#18

6.8K 302 1
                                    

***
Aku berjalan pulang menuju asrama, dengan rasa yang bercampur aduk..

"apa yang harus aku katakan ke mbak Dina?" "Apa aku harus cerita tentang niat ustadz Imran mengajakku ta'aruf ke mbak Dina?" "bagaimana kalau mbak Dina marah kecewa sama aku? Pasti aku dikira sebagai penghianat" "ya allah, apa yang harus hamba lakukan?" gumamku dalam hati dengan seribu satu pertanyaan yang mengitari langit pikiranku..

Tak sampai 10 menit, aku sampai depan pintu kamar asrama...

Deg.... Deg... Deg...

Suara jantung berdegup sampai terdengar oleh daun pintu yang akan ku buka...

"ya Allah,apapun yang akan terjadi aku harus mengatakannya, berilah hamba kemudahan dalam mengatakan semua ini ke mbak Dina ya rabb.. " ujarku dalam hati yang disertai tekad keberanian

"Bismillah.." ku buka pintu perlahan dengan tangan yang mulai terasa dingin...

"Assalamu'alaykum" ucap salamku pada bilik kamar yang terlihat tanpa penghuni..

"mbak Dina, mbak.. Mbak dimana?" seruku memanggil nama mbak Dina menyusuri kamar...

Setelah ku berkeliling bilik yang memang cukup kecil namun nyaman untuk ditinggali, namun tak ku temukan sosok wanita anggun berhijab lebar itu...

Tiitt... Tiit..

'Assalamu'alaykum Ra, mbak balik agak telat ya jangan nyariin, ini lagi nyicil tugas sama temen mbak' bunyi pesan whatsapp dari mbak Dina

'wa'alaykumsalam mbak, iya ndak apa-apa mbak, ini aku lagi nyariin mbak mau ngomong something heheh, ntar aja deh kalau mbak udah balik' balas pesanku pada mbak Dina

"yaudah deh nanti saja aku ngomong ke mbak Dina" lisanku bicara sendiri

***

Sembari menunggu kedatangan mbak Dina, aku menulis sebuah torehan jemariku...

Ta'aruf?

Bagaimana lisan mampu berkata
Perihal bahagia...
Bahkan hati pun tak mampu menerima kegirangan ini
Lelaki yang ku damba..
Merangkai kata mengutarakan
Sebuah niat suci untuk mengenalku
Aku bahagia.....
Ustadz, semoga Allah memberi jalan terbaik
Untukku dan untukmu

-Ara

Entahlah, aku merasa sangat bahagia meski disisi lain aku sangat cemas perihal apa yang akan dilakukan mbak Dina setelah tahu kebenarannya...

Lelaki berpeci itu, aku pernah mengharapkannya meski rasa takutku pada Allah swt lebih besar yang membuatku melupakan tentang rasa itu...

Lelaki itu yang selalu aku ceritakan dalam butiran doaku....

Setelah sholat isya' malam ini, aku menelepon ibu dan bapaku di seberang sana yang memang sudah cukup lama tidak ku beri kabar...

"Assalamu'alaykum ibu" ucap salamku
"wa'alaykumsalam sayang, kamu kok udah lama tidak menelepon ibu, kami sangat kangen sama kamu loh,gimana kabar kamu disana, baik-baik saja kan?" celoteh ibu yang terlihat sangat merindukan peri kecilnya ini

"iya bu, banyak banget pertanyaannya, bentar ya aku jawab satu per satu." jawabku sambil tertawa kecil
"yaudah cerita sama ibu" tambahnya
"maaf ya bu, Ameera udah lama ndak ngasih kabar ke rumah, soalnya disini Ameera sibuk banget ngerjain tugas hehhe.. Ameera juga sangat kangen sama orang rumah, alhamdulillah Ameera baik-baik saja disini, terus gimana kabar ibu sama orang rumah lainnya, Ameera sangat merindukan kalian" jelasku pada ibu

Jannah Ku Bersamamu Ustadz (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang