Chapter 4

10.2K 434 0
                                    

Dasar nyebelin!
-Sovia Amanda

.

.

.

.

"Emang."

Suara datar dan serak itu membuat Sovia langsung menegakkan tubuhnya. Tatapannya tertuju pada lelaki yang kini telah menatapnya dengan tatapan dingin.

"E-elo udah sadar?" risih di tatap seperti itu,rasanya seperti buronan saja. Tapi tak ada jawaban yang Sovia dapat.

'Duh tuh mata, kaga bisa apa ya selaw dikit. Yaallah tolongin Sovi yaAllah. Muka ganteng buat apa kalo datar aja?' Sovia menggerutu dalam hati.

"Lo mau gue panggilin dokter?"

"Siapa?"

"Hah?" Sovia bingung apa maksutnya siapa?

'Di tanya malah balik nanya,dasar butiran debu'

"Lo siapa?" Dia tetap pada suara dinginnya,wajahnya juga tetap datar tanpa ekspresi.

"Gue? Gue Sovia,Sekolah gue di SMK Atlanta. Gue anak tunggal,dan tadi gue ga sengaja liat lo di pinggir jalan dalam ke adaan bonyok jadi gue bawa lo ke sini." Sovia menjawabnya dengan riang dan bersemangat.

"Crewet."

Sovia melongo bagaikan orang bodoh, mulutnya agak terbuka dengan bola mata yang membesar. Bagaimana bisa orang itu malah mengatainya cerewet setelah ia menolongnya yang tak sadarkan diri dan nyaris mati itu? Benar benar krang ajar.

Abhie berusaha bangkit dari posisi tidurnya itu,lalu ia mengedarkan pandangannya kesekitar. "Sepatu?"

Sovia mengerutkan kening "apa?"

"Sepatu gue." Masih datar.

"Ohh sepatu lo? bentar." Sovia segera bangkit dari duduknya dan berjalan ke ujung tembok di dekat pintu kamar rumah sakit itu. Ia membungkuk dan mengambil sepatu Convers berwarna hitam yang tergeletak di sana,lalu membawanya ke arah Abhie. "Nih." Sovia menyodorkan sepatu tersebut kepada Abhie yang memandangnya dengan datar dan dingin.

Mengbil sepatunya,Abhie lantas memakai sepatunya dengan disertai sedikit ringisan karena ia merasakan sakit di sekitar wajah dan bagian perutnya, dapat ia tebak sepertinya bagian perutnya membiru. Lalu ia turun dari brankan rumah sakit itu bersiap siap akan pergih dari sana.

Sovia yang kagetpun reflek memgang tangan Abhie "Lo mau kemana?"

Pandangan Abhie menajam, lalu ia menepis tangan Sovia dari tangannya dengan kasar. "Ga usah ikut campur."

Sovia menganga tidak percaya,maksutnya dia kan baik. Kalaupun nanti Abhie minta tolong di antarkan pulangpun Soviapun akan menolongnya.

Tanpa memperdulikan Sovia, Abhie keluar dari dari ruangan tersebut dengan langkah tertatih. Namun ia masih mencoba berjalan dengan normal, dengan Sovia yang mengekorinya di belakang.

"Lo bener gapapa?" Sovia kembali bertanya. Namun kembali di abaikan oleh Abhie yang malah fokus berjalan.

Sovia kesal karen dia di abaikan oleh Abhie. Saking kesalnya ia pun menendang menja dorong yang ada didekatnya dan membuat isi yang ada di meja tersebut berhamburan,
beberapa botol obat yang terbuat dari belingpun pecah. Namun masih ada yang tetap utuh dan mengelinding ke arah salah satu pasien rumah sakit yang sedang berjalan.

Prang!

Crak!

Dug!

Suasana yang tadinya tenang tiba tiba saja menjadi sangat kacau, Sovia melotot tak percaya. Di hadapannya sekarang lorong itu kacau karna ulahnya. Pasien yang tadi menginjak botol obat itupun jatuh karna tak bisa menyeimbangkan badannya dengan tongkat di tangannya.

My Cold Possesive Boyfriend(Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang