---
Hari ini adalah hari kepergian ibu. Udah 7 tahun sejak ibu ninggalin gue. Cukup lama bukan?
Gue siap-siap mau ke pemakaman ibu buat ziarah. Gue pake setelah dress hitam yang di balut dengan blezer hitam juga.
"Lo mau kemana?" tanya Hyunjin yang baru bangun. Dia lagi ngucek-ngucek matanya.
"Gue mau ke makam." balas gue sementara dandan.
Hyunjin langsung berdiri dan ngehampirin gue. "Gue ikut." katanya tegas.
Gue hanya ngelirik ke arah dia sebelum akhirnya gue pergi. Dan dia ngikutin di belakang gue.
---
Gue udah sampai di pemakaman ibu.
"Selamat Pagi, bu! Udah cukup lama bukan? Sekarang Nara udah gede bu, Nara bahkan udah bisa nyewa apartement dengan uang Nara sendiri.
Ibu gak usah khawatir, Nara disini baik-baik aja. Studi Nara bentar lagi selesai, setelah itu Nara akan nyari pekerjaan dan hidup dengan layak.
Ibu juga hidup bahagia di sana kan? Nara harap begitu. Nara cuma bisa bawain bunga ini untuk ibu. Hanya ini yang bisa Nara kasih ke ibu. Nara harap ibu suka..." kata gue sambil naruh bunga yang gue beli tadi ke tiang makan ibu.
Setelah itu, gue ke rumah. Rumah tempat gue di lahirin dan di besarin sama ibu.
Rumah itu terlihat sangat sepi. Masih dengan pohon besar ini di depannya. Halamannya luas seperti biasa, tapi sekarang di tutupi oleh dedaunan.
Mumpung gue ada disini, gue bersih-bersih. Gue sapu, pel dan ngelap semua perabotan rumah.
Gue berhenti saat ngeliat foto gue bareng nyokap saat gue pelulusan SMP. Mungkin ini foto terakhir gue bareng ibu. Gue sampai gak sadar air mata gue udah netes.
"Ada gue disini." kata Hyunjin yang ngebuat gue ngerutin kening heran.
"Huh?"
"Gue disini. Lo jangan sedih ya, gue janji akan selalu ada di samping lo." jawab Hyunjin sembari berjalan ngedekatin gue. Relfleks gue mundurlah. Gak lama gue mentok di tembok, dan Hyunjin...
Meluk gue.
Jangan mikir yang macem-macem, Hyunjin cuma meluk gue doang kok.
Gue ngelepasin pelukannya dan naikin dagu gue ngeliat ke arahnya.
"Kenapa? Lo gak percaya?" ucapnya yang bingung gue tatap.
Gue ngegelengin kepala. "Gak gitu. Hanya saja---" Hyunjin kembali narik gue untuk di peluknya.
Ekspresi gue?
Kagetlah!
Gue gak biasa peluk-pelukan gini sama orang. Apalagi Hyunjin itu cowok.
"Gue janji gak akan ninggalin lo. Gue akan selalu di samping lo. Gue gak mau ngeliat lo netesin air mata lagi. Uh?" Hyunjin ngomong gitu sama nangkup kedua pipi gue. Rasanya aneh banget tau gak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are you? | Hwang Hyunjin
FanfictionIni bukan sekedar halusinasi, tapi dia memang benar-benar ada.