Apa jaminannya jika hatimu berubah dan berkata lain suatu saat nanti?".aku membalikan tubuhku menghadapnya dan mengangkat satu alisku ke atas." ayo jawab!".
Alan diam sejenak seolah masih berfikir jawaban yang akan dia berikan padaku."aku"jawabnya.
"Kamu?".aku mengangkat alisku lagi ke atas." apa yang bisa aku dapatkan darimu?"satu pertanyaan itu terlontar lagi dariku.
"Kamu boleh lakukan apapun kepadaku,kamu mau tampar aku terima,kamu mau bunuh aku silahkan!". Senyum mulai terbit dari bibirnya.
aku tak menyangka dia bisa menjawab seperti itu untuk meyakinkan rasanya untukku." kamu yakin saat mengatakan itu?".tanyaku lagi untuk mendapatkan keyakinan akan jawabannya untukku."apa kamu meragukanku?"ku jawab dengan senyuman manis "aku percaya".
Dia memelukku lagi secara tiba-tiba.lalu ku balas pelukannya lebih erat.kenyamanan yang aku dapatkan dari pelukannya rasanya lebih hangat dari hangatnya matahari dan indahnya melebihi bulan di malam hari.
Suasana berubah.tempat mencekam ini mulai berubah menjadi indah walau adanya saksi bisu yang sudah tak bernafas bergeletak di dalam ruangan ini yang bagi orang awam ini mengerikan.tapi tidak untuk kami.
Hawa mencekam kini mulai mengikis sesaat dengan eratnya pelukannya saat ini.rasa takut melebur jadi satu dengan rasa cinta.
*Aku matahari sangat bahagia akan hari ini.terima kasih.bulan*
Semua rindu yang menggebu kini mulai terbalaskan walau hanya sementara.ku harap selamanya.sekian lama tak memperhatikan tempat dan sekarang aku merasakan hawa merinding yang mulai menjalar di bulu kudukku sesaat itu juga aku berusaha melepaskan pelukannya dariku.tapi naas.usaha itu tak berhasil.
" bulan..bulan".panggilku padanya.
"Hmm..apa?"
"Lepasin".kataku lirih sambil berusaha lagi melepaskan eratnya pelukannya.tapi usahaku sia-sia juga.lalu terselip ide yang menurutku ini akan berhasil.tanganku ku tarik ke atas berhenti di telinganya dan ku tarik secara kencang.dan yah,berhasil.
" aduh sakit".ringisnya sambil memegangi kupingnya.tak mau menyia nyiakan kesempatan sebelum dia bicara lagi aku langsung kabur,meraih gagang pintu dan pergi.tapi sebelum aku pergi,tepat di depan pintu aku melemparkan senyuman smirk terlebih dahulu tidak lupa di ikuti lidahku yang menjulur meledeknya.tapi hanya di balasnya dengan geleng-geleng dan tertawa.
*koridor
Aku bahagia.sangat bahagia.masih terngiang di telinga dan hatiku tentang ucapannya yang akan menjaminkan dirinya demi perasaannya untukku.
lega rasanya jika kata kata itu terucapkan dari mulutnya.setidaknya walaupun kita terpisah jarak.iya,bukan jarak kami yang jauh namun jarak kedekatan kami yang jauh.
Dia masih tetap pada pendirian hatinya.walau aku tak tau kata-kata nya bisa dipegang atau tidak.tapi aku percaya*."Dok...dok...dokter". Aku langsung berbalik saat mendapati ada yang memanggilku.wajahnya pucat cemas seperti telah terjadi sesuatu yang menghawatirkan.tak perlu banyak pertanyaan dan penjelasan aku langsung lari mengikuti si ibu yang memanggilku tadi yang sudah dulu berlari lebih dulu menuju ke salah satu ruangan rumah sakit yang aku duga itu adalah tempat dirayatnya anaknya.aku bergegas memanggil suster dan menyiapkan peralatanku untuk melakukan tindakan pada si anak ibu yang mengalami depresi ini.
Teriakan dan tangisan menggema di seluruh ruangan itu.si ibu mulai panik dan mengeluarkan air matanya dengan deras saat melihat anaknya mengamuk dan mengobrak abrik ruangan itu.aku dan para suster masih berusaha untuk menenangkannya dan memberikan suntikan obat penenang tapi tak kunjung berhasil.
Bukkkkk....
Prang....Vas bunga itu terdengar terjatuh bersama tumbangnya pasien dan aku.penglihatanku samar dan kemudian hilang.kini yang ku dengar hanya suara orang orang yang menangis dan cemas.entah apa yang terjadi tadi.yang aku tahu dan aku rasakan adalah sakit yang menjalar di kepalaku dan vas bunga yang jatuh di lantai yang sudah dilumuri darah segar.
"Kamu harus kuat matahari sanjaya.aku akan selalu di sampingmu.bertahanlah".
Kata kata itu yang terakhir aku dengar.entah dari siapa?.aku tak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Rindu Matahari
Tiểu Thuyết ChungMatahari sangat mencintai bulan.dan bulan juga sangat mencintai matahari.namun apa daya mereka yang ditakdirkan selalu merindu satu sama lain oleh tuhan. Sulit untuk dipersatukan.hanya butuh waktu sore hari mereka melepas rindu lalu kembali merindu...