Bab 3 : Berita dan Luka Gigitan

2.8K 306 36
                                    

Kembali ditemukan mayat seorang wanita dengan tubuh yang tak lagi berbentuk. Wajahnya hancur begitu pula badannya. Ini sudah kasus yang keenam sejak pertama kali ditemukan mayat seorang wanita dengan kondisi yang sama.

Seorang pejalan kaki yang melintasi gang kecil di daerah Gangnam menemukan mayat itu dengan anggota tubuh yang tidak jelas bentuknya.

Tim forensik mengatakan bahwa korban bukan meninggal akibat pukulan benda tumpul maupun tajam. Mungkin hewan buas sebab terdapat banyak luka gigitan di tubuh korban.

Namun ini belum bisa di pastikan sebab Gangnam adalah daerah ramai di dalam kota. Tidak memungkinkan hewan buas maupun liar untuk masuk ke dalam kota.

Banyak yang berspekulasi bahwa 'Si Hewan Buas' telah kembali. Polisi masih menyelidiki kasus ini lebih lanjut.

•••••

Harusnya aku tenang di sini, menikmati belaian halus dari angin. Taman belakang gedung fakultas adalah tempat terbaik untuk orang-orang yang menyukai kedamaian. Di sini sepi, hanya ada beberapa mahasiswi yang sedang mengerjakan tugas ataupun hanya sekadar mendengar lagu lewat earphone dan membaca buku.

Kalau aku, tidak jauh berbeda dengan mereka. Aku hanya ingin menikmati angin di sini seraya mendengarkan beberapa lagu yang belakangan ini menarik atensiku. Duduk di bawah pohon oak, bersandar padanya dan merilekskan diri.

Namun, mau bagaimana lagi? Hari ini sungguh sial bagiku karena kembali bertemu dengan Pria Jeruk itu. Tapi kali ini ia tidak sendiri, ia bersama Si Surai Cokelat. Kim.....  Siapa, ya namanya?Entahlah.

"Hai, Seul. Senang bertemu denganmu lagi."
Jimin dengan senyum juga garis di matanya itu menyapaku.

Iya kau senang. Tidak dengan jantungku yang terus meminta keluar saat bertemu denganmu, bodoh!

Kalau dibilang suka dengannya, ya tidak juga. Mengagumi? Mungkin saja. Tapi sampai sekarang aku tidak tahu mengapa aku seperti ini saat bertemu dengan pria mono eyelid itu.

Aku hanya memberikan senyumku padanya. Ingin cepat-cepat pergi dari hadapan kedua makhluk tampan ini.

"Oh, ya, Seul. Kenalkan ini temanku, Kim Taehyung."

Yang aku nilai dari pria bermarga Kim itu adalah ia pria sombong yang tidak akan menerima keberadaan parasit buruk rupa seperti ku, tapi ternyata aku salah. Ia langsung menjulurkan tangannya dengan penuh semangat ke arah wajahku. Hampir saja jarinya yang panjang itu menubruk hidungku kalau aku tidak segera menghindar.

"Panggil aku Taehyung. Tampan juga tak apa."

Percaya diri sekali. Walaupun dia memang benar-benar tampan, sih.

Mimpi apa aku sebelumnya bisa berkenalan dengan dua pria tampan seperti mereka. Sungguh sebuah keajaiban yang luar biasa.

Saat telapak tanganku menerima miliknya, aku dapat merasakan bahwa telapak tangannya itu besar sekali. Milikku bahkan tenggelam seluruhnya, "Ahn Yeseul." jawabku.

Asal kalian tahu saja, Taehyung ini tipe pria aktif yang tidak kenal malu. Buktinya, sekarang ia tengah menaik-turunkan tanganku dengan kekuatan penuh. Tersenyum begitu lebar sampai bibirnya membentuk sebuah persegi.

"Benar kata Jimin, kau itu cantik."

Ini benar kenyataan atau hanya mimpi?

Mau tahu apa yang aku rasakan saat ini? Jelas rasanya aku seperti ingin terbang ke surga. Jujur, aku itu tipe gadis yang suka mengincar pria tampan seperti mereka. Tapi aku tidak seberani Go Hyemi yang secara terang-terangan menyatakan perasaannya kepada mereka. Aku lebih baik diam, melihat mereka dari jauh dan menikmati ketampanan yang mereka punya.

Kalau boleh aku deskripsikan, Taehyung itu lebih tampan dari Jimin. Tentu, ia adalah cassanova di kampus ini. Siapa yang tidak kenal dengan pria Kim itu? Hanya aku saja yang sempat lupa dengan nama lengkapnya.

Tapi kalau soal Jimin, menurutku ia berbeda. Tampan, pastinya. Namun ia memiliki aura yang berbeda dari Taehyung.

Jimin itu unik, agak aneh juga.

"Seul, ingin makan bersama denganku, tidak? Taehyung juga ikut, kok."
Jimin duduk di samping kananku sedang Taehyung duduk di samping kiri ku. Kuman ini diapit oleh dua pria tampan.

Taehyung mengangguk dan yang membuatku terkejut adalah bagaimana cara ia merangkulku dengan seenak pantatnya tanpa mempedulikan tatapan sinis dari mahasiswi lain.

Mati aku diburu penggemarnya.

"Tae! Jangan sentuh Yeseul ku!"

Heh, apa-apaan?

Jimin menyingkirkan tangan Taehyung dari bahuku. Ia menatap Taehyung tajam, terlihat sekali kalau ia tidak menyukainya.

"Yeseul itu milikku, tahu!"

Begitu rangkulan Taehyung terlepas dariku, Jimin langsung menarikku ke dalam rangkulannya. Sama saja.

Kini giliran Taehyung yang menatap Jimin dengan pandangan tidak suka. "Hei, Jim. Kau serakah sekali. Kau 'kan tahu kalau dia milik bersama."

Baru saja aku ingin bertanya perihal perkataan Taehyung yang terdengar aneh di telingaku, Jimin sudah berdiri dan melangkahkan kakinya terlebih dahulu. Membuatku ikut bangkit dan berjalan bersamanya.

"Kalau begitu, kita berdua saja ya, Seul."

Ini terasa semakin aneh. Bukannya aku memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, tetapi ini memang aneh. Jimin terlihat ingin mengambil atensiku.

Aku berhenti dengan paksa. "Maaf Jim, aku tidak akan ikut denganmu. Aku akan makan bersama Jia saja." Melepas tangan Jimin dan hendak melenggang pergi dari hadapan dua makhluk tampan yang berada di depan juga belakang tubuhku.

Namun aku terhenti sesaat kala melihat luka yang ada di tangan Jimin. Aku tak tahu pasti luka apa itu, tapi aku rasa itu adalah luka gigitan.

Dan, aku tidak tahu aku salah atau tidak. Ku pikir itu bukan luka yang disebabkan oleh anjing ataupun kucing. Lukanya seperti... gigitan manusia.

Ah ada apa dengan otakku? Itu tidak mungkin.

Ingin bertanya pada Pria Jeruk itu, aku penasaran, sungguh. Namun aku tidak ingin berada di sekitar mereka lebih lama. Membuatku tidak nyaman.

Aku pergi begitu saja dengan pikiran yang masih tertuju pada luka gigitan itu.

Siapa sebenarnya yang menggigit Jimin?  <>

BETOVEREN | √ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang