Mr. Pothografer

22 4 6
                                    

siang hari, matahari sangat terang menyinari dunia,semua merasakan panas, resah,berkeringat,gelisah,serta sangat menerkam kulit. 🤓
"hari yg sangat cerah dan sangat panas kak".keluh
Hannah delisha, yang biasanya di sapa shasa,shasa sangat rajin kesekolah karena ingin menggapai cita citanya.shasa seorang anak pejabat perusahaan yang terkaya ,shasa tinggal di rumah yang sangat besar bersama kakak dan ayahnya ,ibunda shasa meninggal karena penyakit kanker .

"shasa, tidak boleh ada kata mengeluh jika kita ingin menggapai cita cita,adikku tersayang".yana menggusuk kepala shasa yang suka mengeluh.

Ariana ros,seorang kakak yang sangat kuat demi keluarga,Ariana ros yang biasa di sapa yana, yana seorang kakak yang sangat tangguh,dan kuat,dikeluarga mereka yana yang membing-bing adiknya ,bagi shasa nasihat seorang kakaknya itu sangatlah berarti baginya,mereka adik kakak yang sangat akur.

"Assalamualaikum, hati-hati ka yana".shasa mencium tangan yana, itu kebiasaan mereka di waktu pagi ,sewaktu berpisah ke sekolah .
Sekarang yana sedang di semester2 kuliah jurusan kedokteran.
Sedangkan shasa kelas 3 SMU

"waalaikumsalam,iya kamu belajar yang rajin y sha.."
Shasa mengangguk tersenyum bangga melihat seorang kakak yang sangat syg dengannya.

"sha,pulang sekolah nanti join cafe yuk?"tina adalah sahabat shasa baik, cantik, pendek, perhatian.
"kita berdua aja? "tanya shasa
"engga dong,ada rayyen,gw,lho,iqbal,sisti."
Shasa terkejut mendengar nama RAYYEN,karena rayyen cowok yang paling susah senyum,sifatnya sangat dingin kepada perempuan,dan yang paling shasa suka dari dia cuma satu dia adalah seorang potoghrafer.
"ini seriusan tin?"
"iyalah,masa pura pura,iya gw tau rayyen itu orangnya" shasa menutup mulut tina yang hendak menjelaskan kembali sosok rayyen.
"sha tapi lho ikut kan? " tanya tina sambil menatap mata shasa
"iya, gw ikut"
Mereka berjalan menuju ke kelas untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya.
K

RINGGGG! KRINGGGG! KRINGG!
"sha,ayo cepat nanti kita tertinggal mobilnya lhoo"tina menarik tangan shasa sambil berjalan dan tergesa gesa.
"pelan pelan dong tin,"shasa pun berjalan mengikuti tina yang jalannya sangat cepat.
Mereka semua sudah memasuki mobil iqbal.
"gaess tidak ada yang ketinggalan kan?" iqbal melihat ke belakang dan melihat satu persatu teman temannya.
Iqbal menyalakan mesin mobilnya dan terus berjalan
"tina ayo sudah sampai" shasa menyenggol bahu tina yang dari tadi hendak memainkan hpnya.
Shasa melihat rayyen yang tampan diantara mereka semua.
Selesai mereka makan makan di cafe,iqbal mengantar mereka kerumahnya masing masing.
"makasih ya bal" shasa
"makasih iqbal " Tina
dan seterusnya.
"Assalamualaikum" keluhan yang diucapkan shasa hendak memasuki rumah,dengan mukanya yang sangat lelah.
"walaikumsalam,sha kok pulangnya telat de?"
"o,kak yana waktu pulang sekolah shasa mampir ke cafe bersama teman teman sambil makan siang,shasa udah ngabarin papa kok,yaudah shasa mandi dulu ya"
keesokan harinya.
"tin,kok rayyen waktu pergi sampai pulang dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun ya?" tanya shasa penasaran
"kan lho tau sendiri sifat rayyen gimana"
"tapi dia sangat cuek dan tidak asik" shasa bingung dengan sifat rayyen.
"awas looo,sha lho kezel kezel sama rayyen nanti lho naksir lagi".
Tina mengejek shasa, yang sangat bingung dengan sifat rayyen.
" enak aja lho,gw paling g bisa berteman dengan orang yang g asik kayak rayyen". shasa berlagak sombong.
"yaudah yuk ke kantin".Tina menggandeng lengan shasa sambil senyum senyum.
Shasa menatap Tina sangat lama.
"sha,ayuk dong laper nii"
"iya, iya"
Sesampai di kantin mereka melihat semua kursi dan meja yang penuh.
"sha gimana ni,gw udah laper banget"
Shasa menunjuk kursi dan meja sebelah sana.
"itu aaa da"shasa hendak menunjuk tiba tiba Rayyen deluan yang mengambil kursi dan meja tersebut,mereka sangat lelah mencari meja dan kursi.
"Rayyen kami berdua boleh gabung ga?" Tanya shasa ketakutan.
"boleh kok duduk aja"
"tin kok dia mendadak baik si?" suara shasa bergetar.
"kalian kenapa sih,santai aja kali"ujar Rayyen.
"oh iya, makasi ya udah ngasih duduk"ujar shasa
Rayyen mengangguk.
Selesai makan rayyen bangun dari kursinya tanpa pamit dengan Shasa Dan Tina.
"eh, Rayyen lho mau kemana"? Tanya Tina.
Rayyen menghiraukan apa yang ditanyakan oleh Tina
"serius ni orang,sombong benner"shasa sangat kesal kelihatannya kepada Rayyen.

Pagi Minggu pun tiba,shasa dan kakanya mempunyai rencana Jogging bersama sama di pagi hari.
"kak yanaaa,cepetan dong keburu siang nanti".shasa melontarkan suara nya yang keras.
"sabar dong".yana memakai kaos kaki dan Sepatunya tergesa-gesa.
Mulailah mereka berlari melintasi pagi yang cerah itu.
"itu bukannya Rayyen".shasa mencipitkan matanya,shasa ingin memastikan bahwa itu betul betul Rayyen,shasa berhenti berlari dan ingin menghampiri Rayyen.
"sha kamu mau kemana?"
"kak, shasa kesitu bentar ya,gak lama kok"
"Rayyen".Shasa memegang pundak Rayyen,tetapi shasa tidak punya niat untuk mengejutkannya.
"apaansi,ada apa".suara yang menegangkan shasa,shasa terkejut.
"shasa,sorry tadi gw kaget"
Shasa lari sambil menangis karena terkejut,Dia mengajak yana pulang shasa langsung menarik lengan yana.
"sha, kamu kenapa? Kok nangis?"
Shasa tidak menjawab,ia terus memasuki kamarnya dan menangis.
"Orang tua ku saja tidak pernah membentak ku".
Jika shasa dibentak,shasa teringat ibunda nya yang sudah tiada.
Dulu sewaktu ibunda mengandung shasa, ayahnda shasa pernah membentak ibundanya sampai ibunda shasa mengalami pendarahan waktu mengandung shasa.
"bunda shasa rinduu".
Shasa kembali menangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MR. photograperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang