Akhirnya mobil berhenti di depan rumah panggung tua itu, rumahnya sangat sederhana juga nampak tidak begitu luas . arumi dan pangeran akhirnya terbangun bersamaan saat pak budi membangunkan mereka .Pangeran membuka mata pelan masih mencoba memulihkan penglihatan dan ingatannya.
"Ha.. Kok bisa gue tidur di pangkuan lu rum" pangeran segera bangkit dengan kehebohannya.
Arumi memicinkan mata kesal "dasar cowok ga tau di untung" tangannya segera membuka pintu mobil dan menghiraukan pangeran yang berisik di dalam mobil, arumi baru saja berjanji untuk tidak galak kepada pangeran tapi suaminya itu benar-benar tidak tau di untung.. Syukur saja arumi tidak membanting kepalanya kejalanan.
Astagfirullah.. Arumi menghela nafas mencoba bersabar dan melangkahkan kaki menuju ke pekarangan rumah sederhana tersebut.
Di dalam mobil bibirnya komat kamit Pangeran berasumsi suudzon, ia yakin gadis itu telah melakukan sesuatu saat dirinya terlelap, maklum pria tampan sepertinya pasti membuat arumi gemes.. Dasar wanita itu . batin pangeran.
Setelah berpamitan, pak budi segera melajukan mobilnya meninggalkan kedua pasutri gaje itu.
Suasananya begitu damai, beberapa rumah pun di huni oleh orang-orang yang sepertinya baik, mereka semua tersenyum melihat pendatang baru .
arumi melangkah sambil memandang rumah barunya . Menurut pandangan arumi rumah seperti ini bagus dan cocok untuknya, mesjid pun dekat dengan rumahnya.
Nah, beda dengan pemikiran pangeran yang menurutnya desa ini primitif, orang-orangnya juga dipenuhi para ibu-ibu tua tidak ada gadis-gadis yang bohai, tidak ada teman gaul, tidak ada club ! Arggh..
Disini dipenuhi aki-aki dan nenek tua yang sekarang menjadi tetangganya. Astaga... Apakah pria tampan sepertinya mampu bertahan hidup apalagi sekarang arumi bersamanya, hanya berdua..
Lama berkutat dengan opininya ia segera mengikuti arumi yang terlihat membuka pintu rumah, sambil menyeret koper beratnya.
Bibir pangeran sudah berkerucut melihat isi rumahnya yang benar-benar membuat pria bermata coklat itu murka, bagaimana mungkin ia tinggal tanpa ada tv ! Tanpa ada jaringan, tanpa ada hp,laptop, dan.. Dann... Akhhhh pangeran muak, ayahnya keterlaluan memilihkan rumah yang sempit dan desa yang terpencil, dan sekarang isi rumahnya pun begitu miskin. Batin pangeran.
"Sekarang kamu harus bantu aku beresin rumah ini"
apa lagi yang dikatakan arumi ini, apakah ia lupa bahwa pangeran adalah raja, mana mungkin pria sepertinya melakukan adegan bersih-bersih ."Gak.. " memalingkan wajah dari arumi.
Arumi menarik nafas dalam " kalo kamu ga mau di atur, aku bisa aja suruh kamu tidur di luar!"
"Coba saja" kedua pasutri itu saling memandang penuh kebencian. merasa tertantang arumi segera mendorong punggung pangeran dengan kekuatan pria, benar saja kini pangeran berada di luar.
Pangeran menelan ludah kenapa ia begitu lemah tidak mau melawan arumi, sekujur tubuh pangeran menggigil merasakan hawa dingin di luar.
Ahhh.. Dasar arumi gila, diluar benar-benar dingin dan horor apalagi ini menjelang malam. Pangeran melihat arumi masih menunggu jawaban apakah memilih masuk ke dalam dan beres-beres atau memilih tidur di luar bersama hantu-hantu desa ini.
Menghela nafas "Oke!! Gue ikut beres-beres! Puas " akhirnya arumi memberi jalan untuk pangeran agar masuk ke dalam beserta senyuman kemenangannya.
***
Sial sekali, sekarang pangeran memegang sapu dan lap, arumi memberinya isyarat agar kamar mereka harus bersih tanpa debu dan kotoran.
Sangat menggelikan menyentuh benda berdebu seperti ini, seumur umur hidup pangeran tidak pernah membersihkan hal yang kotor kecuali otak kotor si bimo.
Di tempat yang berbeda arumi sedang melakukan aksi memasak, perutnya dan perut pangeran pasti sudah kelaparan. Untung saja ada bahan bahan untuk membuat makanan. Mario sudah menyediakan beras, bawang putih serta bahan lainnya di area dapur.
"Ahkkkkk arumiiiii tolong!!" gerang pangeran.
seketika arumi terperanjat mendengar teriakan pangeran yang melengking seperti banci kaleng yang siap di hadang penjahat. Arumi melangkah kaki dengan cepat memasuki kamarnya.
"Ada apa ran!!" tegur arumi yang melihat pangeran menggeliat menepih di dinding.
Pangeran berlari menuju arumi yang keheranan.
" i-- i-- ituu." wajah pangeran saat ini sangat lucu, arumi mencoba menahan tawa karena dia juga kepo apa yang sebenarnya pangeran takuti sampai ia bersembunyi di punggung kecil arumi.
"iituu apa sih ran" menunggu jawaban sang suami yang menggigil
Dengan ragu " kecoa terbang"
arumi terbelalak kaget.
"Hapahhhhh kecoa terbang!!!"
Seketika arumi memeluk pangeran yang masih depresi, pangeran pun ikut membalas memeluk arumi ,tubuh mereka mengigil dan was was memperhatikan ruangan itu.
"Mana ran!! Aku juga takut sama kek gituann!! " ucapnya lirih.
Pangeran segera fokus mencari dan mencoba mengingat letak pendaratan kecoak itu.
Beberapa detik berjalan akhirnya Salah satu dari mereka merasakan hal ganjil, arumi mulai memperhatikan kedua tangan pangeran sedang asik memeluk tubuhnya dan begitupun dirinya.
Arumi segera melepas diri, pangeran juga baru sadar hal ini membuat keduanya gelagapan salah tingkah .
Menggaruk lengannya yang tak gatal "A-ku.. Aa--ku aku harus kembali memasak"
Pangeran mengelus tengkuknya
"Oh.. Iya, mungkin juga kecoaknya sudah keluar hehe" tawa beratnya.Setelah arumi berlalu pangeran jadi merasa aneh tapi campur lucu, sedari tadi pangeran tersenyum senyum kemudian berakhir tawa mengingat kejadian lucu yang mereka alami .
Adzan maghrib berkumandan membuat sebagian orang muslim berhamburan keluar rumah menuju ke mesjid besar yang indah di desa itu
Untung saja di desa ini masih meninggalkan modern yaitu listrik, pangeran akhirnya selesai dengan beres-beresnya, ia segera menghempaskan tubuh tingginya di kasur tersebut."Astagfirullah pangeran!! Bangun sholat maghrib! Sanah ke mesjid" lagi-lagi arumi menganggu acara tidurnya dengan beralasan sholat dan sholat lagi.
Menggaruk kesal wajahnya "ishh iya iya!" dengan berat hati ia segera bangun, arumi kembali ke dapur untuk beres-beres dan siap untuk sholat.
Sangat menyesal mempercayai seorang pangeran, bukan malah ke mesjid dia masih asik molor dengan gaya tengkurap, dan gaya seperti itu merupakan gayanya penghuni NERAKA.
Arumi menarik narik tubuh pangeran agar segera sadar diri, baiklah pangeran mulai menyerah sepertinya ia harus ke mesjid kalau perlu dia akan menginap di mesjid dan bebas tidur. Akhirnya pangeran berwudhu jelas didampingi oleh arumi yang menjadi pengawas kali ini.
Sedikit samar-samar ingatan pangeran tentang tata cara wudhu, pangeran memiliki ingatan yang kuat untung saja dulu ia sempat sekolah dasar di madrasah jadi pangeran masih ingat wudhu dan sholat yang benar.
Arumi menggulum senyum menyaksikan pangeran yang ternyata masih ingat dengan cara wudhu yang benar.
sekarang pangeran telah selesai sambil cengengesan ia menatap arumi. "Gue masih inget kan heheh".
Tunggu dulu pangeran sudah berlalu tapi arumi masih mematung bersama dengan senyumannya yang penuh arti. Ternyata arumi terpesona melihat wajah bersinar pangeran selepas wudhu tadi, sangat tampan.
***
Setiba di mesjid pangeran merasa ada hal yang berbeda, musik yang menurutnya enak di dengar ternyata salah, justru suara adzan yang jauh lebih menenangkan tuk di dengar.
Pangeran menatap orang di sampingnya, mereka menyapa dengan hiasan senyum khas masing-masing, pangeran tertegun matanya berkaca kaca tidak pernah merasakan sedamai ini bersama orang lain, rumah Allah ternyata tempat yang sangat indah .
apa ini ? Apakah pangeran telah mendapat hidayah? Apakah di hatinya telah timbul sepercik cahaya yang siap mengubah hati gelapnya? Wallahu a'lam.
😊😇😇😇 doakan pangeran heheh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terhalalkan
DragostePangeran si cowok playboy,banyak ulah dijodohkan dengan arumi insyah yang merupakan gadis bercadar sedangkan arumi insyah memimpikan imam yang sholeh, apakah mereka memilih bercerai kelak atau justru mereka saling mencintai? Bagaimana rumah tangga m...