05-Rumah pohon

221 51 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue secangkir kopi aja nggak usah pake gula.Gue nggak suka pemanis buatan buat hal yang udah dikodratin pahit.

Arka dan Vania berjalan beriringan menuju parkiran. Bel pulang sudah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu.

"Ka, mana helmnya?" Tanya Vania.

"Ini." Arka menyodorkan helmnya pada Vania. Vania segera memasang helm tersebut, tetapi Ia terlihat kesusahan.

"Ckck, masang gituan aja nggak bisa." Vania menggerutu dalam hati. Arka membantu Vania memasang helm dengan aman.
Setelahnya, keduanya beranjak dari parkiran dan pergi meninggalkan sekolah.

Dalam perjalanan, tak ada yang membuka suara kecuali suara riuh penggunaan kendaraan. Ditengah perjalanan, Arka berhenti di sebuah kedai es krim. Ia memarkir motornya lalu pergi meninggalkan Vania. Sekembalinya dari kedai, Arka memberi satu es krim untuk Vania.

"Thanks." Ujar Vania saat Arka memberinya es krim. Motornya melaju membelah jalanan padat ibu kota.

"Kita mau kemana Bell?" Tanya Arka di tengah perjalanan.

"Ehmm, terserah deh. Gue ikut aja," Jawab Vania.

"Ke KUA mau?" Arka menggoda Vania.

"Nggak!" Arka terkekeh dengan ucapan Vania.

"Gimana kalau kita ke rumah pohon?" Usul Arka yang disetujui oleh Vania.

"Wah, boleh tuh. Kebetulan kita nggak pernah ke sana, terakhir juga pas kelas enam." Vania menghabiskan es krimnya dan membuangnya ke sembarang arah.

Setibanya mereka di sana, suasana indah nan tenang lah yang menyambut kedatangan mereka. Vania segera melepas helm dan memberikannya kepada Arka lalu berlari diantara bunga-bunga yang ada di taman.
Arka menggelengkan kepalanya dan ikut berlari mengejar Vania.

"Bell, tungguin gue." Teriak Arka yang berusaha mengejar Vania.

Vania terus berlari dan menghirup aroma wangi yang berasal dari salah satu bunga yang ada di sana.

"Sejak kapan di sini ada pohon?" Tanyanya pada diri sendiri saat menabrak pohon mangga dan membuat kepalanya benjol. Arka mengusap-usap kepalanya dan kembali berlari mencari Vania.

Arka akhirnya menemukan Vania sedang berbaring di atas rerumputan sembari menghirup aroma wangi bunga yang mungkin dipetiknya.

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang