Happy reading💕
❣❣❣
Paginya Icha, Juna dan Mama Juna sedang sarapan bersama sebelum melaksanakan aktivitas masing-masing. Suasana sarapan sangat hening, hanya terdengar dentingan sendok yang saling bersautan. Tak jarang Juna diam-diam melirik Icha, sampai akhirnya mata mereka bertemu. Icha langsung memalingkan wajahnya karena malu, jujur ia masih sedikit canggung setelah kejadian permintaan maaf Juna semalam.
"Ekhem... Jun? Gimana keadaan cafe?" Juna menyudahi menatap Icha saat Mamanya bertanya.
"Lancar Ma, cuma kayaknya aku bakal nyuruh orang buat kontrol deh. Mama kan tau Juna udah kelas duabelas jadi bakal sibuk banget Ma, tapi kira-kira siapa ya Ma?"
"Gimana kalau Reyhan aja, kamu ingat kan? Dia anaknya Maya sahabat Mama dulu, denger-denger ya dia lagi butuh kerjaan buat tambahan dia kuliah." Saran Mama Juna.
"Oh iya aku ingat, Bang Reyhan dulu kan temen aku juga waktu kecil. Boleh tuh mah, aku percaya dia bisa bantu aku."
"Yaudah nanti Mama bilangin ya."
Juna mengangguk semangat, sedangkan Icha hanya diam menyimak percakapan antara suami dan Ibu mertuanya itu. Setelah acara sarapan selesai, Juna dan Icha berangkat sekolah bersama. Jika dulu Icha dan Juna berangkat sendiri-sendiri, mulai sekarang mereka akan selalu berangkat bersama itupun permintaan Juna. Padahal Icha sudah menolak, karena tidak mau membuat teman-temannya di sekolah tau hubungan mereka.
"Juna kamu yakin aku turun di sekolah? Apa gak sebaiknya, aku turun di halte aja?" Tanya Icha dengan gelisah.
Juna menggenggam tangan Icha membuat Icha menegang, lalu Juna menciumnya masih dengan fokus menyetir. Wajah Icha memerah saat Juna memperlakukan begitu manis, Icha belum terbiasa seperti ini dan mungkin mulai sekarang Icha harus bisa mengontrol jantungnya agar detakannya tak terdengar seperti sekarang. Juna menghentikan mobilnya saat lampu merah, setelah itu ia menatap Icha yang juga sedang menatapnya.
"Cha udah cukup dulu aku gak pernah menganggap kamu di hidup aku. Aku mau merubah semuanya, kamu gak usah dengerin yang lain bakal ngomong apa. Kan kita udah pacaran." Juna menaik turun kan alisnya.
Icha terkekeh pelan, "Iya sih, tapi..."
"Sttt gak ada tapi-tapian." Mereka berdua saling menatap satu sama lain. Perlahan Juna mendekatkan wajahnya pada Icha, sedangkan Icha jantungnya sudah tak tau masih berfungsi atau tidak.
Tin...tin...tin...
Juna terhenyak dan langsung menjauhkan wajahnya, ia mendelik kepada para pengganggu moment romantisnya. Sedangkan, Icha hanya mampu membuang muka ia tak berani menatap Juna. Kalau kalian mau tau wajah Icha saat ini sudah sangat merah. Tak berapa lama mobil Juna sampai di parkiran sekolah, jantung Icha kembali berdetak cepat saat banyak yang menatap mobil Juna. Icha tak mungkin lupa kalau suaminya ini adalah salah satu most wanted di sekolahnya, tentu setiap keberadaannya akan menjadi sensasi. Icha harus menyiapkan mentalnya sekarang, ia yakin tak butuh waktu lama pasti gosip ia dan Juna datang bersama ke sekolah akan tersebar cepat. Juna keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil Icha.
"Yuk." Juna mengulurkan tangannya untuk membantu keluar, Icha nampak ragu untuk menerimanya.
Juna tau istrinya saat ini dilanda kebingungan, ia tau mungkin setelah ini akan ada yang membenci Icha. Tapi, Juna sudah bertekad kalau ia akan selalu menjaga Icha bahkan dengan nyawanya sendiri.
"Gak usah takut, ingat aku pacar halal kamu loh. Apa perlu aku praktekin apa aja yang bisa kita lakuin dan dapat pahala." Goda Juna membuat Icha membulatkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Badboy (SUDAH TERBIT) ✔
Espiritual⚠️ BEBERAPA PART DIHAPUS! ⚠️ DON'T COPY MY STORY PLEASE! ⚠️ JUDUL AWAL "MARRIED WITH CEWEK ALIM" •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Teenfiction-Spiritual Wahai Imamku, menerima mu di hidup ku memang lah berat. Banyak yang harus ku korb...