BLACK TINKERBELL

290 29 9
                                    

“ Khun Mean Phiravich Attachitsataporn , Aku menyukaimu!”

“....”

“ Jadilah kekasihku!”

“Baiklah.. – “

.***.

Aku mengingatnya.

Aku ingat bagaimana ini semua bisa terjadi.

Awalnya aku merasa tidak ada yang salah.

Kupikir , semuanya baik-baik saja.

Aku bahagia bersamanya, dan aku yakin dia juga pasti bahagia bersamaku.

Aku senang mendengar semua orang berbicara tentang betapa serasinya kami.

Aku senang mendengar orang-orang mendukung hubungan kami.

Aku merasa, bahwa semua itu adalah kenyataan paling manis dalam hidupku.

Aku memilihnya. Begitu pula hatiku.

Aku menginginkannya. Begitu pula hatiku.

Duniaku berputar di sekelilingnya.

Dia adalah matahariku.

Dia milikku.

Dia hanya milikku.

Dia adalah Peterpan, dan aku adalah Tinkerbell .

Semuanya terlihat begitu indah.

Terlihat begitu menyilaukan hingga aku nyaris buta.

Mataku yang terus memandang kearahnya, hingga membuatku lupa.

Tak pernah ada realita seindah ekspektasi.

. *** .

Hari itu. Hari dimana aku mulai berfikir bahwa dia berbeda. Berbeda dari apa yang selama ini aku angan-angankan.

Di sebuah meja bundar. Dia duduk tepat di hadapanku. Mataku lurus menatapnya.

Namun, dia tidak.

Dia tidak balas menatapku.

Dia menatap kearah sebuah benda metalik di tangannya. Benda yang sejak awal sudah merebut fokusnya dariku.

Aku bertanya dalam hati , apakah benda itu lebih menarik dariku ?

Apakah benda itu lebih indah dariku ?

Apakah benda itu lebih penting dariku ?

Apakah aku tidak lebih berharga dari sebuah benda yang bahkan akan hancur jika kau hempaskan ?

Ya, aku hanya bertanya dalam hatiku. Membiarkan bibirku tetap bungkam. Membiarkan mataku lagi-lagi ditutupi kabut ekspektasi yang kuciptakan sendiri.

Aku menepis semua hal-hal yang dapat meremukkan hatiku.

Karena dia adalah milikku.

Black Tinkerbell [ 2Wish Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang