3. Perpustakaan Istana

35 4 0
                                    

Aku berjalan menuju halte yang lumayan dekat dari rumah Creden. Langit sudah tampak kemerah merahan yang akan mulai berganti dengan benderang nya bulan.
Aku menunggu beberapa menit di halte hingga akhirnya angkutan umum itu datang.

****

Aku membuka pintu rumahku.
"Bi,aku pulang bi!".
Namun aku tak mendengar suara bibi menyahut sedikit pun, sunyi, senyap.
Aku mencari bibi ke sudut ruangan lain rumah. Ternyata bibi sedang di kamarnya___terlelap dalam tidur, mungkin dia kelelahan membereskan rumah ini.

Bagi yang ingin bertanya, dimana suami bibi? Yah lebih tepatnya suami bibi berkerja di salah satu tempat kedatangan cargo di suatu pelabuhan di luar flasche .


Aku segera ke dapur dan membuka tudung saji untuk melihat makan malam. Hanya ada sepotong roti dan selai kacang disana. Mau bagaimanapun aku harus tetap memakannya agar perutku tak keroncongan. Kalau masalah roti sih, flasche emang selalu menjadi kota__ atau lebih tepatnya kota otoritas kerajaan penghasil produsen roti terenak dan terbaik di sejagad raya ini__menurutku.

Aku mencuci tanganku sebelum aku memasuki kamar. Ku lewati kamar bibi dan masih terlihat, dia cukup nyenyak tertidur.

Aku menghempaskan badanku ke tempat tidurku yang empuk itu. Cukup melelahkan untuk hari ini hanya demi buku aneh itu. Aku kembali mengambil buku itu dalam ranselku dan kubuka lagi. Aku masih penasaran tentang buku itu. Ku ambil sebuah pena tinta cair dan kutuliskan kalimat di kertas itu lagi.

Kenapa kau menjatuhkan buku ini di kamarku

Aku menuliskan kalimat itu dibuku itu, sedetik kemudian tulisan itu menghilang di atas permukaan kertas itu dan muncul balasan kalimat dari buku itu

Sigiagapaga?

Tak perlu kutulis ulang, aku sudah terbiasa dengan tulisan itu.

Anak kecil tak berambut menjatuhkan buku ini di kamarku.

Aku menulisnya lagi dengan sedikit rasa penasaran mencampuri. Setelah itu muncul kata kata baru lagi

Kyish, segeogoragang pegeragantagaraga

Kali ini aku menulis tulisan itu, tulisan itu sedikit panjang yang membuatku bingung harus menghapuskan g pada kalimat itu.

"Kyish, seorang perantara". Itulah yang dikatakan buku itu. Anak itu bernama Kyish.

Aku menutup buku itu. Aku lebih ingin mencarinya di situs pencarian online.

Aku mulai mengetik tulisan itu pada keyboardku. Kyish___ begitulah yang kuketik. Tampilan hasil pencarian telah muncul. Banyak link tentang kyish disana, mulai dari Kyish, nama baik untuk seorang anak. Kyish, pemeran film hexagon terhits. Kyish, si anak perantara dari rembulan.

Aku terhenti pada bagian Kyish, si anak perantara dari rembulan, ini membuatku sedikit penasaran. Aku mengklik link tersebut dan menunggu load beberapa saat. 8 detik kemudian tab hasil pencarian muncul. Terdapat gambar seperti foto profil pada slide bagian teratas. Foto itu bergambar seorang anak tak berambut dengan kulit pucat dan dengan mata tertutup, persis seperti yang kulihat tadi siang.

Moonsun CodeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang