oneshot

121 9 7
                                    

Semakin gelapnya malam, tempat ini makin ramai didatangi orang-orang. Di beberapa titik, terlihat banyak orang berkumpul sembari bersulang dan minum-minum ditemani wanita malam. Bau alkohol semakin menyeruak. Ketika musik makin keras, para pengunjung malah makin menikmati diiringi tarian yang senada.

“Mau sampe berapa botol? gak biasanya lo minum sebanyak ini." ucap pria jangkung yang berwajah sangar

"Suka-suka gue lah. Lo juga tumbenan, biasanya minum sampe teler, mau insyaf lo? hahaha.." balasnya dengan tangan yang terus menengadah meminta temannya menuangkan wine lagi.

"Nyindir gue, lo? hahaha.."

"Ya kagak lah, gue lagi ngincer tuh orang." tunjuk dagunya pada seseorang yang ada dipojokan. "Mangsa baru coy~"

"Hubungannya ama minum apa bego? minum mah ya minum aja." ujar Yuto santai lalu meminum isian gelas dengan satu tenggakkan

"Nah inilah ciri orang yang bener-bener bego. Kalo gue teler terus tuh orang teler juga, mana jadi kita.”

“Lo mau ngajak dia, Yuy?"

"Iyalah, yakali gak kuy~" lagi-lagi ia menuangkan minuman itu pada gelas Yuto

“Gabosen lo tiap malem nganu sana sini.”

“Syuut ah!! janji gue, cewek ini bakal yang terakhir. Tipe gue banget ini!"

“Tiap liat yang bening, jawaban lo gitu terus.”

“Hehe~ suer dah ini yang terakhir." Tatapan Yuya terus tertuju pada wanita yang terus menikmati minumannya

“Ngobrolnya ama gue, mata lo liatnya kesana. Gue gabisa diginiin Yuy.”

“Jijik Yut, jan baperan lah, gasuka gue.” Yuya masih fokus menatap kesana

“Bukan baperan kampret! lo nuangin nya udah nyampe tumpah! Makanya diliat!!”  Gara-gara terpikat, Yuya sampai lupa bahwa ia sedang menuangkan sampai minumannya keluar dari gelas.

“Eh sorry sorry!! gara-gara tuh cewek ah gue jadi gak fokus.”

“Fokus dulu napa ah, kalo mau cewek itu mah gampang. Entar gue kasih, sekarang temenin gue dulu.”

“Temenin lo.. ” Yuya terkekeh “Dikira gue cowok gampangan”

“Emang lo gampangan, gue iming-imingi duit dikit aja langsung mau nemenin gue kesini.”

“Ya daripada gabut mending cuci mata disini.”

“Ya makanya diem dulu, ngegaet cewe mah gam--”

“TELER!!” Teriak Yuya bersemangat, ia sampai bangkit dari duduknya dan ber ‘yes-yes‘ ria.

“Duduk njir.” tarik Yuto agar Yuya duduk lagi. “Malu-maluin banget hidup lo.” Pasalnya setelah Yuya berteriak, orang-orang jadi teralihkan lalu kembali pada aktifitasnya masing-masing.

“Cewek itu teler Yut, gue kudu beraksi.” Yuya bersiap-siap bangkit dan menuju kesana.

“Jadi sedari tadi lo nungguin dia teler?"

“Iyalah, kalo udah teler mah gue gampang ngegaetnya. Udah ya, bye.” menepuk pada bahu Yuto lalu pergi.

“Ternyata.. punya tujuan dia.”

Setelah Yuya berlalu, Yuto minum ditempatnya seorang diri. Hp-nya terus berdering namun ia abaikan. Yuto terlalu malas untuk menanggapi pacarnya yang sangat protektif itu. Alasan ia menghabiskan waktu dengan minum-minum juga supaya pikirannya teralihkan. Tapi tetap saja, dimanapun Yuto berada, pacarnya akan terus menanyakan kabar jika belum mendapat kepastian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Call✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang