Sepuluh

93.8K 4.9K 37
                                    

"Udah pada sholat Asar belum?" Tanya Alexandra kepada Gos.

"Sudah tante!" Dengan kompaknya mereka berlima menjawab membuat Alexandra tersenyum.

"Good boy." Alexandra kembali menyajikan makanan diatas meja yang di tunggu-tunggu oleh lima laki-laki tampan disitu.

"Silahkan di makan" ucap Alexandra lembut sebelum masuk kedalam dapur untuk mengambil beberapa masakan lagi.

"Oke, jadi ceritanya gini kita ngumpul di apartemen gue dulu, baru kesana" dengan semangat nya Marcel mengunyah makanan yang di masak oleh Alexandra. enak sekali

"Gue setuju.."

"Pada mau kemana sih anak-anak tante? kok serius banget ngobrol nya." Tanya Alexandra yang baru saja keluar dari ruangan dapur

"Kerumah nenek Rao Ramoniza tante." jawab Marcel santai membuat mata Alexandra melebar sempurna.

"Kalian di hukum lagi?" Tanya Alexandra kepada Gos yang sudah di anggap seperti anak kandungnya sendiri.
"Iya tante"

Mendengar jawaban malas dari Khei, Alexandra langsung melototin Fano. Sedangkan Fano sudah angkat pundak seperti mengatakan.
"Aku nggak tau apa-apa bunda"

"Yakin mau kesana?" Pertanyaan mengusik Alexandra mendapat anggukan kecil dari Gos.

"Berapa hari disana?"

"Sampe hari libur berakhir." jawab Ben seperti tak sanggup untuk menerima kenyataan

"Oh" mendengar jawaban Alexandra membuat hati verant mengumat ngamit, seperti "gak emak gak anak sama-sama balasan nya tenang." padahal ini udah gawat darurat loh.

"Yaudah kalo gitu tante naik dulu, jangan lupa dihabisin ya. soalnya om Alano nggak pulang hari ini. jadi takut mubazir" Fano menghembuskan nafas lega, karena sang ayah tidak pulang hari ini, kenapa? karena ketika laki-laki itu tahu Fano dihukum pasti Alano akan menyita ponsel dan kartu kredit milik Fano lalu menjadikan Fano sebagai pembantu rumah tangga selama tiga hari.

"Lah yang anterin kita ke sana siapa?" Tanya verant,

"Entar gue nanya si Gafrel, siapa tau dia mau nganterin kita." jawab Marcel tenang.

"Si Gafrel gak kuliah?" Suara datar milik Fano tiba-tiba berbunyi untuk kesekian tahun mendiam kan diri di atas meja makan.

"Kan libur bego!" Fano mengangguk tanda mengerti, setelah itu ia beralih kearah Khei yang hanya mengaduk-ngaduk makanan nya.
"Lo gak makan?"

"Gue nggak laper." Khei menghembuskan nafas berat.

"Lah kalo gitu ngapain turun?" Cetus verant. Pusing dengan tingkah Khei, waktu di atas bilangnya laper pas udah turun katanya nggak laper, mau nya apa sih?

"Sebenernya lo itu kesambet apaan? penghuni pohon nangka? gak di sekolah gak dirumah. stress mulu gue liat!" celetuk Ben sehingga tersembur nasi yang sedang ia kunyah.

"Jorok lu Ben!"

"Bodo amat!"

"Hadeh. gini aja lah Khei mendingan lo cerita ke kita. apa masalah lo, sampe lo gak jelas kek gini?" Ben yang pada awalnya fokus sama makanan nya tiba-tiba mengubah posisi tempat duduk nya menghadap Khei yang kebetulan duduk di samping nya saat ini.

Khei mulai menyusun satu persatu masalah yang dia tanggung, dia sudah siap untuk menceritakan nya kepada Gos

"Ginih, kalian tau kan gue itu orang nya gimana?"

"Iya tau, lo itu orang nya kurang normal!" Celetuk Marcel bersama raut wajah nya yang serius

"Kampret lu!"

"Nggak usah di ladenin Khei."

"Lanjut Khei.."

"Gini. kan dirumah nenek gue itu nggak ada sinyal. nah sedangkan gue itu..."

"Ah! gue udah tau ni permasalahan nya apa" tiba-tiba verant berteriak kencang membuat Khei tersenyum, akhirnya ada seseorang yang mengerti tentang keadaan nya sekarang ini.

"Kan dirumah nenek Rao nggak ada sinyal tuh?" Gos mengangguk dengan persoalan yang dilontarkan oleh verant

"Itu berarti nggak ada tower disana, jadi nggak bisa online dong jadinya, benerkan Khei?!" Dengan semangat nya Verant menjelaskan apa yang dia tahu tentang Khei tapi malah nggak nyambung.

Fano memutar bola matanya sambil memukul jidatnya.

"Ini temen gue bukan sih?"

"Nggak nyambung Ver, sumpah !" ucap Khei serius. dia kira Verant serius dengan apa yang dia katakan.

"Lo sakit Verant?" Pertanyaan Marcel memecahkan dinding kesunyian membuat mereka semua kembali melalukan aktivitas mengisi perut,

"Stock obat lo habis Ver?" Tanya Ben lagi

"Sakit, obat, lo pikir gue orang gila?"

"Sadar juga lo." tambah Khei yang akhirnya membuat tawa para sahabat nya itu pecah.

itulah mereka, saling menyayangi saling memahami saling melindungi dan menghibur satu sama lain. Setiap manusia memiliki sesuatu yang bernama latar belakang dan inilah latar belakang para member Gos.

Banyak yang tertanya-tanya, apakah arti GOS? apakah Ga semua Orang kaya Selalu bahagia?

Gos adalah Gangster Of School yang dicipta oleh seorang gadis cantik, dan nama itu ditujukan kepada lima laki-laki tampan yang selalu menjaganya dan melindungi nya, tapi itu adalah kisah empat tahun lalu, sudah terlalu lama untuk diingat kembali oleh Gos. tapi mungkin akan terulang kembali ketika nama gadis cantik itu disebut di hadapan Gos, mungkin mereka akan kembali terluka ketika
mengingat tentang sosok gadis cantik itu, terutama nya
REFANO
ANDRIAN
SELLAND

[TO BE CONTINUE]
SPECIAL WOMAN

Special Woman [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang