Langit senja kali ini berona kelabu, senada dengan suasana hatiku. Walau berulang kali sedih ini coba kusingkirkan dari dalam hati, seperti awan mendung di cakrawala bagai bulu-bulu domba kusam yang digiring angin untuk menjauhi sosokku, dan sosoknya yang tengah berseteru.
Bulu-bulu domba itu bersikeras menetap di atas kepala-kepala kami lalu menjatuhkan air matanya, berharap itu dapat melerai kami. Namun, semua itu sia-sia. Pertengkaran itu masih berlanjut? Laki-laki berkulit hitam legam di depanku ini bernama Husein.
Jangan berpikir kami punya hubungan spesial hingga bertengkar. Walau sering kami dijodoh-jodohkan sih, tapi tetap saja ia bukan kekasihku. Tepatnya ... ia sahabatku.
Ia adalah seorang mas comblang bagiku dengan Kak Anas. Karena ia laki-laki, maka aku tak bisa memanggilnya mak comblang. Ia adalah perantara hubunganku dengan Kak Anas, yang akhirnya dapat peka berkat bantuan Husein. Lalu apa yang membuat kami bertengkar? Karena keegoisanku, aku tahu. Namun, aku tetap keras kepala.
"Aida, kenapa lo gak mau ketemu sama Anas, hah? Ini saat terakhirmu melihatnya. Kau tahu, 'kan?!" Husein berteriak, suaranya bersaing dengan derasnya hujan.
"Tinggalkan aku sendiri." Aku tetap bersikeras.
"Lo bener gak mau ketemu dia lagi?"
"Aku ingin, tentu aku ingin, tapi ... "aku bergumam pelan. Namun, ketajaman telinga Husein yang seperti kelinci itu mampu menangkap suaraku yang ditelan gemuruh hujan.
"Tapi apa?"
Aku meneguk ludah, mengumpat dalam hati. Ada rasa tak tega melihat Husein menahan dingin, padahal tubuhnya sedang tidak fit. Mengapa ia berbuat sampai sejauh ini?
Husein memahami kebingunganku. Ia melempar sebuah kotak kecil ke arahku. Refleks tanganku meraih kotak berwarna biru bening itu. Mataku terbelalak melihat isi kotak tersebut. Sebuah cincin dengan kupu-kupu kecil berwarna biru, lalu ada ukiran tulisan 'Zutto Ai'—berasal dari bahasa Jepang yang artinya 'cinta selamanya'.
Air mataku mengalir begitu saja. "Anas yang meminta gue ngasih itu ke elo!"
Mengapa setelah semua yang kuperbuat Kakak masih baik padaku? Mengapa setelah pertengkaran kita, hingga aku memutuskan hubungan kita yang terjalin tiga tahun lamanya, kau tetap ada di sisiku, bahkan saat-saat terakhir hidupku, dirimupun rela menebus nyawaku, yang kuanggap tak berharga, Kak Anas mengapa kamu teramat mencintaiku?Semua haru yang membiru terliput di air mataku, Namun pandanganku tiba-tiba buram, mungkinkah aku bisa menyusulmu Kak?
BRUK!
Tubuhku limbung, sentuhan tanah menyambutku dengan keras.
Argh! Apa aku akan dijemput malaikat maut kali ini?! Mati-matian tangan kiriku menggenggam erat kotak itu, lalu... buram.
bersambung
Gimana nih reader ceritanya? ditunggu krisarnya kakak, baru belajar menulis di wattpad. :)
.
YOU ARE READING
cincin kupu-kupu biru
RomanceKIsah scifi(sains fiksi), genrenya lebih ke romance. Kisah cinta beda alam, tapi bukan cinta dengan makhluk astral lho, karna dengan cinta semua hal rumit pun bisa diterjang walau alam berbeda, walau waktu berbeda, cinta akan menarik dua insan dan m...