•EG 5

89 30 5
                                    

"Exie? Lo mau gabung pasukan 8 atau 45?" Tanya Kakak kelas itu dan Exie sama sekali tidak menjawab.

"Kak Exie ga mau ikut," jawab Floy yang sudah mengerti bahasa tubuh Exie.

Kakak kelas ini tampak ragu dengan jawaban Floy, karena badan Exie yang tinggi sangat memasuki kriteria yang dibutuhkan barisan itu.

Kakak kelas itu memegang lengan Exie lembut dan bertanya sekali lagi "Ex, lo yakin? Banyak orang yang mau jadi posisi lo. Lo ikut kan?" Tapi sayangnya Exie tidak tertarik.

"Kalo banyak orang ya ngapain harus gua?! Tinggal pilih selain gua kenapa ribet? Lu ga denger tadi temen gua dah bilang gitu? Perlu gua teriakin di kuping lu kalo gua ga minat hah?!" Bentak Exie tepat di telinga kakak kelas itu.

Eliza yang sedang menonton film di laptop dengan earphone yang terpasang di telinga pun sedikit terlonjak karena volume bicara Exie melebihi volume film yang sedang Eliza tonton. Bahkan orang yang sedang lewat kelas mereka pun masuk hanya untuk melihat apa yang terjadi.

Eliza membawa kakak kelas itu keluar sedangkan Floy berusaha menenangkan Exie yang terlihat emosi karena merasa terganggu.

***

Exie Floy dan Eliza kini sedang menonton film horor yang dikoleksi Exie. Karena 1 hari full ini tidak ada jam pelajaran, mereka sudah menonton 2 film dengan lancar dan kini semua siswa kelas X IPA 4 sedang menonton bisikan iblis dari laptop Exie dengan speaker kecilnya yang berbentuk bom.

"Mana ada iblis item. Dimana-mana mah iblis merah."

"Muka nya ancur bangke."

"Itu kepseknya pasti yang make iblis."

Komentar tidak penting terus terlontar dari mulut salah satu anak X IPA 4 yang bernama Satria sedangkan anak lainnya hanya diam tegang menunggu detik-detik mengejutkan.

"Mulus amat anaknya," komen Satria lagi.

Floy yang berada di sebelahnya merasa terganggu karena Satria terus berteriak tepat di sebelah telinga Floy "Berisik sat!"

Seketika semua siswa melihat Floy dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

"Ga usah ngegas anjir," omel Exie.

"Mampus kena keplak Exie kan lu," tambah Eliza.

Floy mengusap usap kepala bagian belakangnya yang terasa perih "kan nama dia Satria ya aku panggil Sat ga masalah dong," ucap Floy menjelaskan dan keadaan menjadi hening lagi karena terdengar suara, "Krieeet." dari laptop Exie, dan selang berapa detik muncul si iblis hitam dengan wajah jeleknya tepat di layar laptop dan suara mengejutkan membuat hampir semua yang menonton menjerit terkejut.

'alay bat si anjir. Segala modus peluk tangan Zach lagi' sewot Exie yang jealous.

"Modusshhhh," sindir Exie sambil melirik sinis kepada Sekar yang membalasnya dengan tatapan sinis.

Exie tidak menikmati alur ceritanya karena dia fokus kepada Zach yang hanya diam ketika tangannya dipeluk Sekar.

Ketika sudah selesai menonton film itu dan melanjutkan film yang ketiga, Exie beranjak dari tempat duduknya dan pergi keluar kelas entah kemana.

***

Sepulang sekolah Exie langsung membuka handphone dan dia terkejut karena ada SMS masuk dari Zach. Memang Exie menyimpan nomor Zach tapi, dia tidak pernah mengasih nomornya ke siapapun kecuali Floy dan Eliza.

Zach
Kalo cemburu bilang

'pasti Eli ni yang bagi nomer gua ke Zach. Bodoamat ah kaga usah gua bales,' gumam Exie dalam hati.

Exie GiovankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang