Aku menghempaskan tubuhku ke kasur yang empuk. Mataku terpejam tapi pikiranku terus berputar mencari jawaban atas pertanyaan Jae In tadi siang di kampus. Entah kenapa pertanyaan itu sangat sulit aku jawab. Mungkin karena aku masih belum mempercayai semua yang terjadi padaku dan Jae In. Dia gadis yang baik, sangat baik malah. Dia juga mampu membuat kehidupanku yang semula tidak berwarna menjadi lebih berwarna dan terasa lebih indah. Dia mampu memalingkan duniaku seuutuhnya hanya kepadanya. Dia mampu membiusku hanya dengan matanya yang bulat dan senyumnya yang menawan. Lalu kenapa aku masih tidak mengerti dengan apa yang aku rasakan sendiri. Aku bukan tidak mengerti tapi aku hanya belum mengerti. Ya, belum mengerti.
Aku memutuskan untuk mengambil gitar dan buku lagunya, memainkan beberapa nada dan mencoret-coret buku lagu ku dengan kata-kata yang keluar dari hatiku.
'Kau adalah keindahan...
Kau adalah kebahagiaan...
Kau adalah keajaiban...
Aku mungkin belum mengerti tentang apa itu cinta..
Tentang apa itu kasih..
Dan tentang apa itu sayang...
Tapi, perlahan kau masuk dan mengajariku tentang semua itu...
Memberikanku nafas baru dalam hidupku...
Meniupkan warna untuk mengisi hari-hariku...
Tanpa sadar, aku mulai terbiasa dengan kehadiranmu...
Terbiasa melihat senyummu...
Dan terbiasa berada disampingmu'
Aku mengentikan kegiatanku, dan langsung mengambil ponselku dan mendial satu nomor. Aku menunggu orang itu menjawab teleponku.
“Ya, halo” ucapnya dengan suara yang indah
“Sedang apa kau ?” tanyaku langsung
“Oh, ini kau ? Tidak sedang apa-apa” jawab Jae In disebrang sana
“Belum tidur ?” tanyaku lagi
“Aku tidak bisa tidur”
“Kenapa ? Ada yang kau pikirkan ?”
“Banyak” jawab Jae In pendek
Entah kenapa saat Jae In mengatakan itu, hatiku langsung berdegup. Mungkinkah yang dia pikirkan pria itu.
“Kau masih disana ?” tanya Jae In yang menyadari kediamanku sejak tadi
“Oh ya, tentu saja” jawabku cepat
“Ada apa meneleponku ?” tanya Jae In lagi
“Apa jika ingin meneleponmu harus ada alasan ?” jawabku
“Emm. Tidak juga sih” jawabnya
“Memangnya apa yang kau pikirkan ?” tanyaku yang penasaran
“Banyak, kuliahku, masa depanku, masa laluku, perjalanan hidupku, Seo Joon, dan kau” jawabnya ringan
“Aku ? Kau juga memikirkan aku ?” tanyaku yang tidak percaya
“Ya” jawabnya pelan
“Kau memikirkan apa tentangku ?”
“Entahlah”
“Lalu, bagaimana dengan Seo Joon ?” tanyaku lagi
“Dia pria yang baik. Tidak bisa dipungkiri kehadirannya sedikit mengusik hatiku”
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE IN SEOUL
Fiksi Remaja"kau percaya dengan soulmate?" "tidak, kau sendiri ?" "aku percaya,suatu hari nanti aku akan menemukan belahan jiwaku" "hanya orang bodoh yang percaya dengan itu" Bagaimna denganmu ? Apa kau percaya dengan apa yang dinamakan belahan jiwa ? Jae In se...