"Gak salah deh, minta fotoin sama lo terus!" Seru Iqbaal.
"Kenapa?"
"Iya, bagus mulu hasilnya!" Jawab Iqbaal sambil mencubit pipi gadis dihadapannya.
Hari ini Iqbaal mengajak gadisnya sarapan bubur ayam di daerah Bandung yang masih asri dan jauh dari suasana perkotaan. (NamaKamu) bahkan tak percaya bahwa masih ada tempat dengan suasana perdesaan seperti ini di Bandung.
Setelah dari sini, mereka akan kembali ke Jakarta, mulai menghadapi segala pemberitaan keduanya. Iqbaal maupun (NamaKamu) sebenarnya sudah terlalu nyaman di Bandung, tak ingin meninggalkan kota kembang ini, namun mengingat Ibu (NamaKamu) yang masih terbaring lemah disana, dan pekerjaan Iqbaal yang menumpuk, mengharuskan keduanya kembali ke kota yang terkenal keras itu.
💫
Iqbaal memberhentikan mobilnya di parkiran salah satu tempat peristirahatan.
"Mau makan lagi?" Tanya yang perempuan.
"Nggak, mau istirahat aja dulu?"
"Heum? Gimana gimana?" Tanya (NamaKamu) tak mengerti maksud Iqbaal.
"Aku gak tau (Nam), tapi.. Kita gak tau setelah sampai di Jakarta nanti, keadaan bakal kayak apa. Aku.. Aku cuma takut ini waktu terakhir kita—"
"Waktu terakhir kita buat?" Tanya (NamaKamu) yang mulai mengerti arah pembicaraan Iqbaal.
Tubuh yang perempuan mulai menegang, menyadari pula keadaan bagaimana yang akan ia hadapi sebentar lagi. Sedangkan yang laki-laki menarik napasnya dalam-dalam. Mencari kata-kata yang pas, yang akan dia keluarkan untuk mengungkapkan perasaan kekhawatirannya sekarang.
"Aku gak rela (Nam).. Waktu buat kita terlalu sedikit.. Aku—aku mau memperpanjang waktu buat kita, bagaimanapun itu caranya. Salah satunya ini, aku gak mau cepet-cepet nyampe Jakarta"
Iqbaal menundukkan kepalanya, begitu juga dengan (NamaKamu).
"Aku takut.. Aku terlalu takut setelah ini, kita gak bisa.. Ini.. Ini kesempatan terakhir kita bisa kayak gini, (Nam).."
Bahkan keduanya pun tak menyadari sejak kapan kosakata Iqbaal berubah menyebut dirinya 'aku' dan 'kita' untuk kata ganti mereka berdua.
Tes!
Tanpa Iqbaal ketahui, satu air mata lolos dari mata (NamaKamu). Jatuh diatas punggung tangannya yang mengepal.
Keduanya terlarut dalam pikiran mereka masing-masing.
Mereka sama-sama termenung, menyadari kenyataan yang sesungguhnya, beribu kemungkinan yang akan mereka hadapi sebentar lagi. Selama 3 hari mereka habiskan waktu bersama di Bandung, melupakan semuanya. Seakan mereka memang pasangan paling bahagia di dunia. Padahal pasangan pun, mereka bukan. Hanya dua insan yang sebenarnya saling mencintai, namun— ya, kalian tahu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untittled ✖️ IDR
FanfictionJika saya memang hanya dapat bertemu kamu didalam mimpi, dapatkah saya berdoa agar saya tak terbangun lagi? #1 in Iqbaal 2/01/19 #1 in CJR 7/02/19 #2 in iqnam 10/05/20