02-Masa kecil

267 14 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ibarat gue langit lo bintang, gue berharap bintang selalu bersama gue agar langit tak lagi merasa kesepian karena ditinggal matahari.

Malam itu sehabis shalat isya dan makan malam, Vania bergegas pergi ke rumah Arka dengan membawa beberapa buku tulis.

"Mau kemana dek?" Tanya Ravin -Kakak Vania-.

"Mau ke rumah Arka kak," Vania berujar sembari memakai sandalnya.

"Cieee, nempel mulu, bentar lagi pacaran nih." Ejek Ravin.

"Apa sih Kak, masih kecil juga." Ravin tertawa.

"Udah ah, Vania mau ke rumah Arka dulu."

"Assalamualaikum." Pamit Vania.

"Waalaikum salam." Jawab Ravin.

Vania berjalan menuju rumah Arka yang berada tepat di depan rumahnya. Vania memencet bel rumah itu berkali-kali, namun tetap tidak ada sahutan atau setidaknya terbukanya gerbang rumah. Sedetik kemudian, pintu gerbang rumah itu terbuka dan memperlihatkan Arka dengan kaos oblong warna hitam yang senada dengan celana pendeknya.

"Hai!" Sapa Vania.

Arka berdehem sebagai jawabannya. Vania mengikuti Arka hingga sampai di ruang keluarga.

"Mana pr nya?" Tanya Arka.

"Ini." Vania menyerahkan buku tulisnya pada Arka.

"Ya ampun, Bell. Lo niat nulis nggak sih? Nggak kebaca tahu nggak." Arka menggelengkan kepalanya heran.

"Hehe, waktu itu Ayu -teman sebangku Vania di SD- bilang tulisan di papan tulis mau dihapus, jadi aku cepetan nulis soalnya deh." Jelas Vania panjang lebar.

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang