang pipinya yang mulai memerah itu "kalau papa bicara itu angkat kepala kamu!"bentaknya lagi.

Atha masih diam entah apa yang ada dipikirannya sekarang tak ada yang tau.

"ATHA!"bentak nya lebih keras lagi,hingga akhirnya Atha perlahan mengangkat kepalanya menatap sang ayah.

"maaf"lirihnya.

"sekarang kamu masuk kamar,dan ingat mulai besok kamu tidak papa izinkan untuk keluar rumah,dan sekarang Jaka akan selalu mengantar kamu kemana saja,dan jadwal les kamu papa tambah di hari sabtu tanpa ada bantahan!"final Sean dan Atha hanya diam menganggukan kepalanya dan berjalan menaiki tangga kekamarnya.

Tana hanya melihat punggung adiknya yang nulai menghilang ditelan pintu kamarnya,hingga iaoun memasuki kamarnya juga yang berada dilantai satu.

Rion sebenarnya melihat semua dan cukup kasihan dengan adiknya itu,jika ditanya apa dia marah pada hidup mereka,dan jawabannya adalah sangat.

Rion sangat ingin mengungkapkan rasa sayangnya pada adiknya bahkan memeluknya apabila dia merasa sedih tapi entah apa yang membuat mereka memiliki tembok pembatas yang menghalangi.

Sebenarnya sepulang sekokah Rion melihat adiknya yang duduk dihalte menunggu kakak mereka karna dia tadi pulang bersama dengan Rafka pun hanya memperhatikan tanpa ada niat mengajak nya pulang bersama karna memang dinding pembatas mereka sudah terlalu tebal dirasa nya.

*******

Ceklek...

Atha menutup pintu kamarnya dan tanoa menghidupkan lampu kamarnya ia meletakan tas nya sembarang dan memasuki kamar mandi.

Atha berdiri di deoan wastafel menampakan wajah pucat di depan cermin,menghidupkan keran dan membasuh wajah nya.

Setelah membasuh wajahnya ia mengangkat wajahnya dan memperhatikan pantulan nya di depan cermin cukup lama.

Sebuah tarikan tercipta antara bibirnya menghasilkan sebuah senyuman yang terasa menyakitkan.

Tess

hingga aliran cairan berwarna merah mengalir dari hidungnya,Atha hanya melihatnya tanpa ada niat menyeka darah itu.

"hidup kamu memang menyedihkan Athaya!"ucapnya parau diringi pejaman mata dengan air mata yang mengalir.

Tbc.....

no word..😶😶😶😶😶

Please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang