Zee menarik kopernya sambil berjalan ke depan, Ia menegaskan wajah cantiknya dengan kaca mata bewarna hitam. Anakan matanya menangkap beberapa orang yang menyambutnya dengan pakaian serba hitam.
"Nyonya Zaeline? Silahkan ikuti kami." Katanya sambil mengambil koper Zaeline dan mengarahkannya ke sebuah suv hitam. Zee masuk ke dalam mobil dan Ia di sambut oleh Abiel.
"Mba." Pekiknya saat Zee melepas kaca mata. Zee memeluk Abiel dengan kerinduan.
"Dirimu datang." Kata Abiel terharu. Zee mengusap punggung Abiel lalu melepasnya"Demi kamu." Jawab Zee membuat Abiel tertawa.
"Mau makan dulu Mba?" tanyanya. Zee menggeleng sambil mengelus perutnya.
"Lagi diet ckck." Jawab Zee. Abiel tertawa sambil mengangguk."Kita kerumah ya Mba, tenang saja Bang Zein gak tinggal di tempat Ammah dan Abbah kok." Kata Abiel.
"Gak usah, langsung ke apartemen aja. Lagian diriku ingin istirahat." Kata Zee beralasan.
"Mereka merindukanmu Mba, menurut kami istri baru Bang Zein tidak sebaik Mba Zaeline. Kadang Ammah dan Abbah suka greget sama Bang Zein." Ceritanya
"Oh ya? Menurutmu memangnya bagaimana?" tanya Zee.
"Rahma tuh pemanja, apa- apa ngadu ke Bang Zein. Kita candain sedikit baperan dan selalu jadi buntut suami. Pencemburuannya 1000 kali lipat, pemalas, gak bisa masak taunya makan enak ala restoran. Tukang jajan di luar." Ceritanya penuh kekesalan sengan Rahma. Zee tertawa sambil melihat Abiel yang panas membara.
"Aku juga sama seperti dia, apa bedanya." Jawab Zee. Abiel menghadap Zaeline dan menggeleng.
"nope, Mba beda sama dia. Dari gaya berpakaian, tata krama dan keramahan dengan keluarga kita." Jawabnya.
"Baiklah, apa tempat tinggalku jauh dari toko swalayan?" tanya Zee. Abiel menggeleng .
"Di dekat Apatrmemen ada Mall Orchad jadi cukup jalan kaki 10 menit lalu sampai deh." Jawab Abiel. "Dekat dengan taman juga dan kantor Kak Zein." Jawabnya lagi.
"Kok bisa dekat?" tanya Zee. Abiel menggedikan bahunya.
"Semua tamu di berikan fasilitas di sana termasuk Mba walaupun beda kapasitas." Jawabnya.
"Kapasitas? Kau kira diriku barang ckck." Kata Zee membuat Abiel tertawa.
"Aku sengaja menjemput Mba untuk berjaga- jaga agar tidak kabur."
"Rencananya aku ingin kabur tapi dirimu sudah menjemput jadi, yaudah." Kata Zee.
"Tidak bisa Mba Zee ku sayang." Jawabnya sambil tertawa.
Mereka berdua tertawa di dalam mobil setelah itu mulai mengobrol hal lain.
****
Suv hitam baru sampai di depan sebuah pintu utama apartemen keluarga Malik. Zee bersiap untuk turun setelah di sambut oleh beberapa orang di depan pintunya.
"Aku langsung ya Mba pulang kerumah, mesti ada yang di persiapkan lagi." Ujar Abiel. Zee mengangguk lalu memeluk Abiel.
"Semangat ya, semoga samawa." Doa Zee dan Abiel mengangguk.
"Makasih kak."
Pelukan mereka sama- sama terlepas setelah itu Zee turun. Zee menutup pintu lalu melambaikan tangannya ke Abiel.
"Sampai jumpa besok." Katanya sambil melambaikan tangan saat mobil mulai berjalan.
Zee menghembuskan nafasnya lalu berbalik sambil melihat mereka.
"Nyonya Zaeline, lama tak berjumpa. Silahka ikuti saya apartemen anda berada di lantai paling atas." Kata Mrs. Dollana.
"Dirimu makin cantik Mrs." Kata Zee sambil melihat Mrs. Dollana. Beliau adalah asisten Zaeline waktu masih menjadi istri Zein.
"Ah, Nyonya dirimu juga makin cantik. Diriku sudah tua." Jawabnya sambil menekan tombol lift dan mempersilahkan Zee masuk dengan beberapa orang yang membawa koper.
"Bagaimana keadaan di Indonesia Nyonya Zaeline?" tanya Mrs. Dollana sambil masuk dan berdiri di depan Zee, wanita itu baya itu menekan tombol lift setelah pintu tertutup. Biar di jelaskan, Mrs Dollana seorang wanita karier berusia 55 tahun dan mengabdi dengan keluarga ini sudah 30 tahun lebih, berambut pirang yang selalu terikat rapih mirip sanggulan dan berponi. Pakaiannya pun identik khas anak kantoran.
"Baik Mrs. Dollana. Mamah, papah, kakak, adik semuanya." Jawab Zee. Mrs. Dollana berbalik lalu tersenyum lembut.
"Aku senang dirimu kembali disini setelah bertahun- tahun." Katanya, Zee tersenyum sambil meraih tangan Mrs. Dollana dan menggenggamnya.
"Doakan aku Mrs, semoga betah disini." Kata Zee. Mrs. Dollana mengangguk pasti sambil memegang pundak Zee yang bebas.
"Pasti baby." Jawabnya. "Well apa kau ingin makan? Nanti akan ada pelayan yang mengantarkannya." Kata Mrs. Dollana yang membuat suasana haru tadi berubah.
"Aku diet Mrs, mungkin salad buah yang dingin dan segar saja yang aku minta." Jawab Zee.
"Baiklah, akan diantarkan saat makan malam." Jawab Mrs. Dollana.
****
Zaeline masuk ke apartemennya, pertama Ia di sambut oleh pentry lalu ruang makan dan di belakangnya ruang tengah dengan jendela besar yang tertutupi kain gorden ping mate.
"Jika butuh sesuatu, telp saja." Kata Mrs. Dollana. "Aku sengaja menempatkanmu disini agar dirimu nyaman dan tenang." Katanya lagi sambil melihat sekitar apartemen. Zee mengangguk berterima kasih.
"Oh, terima kasih Mrs. Kau sangat mengerti diriku." Zee memeluk Mrs. Dollana
"Sama- sama sayang, kalau gitu aku permisi dulu, nikmati waktumu." Mrs. Dollana melepas pelukannya sambil mengangguk ke pelayan untuk mengikutinya keluar. Zee tersenyum saat pintu tertutup Ia akan segera mandi lalu beribadah.
Mata Zee terpukau dengan jendela besar di kamarnya, Ia dihadapkan dengan pemandangan Indah dan gemerlapnya kota dengan gedung yang terkenal Marina Bay Sands, menakjubkan bukan?. Zee baru saja selesai mandi dan ingin menjalankan kewajibannya sebagai muslim, Zee segera menjalankan kewajibannya setelah selesai Ia duduk di atas alas sambil mengambil kitab suci dan membacanya, bukannya sok religi tapi tapi begitulah kehidupan yang Zaeline jalani.
Lima belas menit kemudian berlalu Ia menutup kitabnya saat ada bell berbunyi.
Ting
Ting
TingZaeline melepas mukenah dan berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Kenapa?" Tanya Zaeline saat melihat pria bertopi dan bermasker namun memakai baju pelayan bewarna hitam. Zaeline menengok kanan dan kiri rupanya bukan cuma dia saja tapi di setiap pintu apartemen ada. Lelaki itu menarik troli makanan lalu membawanya masuk, Zaeline langsung menyingkir dan menutup pintu.
Pria itu menuju ke meja makan dan menyiapkan makanan disana. Zaeline cuek ia memperbaiki dasternya karena belahan di bagian dada kelihatan.
"Kalau sudah tolong tutup kembali pintunya." Kata Zaeline setelah itu masuk ke kamarnya.
Zaeline merapikan tempat ibadahnya setelah itu ia berbaring di atas kasur dan membalas Wa dari Abiel yang baru masuk.
Abiel: Kak, jangan lupa besok hari akadku dan kaka wajib datang.
Zaeline: Insya Allah, abiel apa di sini ada rumah? Aku ingin menyewanya dan tinggal di sana.
Abiel: Ada tapi ribet mending di sana aja.
Zaeline: Privasiku terganggu dengan adanya pelayan berpakaian hitam mirip ninja."
Abiel: Serius? Sumpah kak Apartemen yang kau tempati sangat baru dan tidak ada pelayan kecuali di panggil, atau Kakak memesan makanan."
Zaeline langsung terdiam sedetik kemudian ia bangun dan lekas membuka pintu kamar. Mata wanita itu melihat ke sekeliling yang sudah kosong bahkan pintu depan tertutup rapat. Zaline melangkah ke sana dan membuka pintu ia kemudian melihat keluar sambil berjalan menyusuri lorong.
Belum lima menit dan semua orang tadi hilang.
Siapa kah itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan suamiku
Dragoste"To love is nothing. To be loved is something. But to love and be loved, that's everything" *** Perceraian bukan akhir dari segalanya Tuhan punya cara untuk mengembalikan rumah tangga yang retak bahkan hancur bagaikan debu. Apa yang zaelin inginkan...