💕2💕

2.9K 270 5
                                    

"Coba Mas pikirin, kalau Caca nikah nanti kita juga yang ribet, Mas."

Rani masih berdebat dengan suaminya.

"Kenapa kita yang ribet, dia sudah jadi tanggung jawab suaminya."

"Iya kalau suaminya baik, kalau suaminya galak gimana?"

"Kamu tenang saja, calon suaminya Caca baik."

Rani menatap suaminya bingung. "Memangnya, Mas sudah punya calon untuk Caca?"

Mahesa mengangguk.

"Siapa?"

Mahesa menarik nafas panjang, sebelum menjawab pertanyaan istrinya.

"Adam."

Rani melongo.

Adam?

Maksudnya, Adam asisten suaminya itu?

Mungkinkah?

"Asisten Mas?" Rani memastikan.

"Memang ada berapa Adam yang kamu kenal?"

Rani masih tak percaya.

Mahesa berbaring dengan kedua tangan dilipat di bawah kepalanya.

Matanya menatap langit-langit kamar.

"Adam sosok yang baik, sejak ia bekerja denganku, ia bisa mengimbangiku." Mahesa mulai bercerita.

Rani duduk menghadap suaminya.

Ia juga penasaran, kenapa Adam yang menjadi pilihan suaminya?

"Pertama kali bertemu dengannya, Aku sudah bisa menilai, dia pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Aku yakin dia bisa menjaga Caca."

Rani tidak merespon suaminya, ia ikut mengingat saat sepuluh tahun yang lalu suaminya membawa Adam ke rumah dan memperkenalkannya sebagai Asisten pribadi suaminya.

Memang benar, selama ini Adam bersikap baik, anaknya nggak neko-neko, nggak banyak bicara, justru ia sosok yang pendiam.

"Mas, sudah bertanya padanya?"

"Belum, mungkin besok."

"Apa? Bahkan Mas belum tau jawabannya, Mas sudah seyakin ini?"

Rani menatap kaget suaminya.

"Dia pasti mau," ucap Mahesa yakin.

"Kalau tidak?"

"Lihat saja nanti."

Mahesa memejamkan matanya.

ia lelah.

Lelah saat mengingat perangai putrinya.

Dan hanya ini yang bisa ia lakukan, semoga ini yang terbaik untuk putrinya.

💕💕💕💕

Adam masuk ke ruangan Mahesa saat ia mendapat panggilan.

"Duduklah, ada yang ingin kubicarakan."

Adam duduk berhadapan Mahesa.

ia menunggu dengan tenang, tangannya bertaut diatas lutut.

"Kamu sudah taukan kelakuan putriku?"

"Iya tuan," sahutnya diplomatis.

Mahesa melihat intens laki-laki di depannya.

Adam terlihat canggung, ia tidak pernah ditatap setajam ini oleh Mahesa.

"Boleh Aku mempercayakan putriku padamu?"

Adam merasa aliran darahnya berhenti.

Apa Mahesa memintanya menjadi bodyguard Caca?

"Mak....sud tuan?"

CINTA BERSELIMUT TASBIH  ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang