6.

2.2K 262 19
                                    

HUNHAN FANFIC
HOMO! BOYXBOY! Gak suka? Gak usah baca:) simple yekan?
.
.
Happy reading:)
.
.

Chanyeol masih menatap selembaran kertas disana. Matanya menerawang memandang kearah ruangan hotel yang kini dia tempati. Kembali dia mengecek kalender lalu mengulas senyum tipis.

Tok tok

"Haah... Aku pikir aku tidak terlalu menyukai beberapa kudapan disini, membuatku ingin muntah" suara Jongin tiba-tiba terdengar membuat perhatian Chanyeol teralihkan pada pria yang baru saja masuk kekamarnya.

"Sedang apa kau disini? Sudah kubilang ketuk pintu dulu sebelum masuk" ujar Chanyeol tak suka. Jongin nampak tak mendengarkan, dia malah duduk disofa lalu menyalakan rokoknya dengan santai.

"Oh maaf" ujarnya lalu tersenyum mengejek kearahnya.

"Bagaimana dengan Sehun? Apa dia benar-benar akan membusuk dirumah sakit itu?" Tanya Jongin sambil menghembuskan asap rokok miliknya.

Chanyeol menghela nafas, lalu memandang keluar jendela.

"Tidak. Kau tau kan kenapa Sehun berada disana?"

Jongin mengangkat kedua bahunya "Entahlah. Mungkin karena Sehun kurang jeli menyembunyikan dirinya atau mungkin dia sengaja"

Chanyeol menghela nafasnya lelah lalu memijit keningnya "Kita yang akan menjemputnya, Jong. Dia bilang akan kembali dua minggu depan"

Jongin mendengus "Aku masih heran kenapa si sialan itu harus masuk rumah sakit jiwa. Mentalnya bahkan sudah hancur sekali" ujar Jongin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heran dengan kelakuan sahabatnya yang jauh dari nalar.

"Dia tidak berniat sehat dari awal" celetuk Chanyeol dengan nada santainya.

"Apa maksudmu?"

"Dia hanya tertarik mencoba saja, bagaimana suasana rumah sakit. Intinya, kita harus melakukan rencana Sehun yang sudah dia susun sebelum dia pergi" jelas Chanyeol. Jongin hanya menghela nafasnya.

"Baiklah. Ck, merepotkan"

.
.

"Bagaimana perasaanmu saat ini?" Luhan memandang kedepan dengan pandangan bersahabat. Sehun mengulum senyumnya tipis.

"Baik. Kenapa kau kemari, Dr.Lu?" Tanya Sehun saat melihat Luhan yang kini melangkah kearahnya dengan gaya malu-malu khas Luhan sekali.

"A-aku hanya kebetulan" kekehnya halus lalu mengambil tempat duduk disamping Sehun.

Sehun menatap kedepan, lebih tepatnya taman rumah sakit, mengacuhkan Luhan yang kini duduk disampingmu.

"Apa aku bisa mendapatkan satu set daging panggang nanti?" Tanya Sehun tiba-tiba. Luhan meliriknya aneh.

"Kenapa?"

"Tolong sampaikan saja pada Yifan, aku hanya ingin memakannya" celetuk Sehun. Luhan seketika itu hanya diam, sesekali melirik kearah Sehun yang sedang memandang kedepan dengan pandangan kosongnya.

"Apa warna kesukaanmu?" Tanya Luhan tiba-tiba. Alis Sehun mengerut.

"Apa kau berniat melakukan konseling diluar jam kerja?"

🅳🅾🆄🅱🆃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang