PS : Fanfic ini saya hapus dari fanfiction.net. Saya akan re upload semua chapter di akun ini. Perubahan nama beberapa casts karena alasan personal.
Terimakasih
.
."Apa kau tidak bisa membaca Jungsoo?" Tuan Kim akhirnya memberi pandangannya ke arah anak sulungnya.
"Appa. Demi Tuhan, apa yang kau lakukan? Anak itu masih hidup appa, kenapa kau melakukan ini?"
"Apa bedanya ia hidup atau tidak? Aku tak pernah merasa mempunyai anak bernama Kyuhyun itu."
Pandangan Jungsoo menyendu. Ini semua tidak bisa diterima logikanya. Bagaiamana bisa, seorang anak yang masih hidup dan bernafas hingga detik ini dikabarkan meninggal. Apa yang ada dipikiran sang ayah. Hati Jungsoo menolak mengakui orang tuanya sejahat itu.
"Aku baru terfikirkan hal ini, kenapa aku tak melakukannya dari dulu." Tuan Kim kembali memasang ekspresi angkuhnya.
"Appa, tidakkah kau merasa keterlaluan? Apakah kejadian kemarin tidak cukup?"
"Kenapa kau begitu gusar Jungsoo-ah?"
"Appa kenyataannya dia adikku!" Jungsoo berteriak mengeluarkan amarahnya.
"Anak itu bukan adikmu! Hanya karena dia lahir dari rahim ibumu bukan berarti dia adikmu Jungsoo! Kau hanya punya 3 adik. Masih untung ia kuijinkan menggunakan marga Kim dan tinggal disini. Tapi itu tak berarti apa-apa, karena ia sudah kuhapus dalam silsilah keluarga Kim karena alasan meninggal. Sebaiknya kau kembali ke kamarmu, ini sudah malam." seusai mengucapkan itu, Tuan Kim langsung pergi meninggalkan Jungsoo yang menatap punggung ayahnya sendu .
"Appa.."
" Mianhae Kyu-ah, hyung mianhae"
.
.
.
10 tahun kemudian...
"Seonsaengnim, hah.. bisakah kau buka gerbangnya? Aku janji ini yang terakhir kalinya." Seorang remaja tampan berusia 15 tahun, bertubuh kurus serta berkulit putih pucat dengan nafas terengah-engah tampak tengah memohon kepada seorang guru piket karena terlambat datang ke sekolah, peluh mengalir dari dahinya, meski saat itu sedang musim dingin.
Guru piket itu menggeleng. Mata keriputnya menatap remaja belasan tahun itu meremehkan. "Ck, Kim Kyuhyun, kau itu murid beasiswa, kenapa kau suka sekali datang terlambat hah? Kali ini kau terlambat 15 menit, aku sudah tidak bisa mentolerir!" tegas sang guru.
"Saem. Aku mohon, aku sudah berlari menuju ke sekolah, tapi aku tetap terlambat, aku janji besok aku akan berlari lebih cepat." Masih dengan nafas terengah-engah ia kembali memohon, tampak uap keluar dari mulutnya saat berbicara, serangamnya sedikit basah karena keringat walau salju tengah turun menghiasi rambutnya.
"Aish baiklah, ini untuk terakhir kalinya." Guru piket itu akhirnya membukakan pintu.
"Khamsahamnida." dengan tergesa-gesa anak itu berjalan masuk kesekolahnya setelah membungkukkan badannya ke guru piket.
"Ck.. dasar tidak tau diri. Sudah untung sekolah disini tanpa bayar masih saja suka terlambat, apa dia semiskin itu sampai tidak mampu naik bus? Benar-benar merepotkan." Sang guru menggerutu dengan suara yang tidak pelan.
Kyuhyun, nama siswa yang terlambat itu. Ia mendengarnya sangat jelas, sepagi ini entah sudah berapa kali ia mendengar kalimat cemoohan atau hinaan yang dilontarkan kepadanya, seolah menulikan telinganya ia terus berjalan sedikit cepat menuju kelasnya.
.
.
CKLEK
BYURR
KAMU SEDANG MEMBACA
ME
FanfictionHal terpenting dalam hidup adalah merasakan kebahagiaan dan kedamaian. Jika kau tak bisa mendapatkannya dengan mereka, orang yang kau cintai. Maka carilah kebahagiaanmu sendiri. ME Genre : Family, Friendship, Angst Main cast : Cho Kyuhyun as Kim Ky...