11. Mohon Bersabar

8.3K 1.2K 125
                                    

Renjun dan Chan sedang di dalam mobil menuju tempat Siyeon. Chan sengaja mengantarkan anaknya, karena kalau naik angkot atau ojek takutnya ada yang nyulik. Anaknya terlalu menggemaskan soalnya.

"Pah" panggil Renjun yang melirik ke arah Chan.

"Eum?" sahut Chan yang melirik sekilas kemudian menyetir lagi

"Papah kan banyak mantannya. Gimana sih pah buat narik perhatian perempuan?" tanya Renjun dengan polosnya.

"Tebar jidat" jawab Chan.

"Lah? Bukan tebar pesona ya?" Heran Renjun.

"Jidatmu pesonamu" Chan terkekeh menjawabnya. Ya memang pada dasarnya, pesona keluarga ini berasal dari 'JIDAT'.

"Tumben tanya yang kaya gitu, kamu pengen narik perhatian seseorang?" tanya Chan, Renjun hanya memainkan kukunya.

"Dih, ditanya malah gitu reaksinya" cibir Chan.

Dan akhirnya bapak jidat dan dedek jidat ini saling berdiam diri di dalam mobil. Karena Renjun tidak ingin bertanya dan karena Chan tak ingin berkata.

Renjun melamun memperhatikan jalan lewat jendela pintu mobil. Sesekali Chan menatap anaknya dengan tersenyum.

"Pah, mau jemput Renjun nggak?" tanya Renjun.

"Yaiyalah, kenapa?" tanya Chan yang menoleh sekilas. Sedangkan Renjun masih melihat pemandangan lewat kaca mobil.

"Mamah dimana?" tanya Renjun.

"Mamah lagi reunian sama temen-temennya. Termasuk sama tante Irene juga" jawab Chan.

"Oh iya pah, aku denger dari Siyeon. Papah mantan pacar tante Irene ya? Cuman kalah telak sama om Suho"  tanya Renjun yang menatap Chan sedang menyetir mobil.

Sretttt

Pertanyaan yang menyayat hati yaitu 'kalah telak'.

"Iya gitu aja sih. Papah dulu emang bandel, untung aja kamu nggak kaya papah" ujar Chan.

"Iya pah, aku juga bersyukur nggak kaya papah. Aku juga kadang suka amit-amit punya papah yang banyak mantan"

"Iya papah emang terlalu astagfirullah buat mamah kamu yang subhanallah" Chan pun tertawa sendiri akibat ucapannya.

"Alhamdulillah mamah orangnya sabar" puji Renjun.

"Dan papah juga sabar ngadepin kamu yang sering nistain papah sendiri"

"Mohon bersabar ya papahku yang tamvan, pake v bukan p" pada akhirnya Renjun pun memuji papah nya.

Chan sudah mengantarkan Renjun sampai ke tempat tujuan. Dan meninggalkan Renjun disana bersama ketiga temannya yang sudah menunggu.

"Papah ceye! Nanti ya pulangnya barengan sama kita. Kan penasaran pengen naik mobil baru!" seru Haechan yang melambaikan tangan ke arah mobil Chan. Sedangkan mobil sudah menjauh.

"Iya, biar bisa mencium aroma mamah Wendy!" lanjut Jaem.

"Dasar generasi micin!" cibir Jeno, untuk kali ini mungkin Jeno paling waras.

Sore ini, Renjun datang ke acara Siyeon untuk pembukaan kafe baru. Dan seperti biasa dia pasti membawa teman-temannya yang malu-maluin.

"Mbak, ini dessertnya manis manis. Pake gula ya?" tanya haechan yang mencicipi Margarita Cupcake.

"Iya pasti pake gula lah mas, kalo enggak mana manis" jawab mbak mbak yang bekerja di kafe siyeon.

"Kenapa harus pake gula sih mbak? Padahal lihat mbak aja udah manis banget. Sampe gula darah aku naik" gombal Haechan, mbaknya mesem-mesem malu.

[✔] keluarga jidatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang