Bagian Satu, Kala Itu

3K 176 2
                                    

Sugestiku, dan Dirimu.

Bagaimana rasanya saat kau telah memvonis dirimu untuk tidak akan jatuh cinta lagi karena sebuah janji?.

"Sudahlah Peng, aku yakin kali ini pasti cocok untukmu"

" tidak Off"

"tapi kau bahkan sudah pernah jalan berdua dengannya, dan itu tidak buruk kan?" Kali ini seseorang bertubuh mungil mencoba membujuknya.

"memang"

"lalu? Apa masalahnya?"

" aku tidak ingin" jawabnya lagi sambil mulai mengelap senar laras panjang yang baru didapatnya pagi ini 'mainan baru' batinnya.

"papii! Lihatlah temanmu itu! Sudah mati rasa sepertinya!"

"sudahlah Gun jangan memaksa lagi, kita pergi saja ya?" bujuk seseorang bertubuh jangkung lalu mulai merangkul seseorang yang mungil "Peng, kami pergi dulu" tambahnya lagi sambil berlalu tanpa menunggu, karena dia tahu pasti, sahabat yang lahir di tahun yang sama dengannya ini tidak akan menjawab.

"Mati rasa? Aku rasa tidak" ia bergumam ketika teman-temannya itu pergi, dia menyentuh dadanya, sebelah kiri, tepat di jantung "aku hanya sudah terbiasa sendiri" lanjutnya sambil meletakkan 'mainan baru' nya tadi di meja dan memandang lukisan langit senja dari jendela ruangan tersebut yang menampakkan mentari sendu malu sebagai pusatnya.

Bagaimana rasanya jika, kau bahkan tidak yakin pada dirimu apa masih mengenal kata cinta? Huh, klise.

Yang seorang Tay Tawan tidak tahu, itu semua hanya sugesti. Kau mensugesti dirimu untuk tidak jatuh cinta, kau yang mensugesti dirimu untuk tidak mengenal dirimu sendiri. Dasar, klise.

TING

Sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselnya di atas meja, hanya sesaat setelah dirinya memandang senja. Memang sepertinya, dia tidak diperbolehkan melamun oleh Sang pengatur waktu.

Off Jumpol

Peng, jangan lupa untuk menemui ayahmu, beliau sudah berkali-kali menelfonku hari ini, aku mohon

"Bangsat" Tawan bahkan tidak menyentuh apalagi membalas pesan dari ponselnya. benda hitam itu hanya mendapat lirikan darinya yang sekedar membaca pop up notification. Oh, dan Jumpol sialan ini memang cerdik, dia tahu bahwa Off sengaja membubuhkan kata mohon sialan itu di pesannya, agar tidak ditolak. Lagipula sejauh yang Tawan tahu, temannya ini termasuk jarang memohon.

Tanpa membuang waktu, setelah membaca pesan tersebut, dirinya segera meraih jas dan berjalan keluar ruangan tersebut.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

TING

Lift menujukkan angka 7 di jarum penunjuknya, menandakan bahwa Tay Tawan telah tiba di ruang kerja ayahnya.

Sugestiku, dan Dirimu. ㅡ a TayNew FanfictionWhere stories live. Discover now