Sesampainya di dapur, aku melihat suasananya terlihat sangat berbeda. Semuanya tampak sangat sibuk. Bahkan, semua pelayan berjalan dengan terburu-buru dan seorang pelayan lain sempat menyenggol bahuku dengan karung kentang. Sepertinya hanya aku yang tampak santai dan tidak tahu harus melakukan apa.
"Kau pelayan baru!" Seru seorang wanita paruh baya yang kuduga adalah sang koki, dia sedang memotong sayuran dengan kecepatan luar biasa sehingga membuatku harus berkedip-kedip sebelum akhirnya menjawab.
"Yeah?" Aku berjalan mendekat kearahnya, masih dengan alat penyedot debu di belakangku.
Si koki menatapku sesaat sebelum akhirnya memutar matanya dengan jengkel. Well, apa salahku? Tampaknya semua pegawai di sini selalu menatapku dengan remeh hanya karena aku pekerja baru.
"Kau simpan alat itu di tempatnya dan kembali lagi kemari, aku butuh bantuan." Ucapnya sambil menatapku tepat di mata sementara tangannya terus bergerak dan memotong.
Tanpa membantah, aku segera berjalan ke ruang belakang dan menyimpan alat penyedot debu di lemari raksasa tempat segala alat pembersih dan perkakas tersimpan. Begitu aku kembali, si koki ternyata tidak sendirian. Mrs Hale tengah berdiri di hadapannya sambil mengatakan sesuatu sementara dia hanya mengangguk dengan wajah tegang. Aku tidak menyalahkannya, Mrs Hale memang menyeramkan untuk ukuran wanita tua dengan lipstick tebal dan jangan lupa, dia adalah atasan kami sebagai kepala pelayan.
Si koki menangkap tatapanku dan memberikan isyarat agar aku mendekat. Ketika aku menghampiri mereka, Mrs Hale menatapku dengan tatapan menilai.
"Hmm.. Leyla-"
"Lea." Ucapku mengoreksi perkataan Mrs Hale.
Mungkin mengoreksi atasanmu memang bukan langkah cerdas tapi aku sudah ingin menghajar wanita ini sejak hari pertama aku bertemu dengannya.
Mrs Hale menatapku dengan ekspresi datar sebelum akhirnya berkata, "Lea, aku punya pekerjaan tambahan untukmu, tapi mungkin hanya untuk sementara karena aku baru saja memecat pelayan sialan itu kemarin. Jadi mau tak mau, kau harus menggantikannya."
"Tapi-" aku memulai, akan tetapi Mrs.Hale mengangkat tangannya untuk menghentikanku.
"Tidak ada tapi-tapian, aku akan menambah gaji mu untuk ini. Paham?" Gertaknya dengan mata yang melotot, sementara si koki hanya bisa menatapku dengan prihatin.
"Baik, Mrs Hale..." Jawabku dengan gugup. Damn, wanita ini memang menyeramkan.
"Bagus, Mr Styles dan Mrs Styles akan pulang dari perjalanan bisnis mereka malam ini. Dan itu artinya, kita akan sangat sibuk untuk menyiapkan makan malam." Jelasnya.
Aku hanya bisa mengangguk sementara diriku menahan dorongan untuk bertanya lebih lanjut. Jadi, kedua orang tua Harry jarang tinggal disini? Tentu saja, mereka adalah orang kaya yang sibuk mengurusi bisnis mereka. Aku merasakan simpati kepada Harry, dia pasti merasa kesepian.
Aku menggelengkan kepalaku untuk mengusir pemikiran itu dan segera memperhatikan instruksi Mrs Hale.
--
HARRY'S POV
Suara bass dari stereo mengggelegar ke sepenjuru ruangan. Bau alkohol, tubuh, serta asap rokok bercampur menjadi satu--sesuatu yang sudah terlalu familiar bagiku.
Musik yang sangat keras jelas menghapus kemungkinan bahwa seseorang bisa mengobrol dengan nyaman di tempat seperti ini, kecuali jika kau mau meneriaki satu sama lain. Tapi bukan itu tujuan orang datang kemari. Orang-orang datang kemari demi dua alasan; mabuk, dan mencari seseorang untuk diajak pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Master [H.S]
FanfictionKenalkan Lea O'Connor. Dia adalah murid di Westwood High School. Cantik. Pintar. Tapi siapa yang menyangka bahwa dia memiliki rahasia terbesar yang dijamin dapat menghancurkan reputasinya. Bekerja sebagai pelayan rumah tangga--itulah profesi Lea. T...