"Imel, kamu kenal sama Mikha?" Tanya juan saat berada di cafe bersama Imelda setelah pulang sekolah.
Imelda meneguk orange juice miliknya," Kenal banget. Dia teman sekelas dan sebangku ku. Kita berdua bersahabat. Dulunya sih, bertiga. Kenapa kamu menanyakan itu?"
"Kemarin, hari pertama aku masuk sekolah, aku gak sengaja menabraknya. Tadi juga, aku ketemu sama dia di perpustakaan. Mungkin dia ketiduran disana, dan dia teriak gitu sambil menyebut nama Felix"
"Oh, pantas aja tadi dia lama banget balik ke kelas. Rupanya dia ketiduran di perpus"
"Kamu tahu sesuatu tentang Mikha? Soalnya aku melihat dia kayak orang yang punya masalah yang sangat rumit banget"
Imelda menghela napasnya,"Sebenarnya, tingkah laku Mikha yang seperti itu karena kehilangan pacarnya beberapa waktu yang lalu"
"Pacarnya putusin dia?" Tanya Felix penasaran.
"Bukan. Dulu, Mikha punya pacar namanya Felix. Mereka sudah kenal dari kecil, sejak Felix pindah rumah di lingkungan dekat dari tempat tinggalnya Mikha. Mereka selalu bersama, walaupun aku juga sering ikut juga, sih. Dan, pacarnya meninggal waktu perkemahan karena saat itu Felix tergelincir ke jurang pada saat mengambil bunga mawar untuk Mikha. Semenjak hari itu, Mikha merasa Felix meninggal karena kesalahannya. Dia benar-benar terpuruk sekarang ini" jelas Imelda.
Juan mengangguk,"Pasti ini sangat sulit bagi Mikha"
"Karena itu Juan, aku minta tolong sama supaya kamu jangan membuat Mikha merasa sedih lagi"
Juan terdiam beberapa saat, kemudian mengangguk pelan.
Imelda tersenyum,"Terima kasih, Juan kamu memang sepupu terbaikku"
Mereka pun menyantap makanan yang telah tersedia di meja cafe.
***
Hai readers tercintaku!! 🙆
Terima kasih sudah membaca cerita mini ku ini ya dan maaf jika tidak sesempurna yang kalian harapkan.Jangan lupa VOMENT ya😊
FOLLOW INSTAGRAM:
@rahn_artisteFOLLBACK?DM👉DONE
KAMU SEDANG MEMBACA
Without You
Teen FictionHariku menjadi sepi Kepergianmu membuatku kesepian disini Terlalu sakit rasanya hingga aku menangis tanpa adanya air mata Dapatkah hati ini terobati dengan kebahagiaan lagi? Cerita ini tentang ketika kita berpikir orang lain tidak paham dengan keses...