01. Telat di Hari Pertama

381 71 120
                                    

H A P P Y  R E A D I N G

Bruk..!

"Aduh! Woy kalo jalan pake kaki dong. Liatnya baru pake mata jangan asal nyelonong aja, Gak liat ada gue disini hah!" Hilda bersungut kesal saat seseorang menabrak bahunya hingga gadis itu jatuh terjerembab.

Hilda bangun seraya membersihkan roknya yang sedikit kotor karena terkena pasir.

"Sakit banget elah." Hilda berkata sambil mendongakan kepala karena lawan bicaranya yang memiliki tubuh jauh lebih tinggi darinya.

"Udah?" Sahut lawan bicaranya.

"Hah?"

Sungguh Hilda langsung melupakan rasa sakit yang bersarang di bokongnya dan juga rasa kesal terhadap orang yang sudah menabraknya, setelah menatap ke arah depan. Dengan pemandangan seorang cowok bertubuh atletis, berwajah yang di pahat hampir mendekati kata sempurna hingga terlihat bak Dewa Yunani. Dia mempesona.

"Udah selesai marah nya?" Sahut lawan bicaranya.

Seketika Hilda langsung tersadar dari lamunan nya. Saat mendengar suara bariton cowok itu, yang dianggap sangat indah di pendengaran Hilda.

"Eh ma-- maaf kak, maaf ya gue nggak sengaja tadi gue buru-buru. Sorry banget kak." Jawab Hilda gugup.

Cowok itu tidak menanggapi sama sekali ucapan Hilda. Dan dengan santai nya pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Hilda ternganga tak percaya dengan kakak kelas nya itu, WTF.

"Eh anjir ya tuh kakak kelas. Ganteng ganteng tapi sombong, gak jadi deh gue sukanya." Kesal Hilda karena tindakan kakak kelas itu.

"Astagaa, aduhh..! Gue kan telat." Hilda menepuk jidat nya karena melupakan bahwa ia sedang telat di hari pertama sekolahnya.

***

"Rame amat sih, mereka dimana coba? Yakali gue harus kelilingin lapangan segede ini lagi buat nyari mereka yang gatau sekarang ada dimana." Raut wajah lelah Hilda sangat kentara pasalnya ia sudah muter - muter di lapangan dan tidak menemukan keberadaan teman - teman nya itu.

"Heh! Lo adek kelas yang datengnya kesiangan, sini lo." Salah seorang anggota OSIS memanggil Hilda dengan galaknya.

"Gue kak?" Hilda bertanya sambil menunjuk dirinya bingung, pasalnya di lapangan ini tidak hanya ada diri nya sendiri, tapi ada banyak siswa dan siswi lainnya.

"Ya iyalah Lo! Masa iya nyokap Lo, kan yang dateng nya kesiangan cuman Lo." Jawab cewek anggota OSIS itu dengan tatapan sinisnya.

" Ya udah..! Nyelo dong ngomongnya, ini juga masih pagi kan masih jam 8 lewat belum jam 12 siang." Hilda berjalan mendekat kearah anggota OSIS itu dengan kesal.

"Kurang ajar banget ya Lo, jadi adek kelas aja udah belagu." Anggota OSIS itu membentak marah saat Hilda sampai di Hadapan nya.

"Aduh maaf nih ya kak, gue bukan nya kurang di ajar malahan hampir tiap hari gue di ajar kok, kalo gak di sekolah ya di tempat les. Oh iya satu lagi ini sekolah tempat nuntut ilmu bukan tempat unjuk kesenioritasan kak Tiara Delvana." Hilda menyipit kan matanya untuk membaca name tag yang tertera di dada kakak kelasnya itu.

"Berani - berani nya ya Lo, tunggu pembala---" Ucapan Tiara terpotong oleh instruksi dari sang ketua OSIS.

"Ok. Haii semua nya, harap tenang dan dengarkan instruksi dari saya yang akan menjelaskan tentang acara MOS ini" Ucap sang ketua OSIS yang terlihat ramah dan baik hati itu.

Most Wanted Boy And GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang