Ketika Argus tersadar, hal yang pertama kali yang ia cium adalah bau desinfektan dan alkohol khas rumah sakit. Ia mengerjap-ngerjapkan mata, berusaha memfokuskan pandangan. Kepalanya terasa sakit, tubuhnya juga lemas. Tapi setidaknya dia masih hidup.
Dan itu artinya rencana berhasil.
Seekor monster mirip lele (?) muncul di lantai dekat ranjangnya dan beberapa detik kemudian berubah menjadi sosok gadis cantik berambut pink keunguan (?).
"Selena?" rintih Argus. Selena tersenyum.
"Aku lihat kau berhasil menyusup." Selena tampak terkesan. "Kerja bagus."
"Nggak terlalu sulit sebenarnya." kata Argus, terdengar sedikit bangga.
Seperti dugaannya Rafaela masih naif seperti dulu. Mudah ditipu, mudah diperdaya. Gadis baik hati yang menurut Argus cenderung bodoh karena dengan mudahnya bisa ia akali. Ia tahu Rafaela masih peduli padanya bahkan setelah pengkhianatan yang telah ia lakukan pada gadis itu. Argus tahu dan memanfaatkannya.
Selena terkekeh. "Tapi aku ingin kau tetap waspada." peringat gadis itu, menatap tegas laki-laki rambut hijau di hadapannya. "Aku tahu masa lalumu dan Rafaela seperti apa. Kuharap menghabiskan waktu bersamanya di sini tidak membuatmu terbawa perasaan."
"Cih." Argus memasang tampang masam. "Aku bukan laki-laki lemah seperti itu."
"Ya. Ya. Ya." Selena tersenyum dingin penuh arti. "Yang jelas rencana kita harus berhasil. Dendam Dark Lord harus terbalaskan."
Rahang Argus mengeras mengenang kekalahan mereka di perang besar setahun lalu. Padahal saat itu mereka begitu dekat dengan kemenangan. Para Hero Land of Dawn hampir bertekuk lutut. Tapi kemudian Gusion Paxley sialan itu bertindak nekat. Mengorbankan nyawanya demi mengalahkan Dark Lord.
Dan yang lebih menyebalkannya lagi, laki-laki itu masih hidup. Gusion Paxley masih bernapas di luar sana membuat darah Argus terasa mendidih.
"Kali ini kita harus memakai otak." Selena melipat kedua lengannya di depan dada. "Kau tahu apa yang membuat kita kalah setahun lalu? Itu karena ikatan di antara para Hero di Land of Dawn yang sangat kuat."
Argus memandang Selena tidak mengerti.
"Rasa sayang Lesley pada Harley, rasa sayang Gusion pada Lesley, rasa sayang dari sahabat mereka hingga akhirnya melibatkan keluarga mereka juga." Selena tertawa. "Menjijikan memang. Tapi rasa sayang itu membuat mereka berani melakukan apa saja. Berani berkorban untuk orang yang mereka sayangi dan pedulikan. Dan itu memberi kekuatan pada mereka yang sulit untuk kita kalahkan."
Selena sendiri tidak tahu seperti apa ikatan itu. Rasa sayang pada orang lain. Rasa peduli pada orang lain hingga kau rela mengorbankan dirimu sendiri. Karena ia tidak pernah merasakan hal itu.
Keluarganya membencinya. Kaumnya sendiri bahkan mengorbankan ia untuk iblis Dark Abyss hanya untuk mendapatkan energi kegelapan. Gadis itu terkekeh dingin. Baginya ikatan kasih sayang itu omong kosong dan menjijikan. Selena ingin melenyapkan semuanya. Ia kembali untuk membinasakan keluaganya dan seisi Land of Dawn.Ia datang untuk membalaskan dendam. Dendam Dark Lord juga dendam dirinya sendiri.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Argus, memandang gadis itu penasaran.
"Kita hancurkan ikatan mereka." Selena menyeringai licik. "Buat mereka saling curiga. Buat mereka saling tidak percaya. Buat mereka saling mengkhianati satu sama lain. Buat mereka saling membenci." gadis itu terkekeh. "Dengan begitu kita akan mudah menghancurkan Land of Dawn sialan ini."
***
Hari turnamen semakin dekat tapi Beauty belum memastikan siapa yang akan ikut mewakili tim mereka. Dengan keluarnya Layla, mereka memang tinggal berlima tapi rasanya formasi mereka belum pas jika ingin memenangkan turnamen ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty vs The Beast; [The Cursed Child]
RomanceLesley, Miya, Layla, Freya, Odette dan Kagura adalah enam cewek paling populer di Heroes High School. Selain karena kecantikannya, mereka juga terkenal akan kekuatannya dalam battle. Tidak ada yang bisa kabur dari tembakan senapan Lesley, panah Miya...