Episod 1 - Peri dan Putri Lautan

86 2 2
                                    

Namaku Zora, kalian tidak akan menemuiku didunia manusia karena aku hidup dibawah laut. Aku berparas cantik, rambutku panjang bergelombang, dan hal yang keren adalah aku mempunyai ekor indah yang meliuk-liuk kala aku berenang. Mungkin beberapa orang menyebutku dengan panggilan putri duyung, daj ya, itulah aku.

Aku tinggal di bawah laut sendirian, sejak lahir aku tidak tahu ibu dan ayahku. Tetapi hebatnya, aku tak pernah kesepian. Kau tau, aku memiliki sahabat. Sosok berparas cantik yang jauh berbeda denganku. Dia bukan duyung sepertiku, dia adalah seorang peri. Namanya Hannah.

Setiap hari Hannah mengunjungiku, kami selalu bertemu di tepi laut. Disitulah tempat kami bertemu karena Hannah tidak mungkin bisa ke bawah laut bersamaku. Aku pun begitu, mustahil aku bisa terbang seperti Hannah karena aku tak bersayap melainkan berekor. Andaikan bisa aku ingin membawa Hannah ke bawah laut bersamaku, berenang, berpetualang disana agar dia tahu keindahan bawah laut yang ku tinggali. Dan Hannah juga ingin sekali mengajakku terbang, katanya pemandangan di atas awan sangat indah. Kami selalu melewati hari bersama, bercerita tentang indahnya laut dan dia bercerita tetang indanya dunia yang dia tinggali selama ini. Kami memang dua mahluk hidup yang berbeda, tetapi kami memiliki ikatan tali persahabatan yang bisa menyatukan sebuah perbedaan.

Persahabatan yang tulus.

Seperti biasa pagi ini aku berenang menjelajahi duniaku. Tak lama menyelam aku mendengar teriakan yang memanggil namaku.

“Zora!”

Ah, aku tahu itu suara Hannah. Dengan gesit aku meluncur berenang ketepian menuju sumber teriakan. Ku lihat Hannah berdiri diatas udara dengan mengkibas-kibaskan sayapnya, sambil tersenyum kepadaku. Aku bersumpah, ia sangat cantik.

Sayapnya bercahaya diterpa sinar mentari, warna merah muda keemasn. Aku bangga punya sahabat seperti dia.

“Kau dari mana saja, Hannah?”

Ia mendaratkan tubuhnya di tepian daratan. Kami biasa bertemu di sini, di antara banyaknya pohon-pohon ketapang.

“Maaf. Aku tadi harus mengurus beberapa pekerjaan dari kerajaanku. Jadi, aku baru bisa datang sekarang.”

Hannah mulai terduduk di antara rerumputan, mengambil sikap duduk yang nyaman bagi dirinya.

“Wah! Apakah menjadi peri seperti dirimu itu akan sibuk?”

“Ya. Mereka semua menuntut kami untuk melakukan sesuatu yang berguna untuk negeri, terutama kerajaan.”

Aku tak kuasa menahan rasa terkesimaku saat itu juga. Ternyata, sahabatku adalah orang yang hebat.

“Aku juga ingin bisa terbang sepertimu, Hannah. Pasti akan sangat banyak hal yang menakjubkan yang bisa kutemukan di angkasa.” Aku tertunduk, menatap siripku, “Tapi, yang aku punya hanya ini.”

“Aku justru ingin menjadi seperti dirimu, Zora. Hal yang menakjubkan pasti akan lebih banyak ditemukan di lautan, juga terbebas dari tuntutan seperti di negeri kami. Tapi, aku tidak bisa.”
Ku perhatikan Hannah yang menengok ke arah belakang dirinya, “Yang aku punya hanyalah sayap.”

Aku sedih mendengarnya. Kami ingin hidup di dalam satu alam, namun tidak pernah bisa. Kasihan Hannah.

“Tapi, kan, kau itu puny–”

Belum sempat aku melanjutkan kalimatku, suara keras dari dasar laut mengejutkan kami.

BZZTT! BZZTT!

“Bunyi apa itu?”

Hannah terkejut dan langsung berdiri. Aku masuk kembali ke laut untuk memeriksanya meninggalkan Hannah sementara waktu.

Kami akan bertemu lagi besok setelah aku tahu asal dari suara itu.

Bersambung.

Penulis episod 1 : Siti Natasya Sholekha
Dan Serliana

#challengeKSI
#challenge_week3_januari2019
#cerbung
#ceritaanak
#achfaisol

Persahabatan Dua DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang