Four

756 65 0
                                    

Waktu sudah menujukan pukul 2 dini hari tapi Atha masih berkutat dengan segala kertas dan buku berserak dimeja belajarnya.

Matanya masih terbuka lebar,matanya seolah scan pemindai ketika ia membaca buku2 tebal yang bilaborang biasa melihatnya ingin sekali muntah.

Atha merenggangkan badannya dan memandang jam dinding dikamarnya,mulutnya menguap menahan kantuk yang menderanya,ia berdiri dari duduknya dan menuju pintu kamarnya.

Ketika ia hendak membuka pintu,seseorang sudah mendahuluinya dari luar kamarnya,Atha terkejut ketika melihat ayahnya berdiri didepannya.

"papa..!"ucapnya melihat Sean berdiri nengenakan piama nya tak seperti Atha yang masih mengenakan kaos dan celana pendek selutut.

"bagaimana sudah selesai!"Atha hanya mengangguk sebagai jawaban,dan Sean segera memasuki kamar Atha dan menghampiri meja belajar yang tadi dipakai Atha dan meneliti kertas2 yang dikerjakan Atha.

Matanya memindai setiap huruf dan kata mengangguk sedikit ketika dirasa benar,sedangkan Atha hanya melihatnya takut2.

Sean berbalik menghampiri Atha menepuk pundaknya sekilas "bagus!sekarang kamu tidur besok kamu masih banyak kegiatan!"ucapnya dan meninggalkan anaknya menuju kamarnya.

Atha hanya menatap punggung ayahnya yang menuruni tangga menuju kamarnya menuju lantai bawah.

Ia pun kembali menutup kamarnya melupakan tujuan awalnya hendak kedapur.

***0***

Hiruk pikuk Bandara yang tak pernah sepi terlihat,semua orang sibuk dengan keadaanya sendiri.

Seorang pemuda tinggi adalah satu dari sekian orang disana,ia membelah kerumunan seraya menggeret kopernya.

Ia berjalan menuju keluar bandara menuju taksi yamg terparkir disana setelah sebelumnya sudah dipesannya.

Ia memasuki taksi itu dengan wajah  sumringah berseri2, ia membayangkan bagaimana reaksi adik2 nya melihat ia pulang dengan tiba2.

Disepanjang perjalanan pemuda yang bernama ares itu tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya hingga tak terasa perjalanam sekitar 45 menit telah berlalu dan ia sudah berada diepan gerbang rumah megah milik keluarga Alkatri.

Sudah hampir 6 bulan ia tak pulang,sunggih ia samgat merindakan adik2 nya terutama Atha,adik bungsunya itu.

Ia menatap rumah itu sebentar lalu kemudian menarik kopernya memasuki rumah itu.

Sebenarmya ia cukup heran,kenapa sepi sekali pikirnya!

Saat sampai di depna pintu ia mengetuk pintu hingga tak lama pintu dibuka oleh Bik Sari asisten yang hampir 23 tahun bekerja disana.

Ares tersenyum melihat wanita yang selama ini dianggapnya ibu keduanya.

Bik Sari cukup terkejut melihat tuan mudanya disini "aden pulang?kok gak bilang2?"tanya Bik Sari,Ares hanya tersenyum "biar surprise dong bik!"sahut Ares semangat dibalas senyum tipis Bik Sari "yaudah ayok masuk!"Ares segera mengikuti ketika Bik Asri memberi nya jalan dan memasuki rumah yang cukup lama menurutnya tak dikunjungi.

"mama,papa sama adik2 mana Bik?"seketika Bik Sari menghentikan langkahnya,Ares yang dibelakang Bik Sari pun juga ikut menghentikan langkahnya memandang heran Bik Sari.

"kenapa bik?"tanya Ares bingung.Bik Sari membalikan badannya memandang Ares cukup lama hingga setetes air mata mengalir dari sana.

Ares pun semakin bingung melihat Bik Sari menangis "bibi kenapa sih?yang lain mana?"tanga Ares lagi dengan nada sedikit naik,perasaannya mulai tak tenang.

"mereka semua ada di rumah sakit!"sahut Bik Sari,mata Ares melebar "siapa yang sakit?"tanyanya lagi.

"Atha!"

***0***

Kini Sean dan kedua anaknya sedang berada di kantin rumah sakit karna desakan Sara yang mulai tenang dan mau tak mau ketiganya mengiyakan dan berakhir disini.

"pah!"merasa dipanggil Sean menatap Rion yang memanggilnya dengan pandangan bertanya.

"aku boleh marah gak sih sama papa!"lirih Rion dengan menundukan kepalanya dan pundak yang mulai bergetar.

Sean yang melihatnya tertegun sebegitu mwnderitakah anak2 nya dengan ambisinya selmaa ini.

Tana hanya diam menundukan kepalanya bingung hendak mengatakan apa.

"boleh gak aku pukul papa sekarang?"lanjut Rion.

"boleh gak aku teriak sekarang!"Sean semakin tertohok mendengarnya sebegitu sakit kah beban mereka.

"sekarang apa yang akan papa lakuin kalo udah kayak gini!"sambung Rion dengan air mata terus mengalir dna setelahnya langsung berdiri meninggalkan kakak dan Papa nya entah kemana.

Tinggalah Sean dan Tana yang berada disana,Tana mengangkat kepalanya menatap Sean yang masih menundukan kepalanya dalam "aku gak nyalahin papa sama sekali karna ini semua udah takdir,tapi aku minta papa renungin semua perbuatan papa sama kami terutama Atha!"ucap Tana dan setelahnya meninggalkan Sean sendirian.

Tbc

pendek ya readers..

yang penting up akunya...

Si Ares pulang eh aku lupa mau diapain jadi di TBC dulu aja...

sampai jumpa besok lagi ya...

Please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang