Ch. 23

3.2K 209 5
                                    

"Fayla.. Semua sudah siap" teriak Adam. "Iya, Revin dan Zyko kalian yang di depan, Vani dan aku yang di belakang" kata Fayla menerangkan. "Tapi kenapa aku harus dipisahkan dengan Vaniku?" tanya Revin sedih. "Cuma sebentar Revin. Kita cuma membuat lubang sebentar, sesudah itu kalian bisa bersama lagi" kata Zyko sembari menepuk pundak Revin. Revin hanya bisa memajukan bibirnya saja.

"Baiklah Revin sekarang kau mulai membuat lubang" kata Zyko memberitahu dan dijawab anggukan oleh Revin. "Ayo masuk. Hati-hati saat melangkah" kata Adam. "Kita yang terakhir Vani bersiaplah" kata Fayla. "Baiklah, ayo" kata Vani. Akhirnya Fayla dan Vani yang masuk paling akhirpun sudah masuk. "Tutup yang rapi Vani. Kita harus mengelabui para demon's itu" kata Fayla memperingati. Dan dijawab anggukan oleh Vani.

"Fayla bisa kau perbesar apimu di sini gelap sekali" teriak Moly. "Baiklah, tapi apa di depan sana cukup penerangannya?" teriak Fayla. "Kami tidak apa-apa. Perbesar saja apimu" teriak Zyko. Faylapun akhirnya memperbesar api yang ada di kedua tangannya. "Ah, aku punya ide yang lebih bagus" kata Fayla. Dia menempelkan telapak tangannya di tanah. "Fayla apa yang kau lakukan?" tanya Vani. "Aku akan membuat penerangan" kata Fayla. dan dari tanah tadi disentuh Fayla keluar lava yang menyala terang. "Fayla kau ingin memanggang kami?" teriak Vani. "Moly bantu aku melapisi lava ini dengan esmu" teriak Fayla. "Sebentar" teriak Moly. Moly juga melakukan hal yang sama dengan Fayla. Menarik keluar air. "Angkat lavanya Fayla" teriak Moly. "Ini" kata Fayla sembari mengangkat lavanya. Dan Moly membuat airnya menyelimuti lava Fayla dan merubahnya menjadi es yang bercahaya. "Sudah" kata Moly. "Ambil satu dan jalan duluan. Aku harus mengurus sesuatu dengan Vani" teriak Fayla. "Apa?" teriak Vani. "Vani berhenti menutupi di sini, kita buat lubang lagi menuju hutan" kata Fayla. "Katanya cuma sebentar" kata Vani ketus. "Hehehe.. Sebentar ko, nanti Revin dan yang lain menyusul. Ayo" kata Fayla. "Huh" dengus Vani sebal. "Sudah, ayo buat lubang di sini" kata Fayla sembari menunjuk dinding tanah. Dan tanpa banyak bicara Fayla dan Vani menggambil jalan yang berbeda dengan yang lain. Tanpa disadari Vani, Fayla menulis pesan di dinding tanah itu.

"Fayla, di sini gelap" teriak Vani. "Iya sebentar" kata Fayla.

Akhirnya mereka membuat lubang menuju rumah besar di pinggir hutan itu.

"Dimana Vaniku?" tanya Revin cemas setelah mereka sampai di ruang bawah tanah. "Aku tidak tahu, tadi mereka ada di belakangku" kata Moly panik. "Bagaimana ini? Hiks" kata Moly mulai terisak. "Tenang Moly mereka pasti tidak apa-apa" kata Adam sembari memeluk Moly. "Kita masuk lagi. Siapa tahu mereka membuat jalan lain" kata Zyko sembari memperhatikan lubang yang tadi mereka lewati. "Oiya, tadi Fayla mengatakan dia dan Vani akan mengurus sesuatu" kata Moly yang sudah mulai tenang.

"Apa yang akan mereka lakukan?" tanya Zyko mulai panik. "Entahlah, Fayla tidak memberitahu. Tapi sepertinya Vani juga tidak tahu, buktinya tadi dia juga berteriak 'Apa?' pada Fayla" kata Moly. "Aku akan menyusul mereka" lanjutnya cepat sembari terbang masuk lagi ke dalam lubang tadi. "MOLY TUNGGU" teriak Adam sembari terbang menyusul Moly. "Kita susul mereka. Tapi kau harus menutup lubang ini lagi Revin" kata Zyko. "Ish, baiklah demi Vaniku" kata Revin pasrah. Zyko pun terjun masuk ke dalam lubang di susul Revin sembari menutup lubang itu lagi.

Akhirnya mereka sampai di tempat Vani membuat lubang baru.

"Sepertinya mereka lewat sini" kata Adam. "Iya, tadi lubang ini tidak ada" kata Moly. "Kalau begitu ayo cepat kita susul mereka" kata Revin tidak sabar. "Tunggu apa itu" kata Moly sembari menunjuk sesuatu yang bercahaya di dinding lubang itu. "Sepertinya itu lava" kata Zyko. "Ayo kita lihat" kata Moly sembari berlari menuju tempat lava itu. "Hey lihat. Ini sebuah tulisan" kata Moly. "Apa tulisannya?" tanya Adam. "Susul kami, jangan gegabah" kata Moly membaca tulisan itu. "Hey tulisannya 'Susul kami, jangan gegabah' itu yang ada di tulisan ini" kata Moly. "Itu sebuah pesan" kata Adam. "Ayo cepat kita susul mereka" kata Revin panik. "Tidak, kita tidak boleh buru-buru. Kalimat yang kedua adalah 'jangan gegabah' berarti kita harus teliti dan hati-hati" kata Zyko. "Tapi mereka-" kata Revin terpotong. "Ikuti pesan itu, atau mereka dalam bahaya" kata Zyko.

Merekapun terbang sembari memperhatikan sekeliling. "Apa yang Fayla dan Vani lakukan sebenarnya?" tanya Adam bingung. "Aku juga tidak tahu, tapi jika sampai Vaniku terluka akibat ulah Fayla, aku tidak segan-segan menghancurkan kepalanya" kata Revin geram. "Dia tidak akan mati semudah itu Revin" kata Zyko tenang. "Jangan kau bela matemu dal-" kata Revin terpotong . "kau tidak bisa membunuhnya dengan mudah Revin. Dia itu punya julukannya yang selalu ditakuti setiap orang" kata Zyko dingin. "Apa maksudmu?" tanya Revin mulai takut. "Dia adalah pelaku pembantaian pada klan musuh kita. Dia adalah orang yang dicari oleh para klan musuh" kata Zyko dengan nada dinginnya.

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang