Aku berteleportasi dengan cepat ke arah belakangnya kemudian menendang pungungnya dengan keras hingga dia terjatuh.
OoOo
"Sudah menyerah ketos terhormat?" Tanyaku sambil menginjak kepalanya.
Jangan tanya kenapa aku bisa seperti ini ya karena pasti kalian telah tahu di chapter sebelumnya.
Swush!
Dengan cepat aku menghindar dari serangan dadakan dari belakang. Mataku terbelalak saat menengok kebelakang, ketos tersebut ada disana dengan keadaan baik-baik saja dengan cepat kutolehkan pada sosok yang kuinjak kepalanya tadi dan itu hanya kloning saja!!
"Selamat kau telah masuk ke dalam jebakanku Miyazono Kei." Ucapnya sambil menghilangkan kloningannya.
Pengendali pikiran huh? Kekuatan yang sangat jarang dimiliki oleh seseorang karena kekuatan tersebut terlalu besar dan sangat berbahaya. Tapi bagaimana bisa dia mempunyai kekuatan tersebut.
"Aaa~ aku menyerah~" aku mengangkat kedua tanganku hingga sejajar dengan kepalaku.
Kulihat dia menaikkan sebelah alisnya kemudian berjalan mendekatiku. Dalam hati aku masih menggerutu perihal rambutku, iya tau itu udah lewat tapi untung saja dia menebasnya sedikit saja.
"Pengecut." Ucapnya dengan dingin tepat di hadapanku.
Brukk!
Aku menendang perutnya dengan kuat hingga dia menabrak dinding hingga membuat retakan. Aku langsung keluar dari tempat ini sebelum hal-hal yang tidak ingin kulakukan bakal terjadi, dan juga sebentar lagi akan pulangan.
Maaya POV.
Menarik juga anak kelas satu itu. Sangat jarang ada yang bisa melawanku hingga membuatku harus mengeluarkan kekuatanku seperti tadi.
Aku bangkit dengan sedikit tertatih, huh tendangannya lumayan juga untuk pemuda yang seperti dia biasanya tendangannya gak sampai segitu.
"Apa kau akan menyerah Maaya?" Aku menatap ke arah pintu dimana seorang pemuda yang tengah berdiri disana sambil membetulkan kacamatanya.
"Tidak ada kata menyerah dalam kamusku megane-kun." Jawabku menatap sinis dirinya.
"Wuuoo! Baru kali ini ada yang bisa mengalahkan sang ketos." Sahut pemuda lain yang masuk ke ruangan sini sambil melihat-lihat kerusakan yang terjadi, tidak parah sih sebenarnya.
"Aku belum kalah Aki, ini baru awalan saja." Ucapku menyeringai.
Ini pasti akan menjadi permainan yang sangat menarik. Akan kupastikan kau berlutut dihadapanku dan menjadi wakilku Miyazono Kei...
Kei POV.
Kringggggggg!!!! (Anggap aja suara bel pulangan :v)
Hatchii!
Aku menggosok hidungku dengan pelan, perasaan aku gak kena flu tapi kok bersin ya. Bodo amat lah, mending aku cepat-cepat pergi saja ke apartemenku.
Aku berlari keluar kelas, biarlah aku dilihat aneh oleh murid-murid disini aku hanya ingin cepat keluar dari sekolah ini agar terhindar dari ketos rese itu.
*skip time*
Huaaa akhirnya sampai juga aku di apartemen. Kubaringkan badanku yang lelah di kasur, kenapa aku tidak tinggal dengan orang tuaku? Jawabannya simpel, mereka sudah meninggal dan aku sudah keluar dari panti. Dan jadinya aku hidup sendirian disini... eitsa bercanda aku ada keluarga angkat tapi aku ingin tinggal sendiri jadinya yah gini.
RING RING
Aku mengambil ponselku yang berada diatas nakas. Kulihat nama yang tertera di layar ponselku, langsung saja kugeser icon bewarna hijau lalu kutempelkan ke telingaku.
[Moshi moshi?]
[Doushite tou-san?]
[Iie, bagaimana keadaanmu disana?]
[Uhm! Baik-baik saja kokk]
[Bisakah kau datang ke mansion nak]
[Kapan tou-san?]
[Hmm.... secepatnya nak]
[Ha'i, aku akan kesana hari minggu]
[Jaga dirimu disana]
[Iya tou-san]
Kumatikan panggilan tersebut sepihak. Hahh... maafkan aku tou-san aku berbohong soal aku baik-baik saja disini. Sedari tadi aku mendapat perasaan yang tidak enak mudah-mudahan itu hanya perasaan biasa.
Hahhh lebih baik aku keluar mencari makan terlebih dahulu habis itu pergi ke alam mimpi~ aku mulai bangkit dari tempat tidurku kemudian mengganti seragamku menjadi pakaian kasual.
Kuambil dompet dan ponselku oh! Jangan lupa topiku agar tidak ada yang mengenalku seperti ketos rese itu. Lalu aku keluar dari apartemenku, ku kunci terlebih pintu apartemenku kemudian aku berjalan sambil memainkan ponselku.
Aku sedikit menyenggol bahu seseorang tapi aku tidak peduli siapa orang itu biar saja dia mengucapkan sumpah serapah padaku.
Tapi dugaanku salah, lenganku ditarik olehnya membuat ponsel yang tadi kumainkan jadi terjatuh di lantai. Topiku dibuka paksa oleh seseorang yang tak kukenal, tapi saat mata kita berdua bertatapan barulah aku terkejut.
"Sebuah kebetulan bertemu disini Miyazono Kei."
Aku meneguk ludahku dengan susah payah. Aduh kenapa dia harus disini sih aku kan sudah mencoba menghindarinya tapi kenapa malah bertemu dengannya sih. Aku memilih tidak menyahuti ucapannya dan memandang ke arah lain yang jelas tidak melihat wajah resenya itu.
"Tidak mau menjawab?" Tanyanya mulai mendorongku ke dinding.
'Kabedon.' Batinku.
Kenapa aku harus berada di masalah seperti ini sih, andai saja aku tidak bertemu dengannya mungkin tidak akan seperti sekarang.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love (BL)
FanfictionPublish ulang dari akun satunya Ini merupakan kisah dimana aku terjerat dalam zona terlarang yang seharusnya tidak muncul diantara kita, andai aku tidak pergi saat itu mungkin aku tidak seperti ini.. -Miyazono Kei