Bab 18

8.9K 537 47
                                    

Author Pov

Sebelum kejadian di Cafe
***

"Ada yang ingin bertemu anda Pak." Ucap skretaris Dean di dalam telfon.

"Siapa?"

"Nona Shonya Pak."

"Baiklah." Kata Dean.

Tak berselang lama.

Ceklek

Shonya masuk dengan menebar senyum menggoda. Dengan memakai dress tanpa lengan dan bagian dada yang rendah.

"Astaghfirullah, zina mata ini nama nya." Kata Dean dalam hati sambil menelan salivah nya.

"Ada apa sampai kamu ke sini?" Tanya Dean to the point.

"Ingin makan siang dengan mu." Jawab Shonya sambil duduk di kursi yang berada di depan meja kerja Dean.

Dean melirik jam di tangan nya.
"Sorry Shonya, setengah jam lagi saya ada meting." Tolak Dean.

"Oh ayolah Dean, kau ini bos. Untuk apa karyawan mu jika kau terus yang bekerja." Kata Shonya.

"Walau di sini aku pemimpin, tapi tanggung jawab ku besar Shonya." Balas Dean.

"Ck. Kalau begini terus, sama saja kau tidak memberiku kesempatan untuk mendapatkan hati mu Dean." Frustasi Shonya.

"Saya sudah bilang malam itu, seharusnya kita hentikan saja semua ini. Saya tidak punya waktu untuk melakukan pengenalan ini." Kata Dean

FLASH BACK

Ketika malam di restoran itu, tepat saat Dean dan Shonya di perkenalkan oleh Alif.

Awalnya Alif mengira semua berjalan mulus. Karena sudah hampir satu jam, Dean dan Shonya terlihat akrab mengobrol bersama Dean walau Shonya lah yang paling andil lebih banyak berbicara.

"Jadi apa kalian akan melanjutkan pengenalan ini lebih dalam?" Tanya Alif tiba-tiba.

Shonya tersenyum pada Alif. Melihat senyum merekah Shonya Alif sudah tau jawabannya. Tapi__

"Sepertinya perkenalan ini hanya berlanjut pada pertemanan saja." Kata Dean tiba-tiba membuat Shonya dan Alif kaget.

"Maksud lo?" Tanya Alif.

"Saya fikir, saya tidak punya banyak waktu luang untuk pertemuan-pertemuan seperti ini." Jawab Dean.

"Tapi Dean, apa kau tidak ingin mencoba  terlebih dulu?" Tanya Alif.

"Alif bisa tinggalkan kami dulu?" Kata Shonya tiba-tiba.

Alif mengngguk dan meninggalkan.mereka berdua.

"Apa kurang ku Dean? Apa ada yang harus aku rubah hingga kau mau mencoba pendekatan ini dengan ku?" Tanya Shonya.

"Maaf Shonya. Bukan begitu, tapi saya tidak mau kamu nantinya tersakiti oleh sikap saya. Dan saya yakin, kamu pasti tidak suka dengan pria seperti saya  yang terlalu sibuk bekerja. Lebih baik kita hentikan sekarang." Kata Dean.

"Aku gak keberatan Dean. Asal kamu kasih aku kesempatan untuk mendapatkan hati kamu." Ngotot Shonya.

Dean menghelakan nafas tak tau harus bagaimana lagi menolak Shonya. Dean tidak ingin kejadian Erin terulang lagi, karena dia itu memiliki sifat yang cuek. Dan satu lagi, Dean sama sekali tidak tertarik pada Shonya.

Jika dulu sebelum jatuh cinta dengan Erin, Shonya memanglah tipe wanita yang di sukainya. Tapi sayang itu dulu, sekarang Dean hanya ingin Erin. Walau itu terasa mustahil.

"Baiklah, tapi saya tidak yakin ini akan berhasil. Jujur masih ada wanita lain di hati saya." Kata Dean membuat Shonya senang sekaligus kecewa, ternyata di hati Dean sudah tersimpan nama wanita lain. Tapi Shonya kembali tersenyum, merasa ada kesempatan menukar nama itu dengan nama dirinya.

FLASH BACK OFF

"Apa 15 menit juga tidak bisa?" Tanya Shonya  frustasi. Ini sudah kali ketiga Dean menolak ajakan nya.

"Baiklah." Kata Dean pasrah.

"Shonya tersenyum senang melihat Dean yang sudah berdiri dari duduk nya.

Saat Dean sudah berada di dekat nya,Shonya memeluk lengan Dean dengan mata berbinar membuat Dean sedikit risih. Tapi dia hanya diam saja karena tidak enak menolak Shonya yang sudah begitu semangat nya saat ia menyetujui makan siang bersama.

"Kita ke cafe seberang kantor mu saja, biar bisa cepat." Kata Shonya sambil berjalan menggandeng Dean.

Semua mata karyawan kantor itu memandang Dean seolah menjadikan Dean dan Shonya pusat perhatian.
Karena merasa risih, Dean melepaskan tangan Shonya dari lengan nya.

"Kenapa?" Tanya Shonya bingung.

"Aku tidak terbiasa." Kata Dean datar, Shonya hanya mengganggukan kepalanya.

Setelah sampai di depan cafe sana, baru saja melangkah.

"BrukK."

"AwW."

"Aduh."

Shonya betabrakan dengan seorang wanita. Dean melihat ke arah wanita yang di tabrak Shonya, dia masih menunduk dan Dean merasa tidak asing dengan wanita itu.

"Kalau jalan pake mata dong mbak." Ketus Shonya.

"Yang ada jalan itu pake kaki, bukan pake mata. Situ yang nabrak situ yang marah juga." Balas orang itu ketus sambil mendongakan kepalanya pada Shonya seolah menantang.

Dean yang melihat wanita itu__
"Erin." Ucap Dean reflek.

Shonya dan Erin sama-sama mendongakan kepalanya melihat ke arah Dean dan Dean bisa melihat keterkejutan dari mata Erin dan Shonya yang penasaran melihat Dean mengenal perempuan yang menabrak nya.

"Kamu kenal dia?" Kata Shonya sinis melirik Erin. Sedang kan Erin masih terpaku dan saling pandang dengan Dean dengan posisi Dean berdiri dan Erin masih terduduk di lantai bersama Shonya.

"Dean." Ucap Shonya lebih keras karena jeles melihat Dean memandang Erin penuh kerinduan.

"I iya." Kata Dean tergagap.

Shonya cemberut melihat kearah Dean.

Dean menjulurkan tangan nya ke arah Shonya membantu Shonya berdiri, tepat di depan wajah Erin.

Sadangkan Erin berdiri sendiri.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Dean pada Shonya sengaja mengacuhkan keberadaan Erin.

Sebenarnya Dean tidak tega harus mengacuhkan keberadaan Erin seperti ini. Tapi dia harus tega, karena ini adalah salah satu caranya untuk bisa melupakan Erin.

Shonya menggeleng dan tersenyum melihat perhatian Dean pada dirinya.

Lalu Shonya mengalihkan pandangan nya ke arah Erin. Shonya tersenyum mengejek.

"Iri ya mbak liat saya dan pacar saya?" Tanya Shonya dengan sinis membuat Dean terkejut mendengar ucapan Shonya. Tapi Dean berusaha untuk tenang.

"Makanya mbak cari pacar sana, jangan pandang pacar saya terus." Lanjut Shonya dengan sinis

"Saya permisi." Kata Erin tanpa membalas ucapan sinis Shonya.

Dean hanya memperhatikan dalam diam saat Erin berjalan menjauh dari nya.

"Kamu apa-apaan bicara seperti itu?" Tanya Dean sambil berjalan ke meja kosong yang ada di cafe itu dan  meninggalkan Shonya di belakangnya.

"Maaf. Tapi aku gak suka cara perempuan itu memandang kamu." Jawab Shonya rada tak enak melihat ekspresi Dean.

"Tapi itu salah, saya bukan pacar kamu." Kata Dean membuat Shonya menundukan kepalanya.

Apa Salah Perempuan Yang NGEJAR ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang