Salah seorang anak desa yang berinisial NN yang duduk di bangku SMA, dia sangat ingin melanjutkan pendidikannya ditanah jawa ketika sudah lulus SMA nanti, tepatnya kota Yogyakarta.
Keinginannya itu dia ingin sampaikan kepada kedua orang tuanya, tapi dia ragu karena kedua orang tuanya tidak sanggup berpisah dengan jarak yang sangat jauh denganya. Namun, suatu hari dia memberanikan dirinya untuk berbicara dan menyampaikan keinginannya itu didepan kedua orang tuanya.Setelah menyampaikan keinginanya, NN mendapat respon dari kedua orang tuanya, namun respon yang diberikan oleh kedua orangtuanya bukanlah respon yang sifatnya sudah pasti, tapi masih respon sementara. Karena kedua orangtuanya melihat kondisi perekonomian mereka.
Sore hari menjelang magrib, NN dipanggil ayah dan ibunya. Saat itu NN berada dirumah neneknya, yang bersampingan dengan rumahnya. NN pun bergegas menuju rumahnya, ketika NN sudah berada diatas tangga rumahnya , NN melihat ayahnya dari teras rumah sedang duduk dekat jendela. NN pun masuk kedalam rumahnya dengan perasaan sedikit tegang.
“Nak, duduk dulu sebentar” kata ayah NN sambil memandang NN dengan pandangan yang tak seperi biasanya.
Mendengar perintah ayahnya, NN segera duduk disebuah kursi depan ayahnya, sambil bertanya-tanya dalam hati “ini ada apa ya?, kok ak disuruh duduk gini, pasti ada yang ingin dibicarakan oleh ayahku dengan serius”
“ Nak ayah tahu, kamu sangat ingin melanjutkan pendidikanmu ditanah Jawa”, kata ayah NN dengan nada yang pelan.
“Ayah juga pengen banget kalau kamu sekolah ditanah jawa” Ucap ayah NN sambil memegang matanya yang sudah ingin meneteskan air mata.
NN kaget melihat ayahnya yang tegas dalam mendidiknya tiba-tiba bersedih seperti itu.
Hati NN tersentuh melihat ayahnya yang ingin menangis
“Nak, Ayahmu ini tidak seperti Paman mu yang PNS, yang punya gaji tinggi” Ucap ayah NN sambil menangis.
Mendengar itu semu NN duduk berdiam ditempatnya, sambil menahan agar air matanya tidak menetes, karena NN takut ayahnya semakin bersedih. Namun NN sudah merasa tidak sanggup lagi menahan air matanya, karena NN melihat ayahnya yang meneteskan air mata, dan akhirnya air mata NN tidak bisa lagi ia bendung, sehingga air mata NN menetes dengan sendirinya.
“Tapi ayahmu ini pasti berusaha nak, agar kamu bisa kuliah ditanah jawa” Ucap ayah NN dengan nada yang sungguh-sungguh sambil meneteskan air matanya.
NN mengusap air matanya yang tak bisa ia bendung dan kemudian NN melihat ayahnya melangkahkan kaki mendekatinya,ternyata ayah NN ingin memeluk NN dengan erat dan mengusap-usap kepala NN dengan lembut.
Hati NN semakin tersentuh dan air mata NN pun mulai bercucuran.
Dalam pelukan ayahnya NN menangis, dan terdengar suara kaki melangkah dari arah dapur, dan ternyata itu suara lahkah kaki ibu NN yang mendekati NN sambil meneteskan air mata, dan juga ia memeluk NN sama seperti ayah NN
Hingga saat itu NN merasakan kesedihan yang bercampur dengan kebahagiaan, Namun kebahagiaan yang dirasakan NN itu adalah kebahagiaan yang baru pertama kalinya NN rasakan.
NN tidak bisa lagi berkata apa-apa, hanya air mata haru yang menetes dari indra penglihatan NN.
NN memeluk erat ayahnya dan ibunya sambil berkata “Ayah, ibu, maafkan aku jika selama ini aku membebani dan membangkan kepada kalian” sambil meneteskan air mata
“kamu tidak pembangkan nak” kata ayah NN sambil menangis tersedu-sedu.
“Ayah, Ibu, aku tidak usah kuliah, cukup adek aku yang melanjutkan pendidikannya, kalau Ayah dan ibu tidak mampu” ucap NN dengan berani, demi mengurangi beban orang tuanya.
NN sebenarnya sangat ingin melanjutkan pendidikannya, tapi NN melihat kondisi perekonomian keluarganya yang pas-pasan, sehingga NN berani mengatakan itu kepada kedua orang tuanya.
Tapi ayah NN tetap ingin agar NN melanjutkan pendidikannya dibangku perkuliahan.
“Nak, kamu akan tetap kuliah” kata ayah NN sambil mengusap-usap kepala NN
“Nak, tidak usah kuliah jauh-jauh ya, cukup dekat sini saja” kata ibu NN dengan penuh harap“iyya bu” Jawab NN sambil menangis terseduh-seduh dalam pelukkan ayah dan ibunya
Tak lama setelah itu adzan Magrib berkumandang, Ayah NN menyuruh NN mengambil air wudhu
“Nak, segera ambil wudhu” kata ayah NN yang matanya bengkak karena menangis.
NN pun mulai melangkahkan kakinya untuk mengambil air wudhu, dan segera melaksanakan sholat.
Setelah semua itu NN berusaha keras meredup keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya ditanah jawa. NN kemudian serahkan semua kepada Allah, dimanapun ia melanjutkan pendidikannya itu sudah menjadi kehendak Allah.
Dimanakah NN melanjutkan pendidikannya, apakah Allah menempatkannya ditanah jawa, tau bagaimana?
Apakah orang tuanya tetap melarangnya ataukah orang tuanya mengizinkannya dibeberapa hari berikutnya?.
Tunggu kisah lanjutannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAHKU DAN IBUKU MENANGIS KARENA KEINGINANKU
Short StoryMenangis karena terharu