Chapter 24: Kehilangan dengan Alasan yang Berbeda

99 23 11
                                    

Setengah jam lagi menuju tengah malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setengah jam lagi menuju tengah malam. Ogura berada di sebuah pemakaman yang terletak di Kota J. Dia duduk di hadapan sebuah makam yang letaknya di paling kiri dan berbatasan langsung dengan jurang, sambil ditemani sebotol sake di tangannya.

“Aku sedang menjalankan sebuah pekerjaan, Kairi. Pekerjaan yang sangat berbahaya dan bisa saja merenggut nyawaku, tapi aku tidak keberatan. Karena dengan begitu, aku bisa bertemu denganmu lagi tanpa perlu membunuh diriku sendiri.” Ogura tersenyum manatap tulisan ‘Kairi Takeru’ yang tertulis pada batu nisan, lalu meneguk sake-nya.

Tiba-tiba, radar bahaya Ogura tersentak. Dia menyadari ada seseorang berdiri tak jauh di belakangnya dan sedang memperhatikannya saat ini. Namun, dia memilih untuk tetap tenang dan berniat menyapanya langsung, karena dia sudah mengetahui siapa kira-kira orang itu.

“Aku bukan tipikal laki-laki yang sebentar-sebentar merindukan rumah. Aku lebih suka kebebasan dalam menjalani hidupku sendiri. Kalau kau bagaimana, Tuan Shin?” Ogura melirik ke balakang dan menatap ke arah orang itu dengan tersenyum.

“Aku sangat menyayangi rumahku. Bahkan saking menyayanginya, aku malah semakin tidak bisa mengunjunginya.” Tuan Shin menghampiri Ogura dan berdiri di sebelah kanan, berjarak dua makam darinya dan menghadap ke arah makam yang ada di depannya.

Ogura sedikit tertawa setelah mendengar perkataan Tuan Shin yang menurutunya lucu. “Kau salah dalam mengartikan cinta, Tuan Shin. Buat apa kau mencintai sesuatu, tapi kau tidak memberikannya perhatian dan kasih sayang? Kau terlalu sibuk menjaga apa yang kau cintai, sampai tidak bisa memahami mana yang sebenarnya penting. Karena, kalau kau tahu mana yang lebih penting, Nona Iguchi pasti masih hidup sampai sekarang.”

Adrenalin Tuan Shin tersentak. Dia langsung mengambil pistol di pinggangnya dengan tangan kirinya, lalu menodongkannya ke kepala Ogura. “Jangan bawa nama istriku yang sudah meninggal dalam pembicaraan kita. Kalau kau melakukannya lagi, aku tidak akan segan-segan menembak kepalamu. Kau mengerti?”

“Seram … seram … seram….” Ogura tersenyum menggelangkan kepalanya dan meneguk kembali sake-nya.

Tuan Shin memasukkan kembali pistolnya ke dalam sarung, lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong. “Aku dan kau memiliki sebuah kesamaan yang ironik. Kita berdua sama-sama kehilangan istri. Bedanya, aku kehilangan istriku karena terlalu sibuk dan kau kehilangan istrimu karena terlalu mempercayai adikmu.”

Ogura melatakkan botol sake-nya di bawah, lalu bertepuk tangan cukup keras. “Luar biasa. Kau benar-benar mempelajari berkas tentang diriku dengan sangat baik, Tuan Shin. Aku sampai terharu karena tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh siapapun. Tapi, sebelum aku benar-benar terharu, boleh aku tahu apa alasanmu datang menemuiku?” Ogura menghentikan tepukan tangannya dan menatap Tuan Shin dengan tersenyum tipis.

Tuan Shin menatap sejenak Ogura, lalu kembali menatap ke depan. “Orang yang mempersatukan kalian memanglah, Y. Tapi, Y menunjukmu sebagai pemimpin tim itu. Jadi, inilah alasanku datang menemuimu. Aku ingin kau bersama teman-temanmu menjauh dari masalah ini dan berikan tugas membasmi ‘Black Mask’ itu kepadaku. Kalian bukanlah orang yang berkompeten untuk melakukannya. Kalian hanya tahu cara menimbulkan masalah dan tidak tahu bagaimana cara menanggulanginya.”

Alone at Last: Finishing Trouble with Trouble (Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang