Chapter 18

3.2K 351 163
                                    

.

.

Seokmin tidak bisa pergi bekerja, mungkin akan memakan waktu lebih dari satu minggu untuk memulihkan luka-lukanya. Wajahnya penuh luka lebam, mata kirinya masih memerah dan memiliki lingkaran tebal biru kehitaman di sekitarnya. Luka di sudut bibirnya sudah mulai mengering tapi masih sangat sakit untuk dibawa makan atau hanya sekadar berbicara.

Kalau ia pergi bekerja dalam keadaan seperti ini, ia hanya akan jadi pusat perhatian dan bahan pembicaraan orang-orang di perusahaan. Wanita dan Pria di perusahaannya bekerja sama saja. Sangat suka bergosip!

Seokmin hanya tinggal seorang diri, jadi tidak ada yang merawatnya ketika ia sedang sakit seperti ini. Seokmin juga tidak berani bertemu orang yang ia kenal dalam keadaan seperti ini, akan repot menjelaskannya nanti.

Hanya istirahat sepanjang hari di rumah, berbaring, pergi ke ruang televisi untuk menonton acara membosankan. Harinya benar-benar membosankan. Otot wajahnya juga masih sakit saat dibawa makan, membuatnya kehilangan nafsu makan.

Seokmin berbaring di tempat tidurnya, mengkompres mata yang masih lebam dengan kantung berisi es. Dia seperti orang bodoh, menatap langit-langit kamarnya lalu tiba-tiba tersenyum-senyum sendiri. Senyumnya semakin melebar dan berubah menjadi sebuah tawa.

Bagaimana bisa ia jatuh cinta pada anak kecil? Seokmin merasa perasaannya ini tumbuh terlalu cepat, tapi semakin ia memikirkan ini, semakin sering wajah Soonyoung muncul di kepalanya, semakin banyak ia ingin melihat anak itu, semakin banyak ia merindukan anak itu.

Seokmin seperti kembali lagi ke masa remaja. Jatuh cinta membuatnya seperti orang gila yang sering tersenyum dan tertawa setiap kali wajah anak itu muncul di pikirannya.

"Ah~ Kwon Soonyoung.... kau membuat Paman ini gila..."
Seokmin bergumam seperti sedang mengigau.

Menutup mata, mencoba untuk tidur siang. Bibirnya terus tersenyum, menekan lembut kantung es di luka lebamnya.

.

.

Hari itu cuaca sedang tidak bagus. Dari pagi tidak ada cahaya matahari, langit terus mendung.

Wonwoo duduk di dalam sebuah kafe. Dia datang bersama kekasih tercintanya, Kim Mingyu, sekarang pemuda tinggi itu sedang pergi ke toilet.

"Satu espresso dan satu macchiato"

Pelayan segera pergi setelah Wonwoo memesan minuman.

Kafe sepi karena ini masih jam kerja. Wonwoo duduk sendirian di mejanya menunggu minumannya, Mingyu juga belum kembali dari toilet.

Ponsel di sakunya tiba-tiba bergetar. Merogoh saku celananya dan segera membuka pesan yang masuk.

Wajah dingin tanpa ekspresi itu berubah semakin dingin saat melihat beberapa foto yang dikirimkan kepadanya.

Dua hari yang lalu mereka pergi ke kedai yang dulu sering mereka datangi bersama. Mingyu menjemput Soonyoung di sekolahnya.
Itu sedikit keterangan yang ditulis oleh si pengirim foto.

Ada beberapa foto yang dikirimkan, mulai dari foto saat Mingyu memasuki sekolah Soonyoung, membawa Soonyoung pergi, dan saat mereka berjalan di pinggir jalan sembari bergandengan tangan. Sebenarnya tangan Soonyoung dicengkeram erat oleh Mingyu, Soonyoung berjalan diseret oleh Mingyu dipaksa untuk mengikutinya, namun di dalam foto tersebut mereka terlihat seperti bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih. Di foto lain tampak saat mereka masuk ke kedai, duduk berhadapan di dalam kedai. Itu benar-benar terlihat seperti acara kencan sungguhan.

UNCLE [SEOKSOON FANFICTION] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang