Prolog

62 5 139
                                    

Di sebuah dunia fantasy yang indah ini, dia dipanggil oleh penduduk dunia tersebut. Dia bernama Eden, ras manusia, umur 17 tahun, penampilan biasa saja, parasnya terkesan dingin, dan statusnya single ( jomblo :v ).

•~•~•~•~•~•~
*bsssh...
Suara sihir yang bekerja 100%

"Akhirnya aku bisa memanggil makhluk dari dunia lain." ucap seorang elf berambut pirang dan berparas cantik.

Setelah beberapa saat kabut itu menghilang, didapatnya seorang manusia dengan wajah yang terkesan dingin sedang kebingungan dalam posisi terbaring di sebuah lingkaran sihir.
" Kenapa aku tidak bisa bergerak, apakah ini yang dimaksud...."

*step *step
Suara langkah yang mendekati, dan tak lama sampai di samping manusia itu.

"Siapa namamu?"
Tanya si elf keheranan, sambil mendekatkan wajahnya ke manusia tersebut.

"Aku Eden."
Menjawab dengan nada datar, dan sedikit terkejut melihat ras yang berbeda dengan dirinya.

"Hey, apakah kamu tahu ini dimana?"
Dia bertanya dengan nada datar setelah memberitahukan namanya.

"Wah...kamu ternyata bisa bahasa dunia ini."
Dia membalas pertanyaan dari si Eden dengan wajah yang gembira setelah tahu bahwa mereka berdua bisa saling berkomunikasi, tetapi itu tidak menjawab pertanyaan dari Eden.

"Huhh...hey apakah kau tidak mengerti apa yang aku tanyakan?"
Eden membalas perkataan si elf tadi dengan di awali keluhan kecil tanda kesabarannya habis saat mendengar apa yang seharusnya tidak dikatakan.

"Maafkan aku, habis aku senang saat kamu membalas pertanyaanku."
Dia membalas dengan wajah yang lebih gembira dari sebelumnya. Dan si elf tadi semakin mendekatkan wajahnya.

"Kita sekarang ada di hutan Grace, dan juga merupakan tempat yang cocok untuk pemanggilan makhluk. Baik itu beast spirit, animal spirit, legend spirit."
Si elf menjelaskan tempat keberadaan mereka saat ini sekaligus menjawab pertanyaan dari Eden.

"Hm..tapi kok hasil pemanggilanku adalah manusia ya? Seharusnya roh yang terpanggil dalam pemanggilan ini."
Dia mengangkat wajahnya dan keheranan oleh hal yang di buatnya sendiri.

"Jadi, aku tidak sesuai dengan yang kamu harapkan?"
Eden menyela saat si elf sedang keheranan. Dan mulai berdiri dihadapan elf itu.

"Oh...."
Si elf memecahkan keheranannya sembari terkejut melihat Eden bangun dengan sendirinya.

"Jadi begitu."
Katanya setelah selesai terkejut sambil memandangi Eden.

"Apa...."
Risih dengan wajah yang sedikit tersipu saat dipandangi oleh elf itu.

"Tidak apa-apa..., Eden ayo kita pulang."
Si elf itu mengajak Eden untuk pulang tanpa ragu.

"...."
Eden keheranan, setelah si elf mengajaknya pulang.

"Tunggu...kenapa aku harus ikut denganmu."
Eden bertanya ke elf tadi dengan tergesa-gesa.

"Kamu kan adalah makhluk panggilanku, jadi aku yang menjadi tuanmu."
Si elf tadi menjawab dengan singkat tanpa ekspresi.

"Dengan kata lain, aku bawahanmu?"

"Iya."

"Sebentar-sebentar, mana bisa aku jadi bawahanmu?"
Eden menanyakan hal yang baginya membingungkan itu.

"Ada kok buktinya."
Dengan semangat elf tdi membalas pertanyaan Eden.

"Mana?"
Eden meminta bukti.

"Bawahan tidak akan membangkang kata tuannya/pemanggilnya. Ok Eden aku perintahkan kamu untuk ikut aku pulang."

"....."
Beberapa detik suasana menjadi sunyi, dan sedikit terdengar kicauan burung.

"Lho..kok gk bisa?"
Si elf kebingungan dengan kenyataan yang diterimanya. Dan tak lama kemudian dia terdiam merenungkan kenyataan ini dengan wajah kecewa.

"....."
Eden terdiam sejenak mengamati situasi dan lingkungan sekitar.

••••

~Beberapa menit setelah si elf merenungkan kenyataan yang mengecewakan~

••••

"Hallo..."
Eden mecoba menyadarkan elf dari putaran renungan dengan cara melambaikan tangan di depan muka si elf.

"....."
Dia tersadar dan memalingkan wajah ke Eden.

"Hallo...kalau boleh tau, siapa namamu?"
Eden bertanya kepada elf tadi yang merupakan pemanggilnya, tetapi tidak untuk tuannya.

"Oh..maaf. Namaku Rushifa dari ras elf."
Dia menjawab dengan sigap setelah sadar bahwa dirinya sedang di tanya dan tidak panik lagi seraya menjawab.

"....."
Eden terdiam, sedang memikirkan sesuatu.

"Ayo kita pulang."
Eden malah mengajak Rushifa. Dan mulai jalan duluan. Dan disusul oleh Rushifa.

"Tunggu, Eden...."
Rushifa bangun dan menyusul Eden.

"Eden, apakah kamu bersedia jadi bawahanku?"
Rushifa menanyakan hal itu saat mereka jalan berdampingan.

"Hm...untuk sementara aku akan dipihakmu, kamu memanggilku untuk menambah kekuatan tempur kan?"
Dengan sedikit senyuman dia mengatakan hal itu.

"Apa boleh buat, ya."
Wajahnya sedikit memerah saat membalas senyuman dari Eden.

Ditengah perjalanan mereka berbincang membicarakan satu sama lain. Dan akhirnya sampai di Kampung Elf yang bertempat di hutan pula.

•°•°•°•°•°•°

Dengan ini revisi pertama sudah terlaksana.

Kalau ada kritik, saran, dan pendapat silahkan isi kolom komentar ya....

"Terimakasih sudah membaca karya saya." ucap author dengan wajah senang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fantasy World : Become A Better PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang