Chapter 13

2.7K 166 3
                                    

Juju menuju kamar mandi dengan rasa malas dan masih kesal dengan mimpinya yang terpotong. Bahkan sebuah mimpi saja tak sudi meneruskannya, apalagi kenyataan dalam hidupnya. Apakah ini tanda bahwa ia harus berhenti membayangkan lelaki itu? Juju menghela napasnya. Bau sabun ditubuhnya begitu segar dan menggairahkan. Diapun teringat kembali mimpi erotisnya pagi ini. 

Usai mandi dan berdandan Juju bersiap-siap meninggalkan apartemen. Namun ketika mau keluar kamar, sebuah catatan dikertas kecil tertempel dipintu. 

Ju,

Sorry aku harus pergi meeting pagi ini. Ada supir yang sudah siap dilobi untuk antar kamu ke bandara. Sampai ketemu lagi di Jakarta.

XOXO, Gareth.

Juju tersenyum membaca pesan dari lelaki itu. Mungkinkah dirinya masih boleh bermimpi dan berharap terhadap lelaki itu? Entahlah. Apakah dia akan sakit hati lagi nantinya seperti beberapa hari yang lalu? Dia menyimpan note itu didompetnya. Hatinya diliputi kebahagiaan saat meninggalkan apartemen. 

Juju mengecek ponselnya setibanya dibandara. Dia tersenyum saat membaca sebuah pesan. 

Gareth: Safe flight. I'll see you tomorrow in Jakarta. 

Juju membalas pesan lelaki itu. "Thanks for everything." Kemudian Juju meraih buku hariannya lalu mulai menulis. 

Semakin gua coba untuk lupain dia semakin dia muncul sebagai orang yang baik. Apakah dia cuma bersandiwara? Apa yang harus gua lakukan dengan pikiran dan perasaan yang kayak roller coaster ini? ♡

Juju menutup buku hariannya. Gadis itu memandang keluar kaca jendela bandara. Tiga hari bersamanya di Singapur telah membuat dirinya berubah pikiran tentang lelaki itu. 

* * *

Tiba dibandara Jakarta Juju dijemput oleh supir pribadinya Gareth. Juju sudah menolak untuk dijemput namun lelaki itu memaksa karena alasan keselamatan karyawan. Meskipun sedikit berlebihan alasannya Juju akhirnya menurutinya. 

Begitu sampai dirumah emak menyambutnya dengan sukacita. Anak gadisnya yang baru datang dari negara tetangga selama tiga hari disambut seperti habis pergi dari Europa selama bertahun-tahun.

"Semua orang nanyain kamu kapan pulang Ju." Ujar emak. Tak heran jika para tetangga menanyakannya karena emak sudah memberitahu khalayak umum bahwa anaknya sedang berada diluar negeri. Juju tak bisa mengomentari tindakan emaknya yang berlebihan itu. 

"Kamu kurusan Ju." Kata emak sambil mengamati anak gadisnya. Juju memungkiri berat badannya yang menurun selama dua hari dirumah sakit. 

"Biasa aja kok mak." Balas Juju berbohong. Dia tak mau emaknya cemas dengan keadaannya saat ini. Dia akan menyembunyikannya sebisa mungkin sampai menemukan waktu yang tepat untuk mengatakannya. Meskipun dia tahu tak ada waktu yang tepat untuk memberitahu emak soal operasi itu. Wanita itu akan cemas sekali jika itu terjadi.

"Juju tidur dulu ya mak. Tadi malam kurang tidur." Katanya. Gadis itu merasakan tubuhnya sangat lelah, belum lagi rasa kantuk yang berat sejak tadi pagi. 

"Iya Ju. Kamu istirahat dulu. Nanti emak masakin sayur asem dan ikan pecak ya." Emak tersenyum sumringah saat mengatakan itu. Dia terlalu bahagia melihat anak gadisnya yang kadang menyebalkan itu akhirnya pulang. Karena dua hari ini mimpinya selalu tidak enak tentang anak gadisnya. 

Juju masuk kedalam kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya dikasur. Tidak butuh waktu lama untuk dirinya terlelap. Tak terasa sudah tiga jam dia tertidur pulas. Juju meraih ponselnya untuk mengecek pesan. Lagi-lagi bibirnya mengembang saat membaca pesan dari lelaki itu.  

KOPI HITAM JUJUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang