Part 28

2.3K 166 5
                                    

Jadi hari ini Arin memutuskan untuk pergi kedokter kandungan, karena ia tidak tahan dengan mual dan pusing di setiap harinya. Dan atas saran Linda akhirnya Arin menurutinya

"Nona Arin" panggilan suster itu membuat lamunan Arin yang entah memikirkan apa pecah begitu saja, bahkan ia sampai lupa apa yang tadi ia pikirkan

"I.. Iya saya" jawab Arin yang terbata bata karena ia masih setengah sadar dari lamunan nya

"Mari, giliran anda sekarang" ucap suster itu sopan, dan mengantarkan Arin masuk ke dalam ruangan dokter

"Pagi dokter" sapa Arin

"Pagi.. Dengan nona Arin" tanya dokter Rara

"Iya dok"

"Ada keluhan apa?" tanya dokter Rara

"Jadi udah semingguan ini saya mual mual terus dok, terus pusing banget rasanya, badan lemes padahal ga ngapa ngapain, terus saya ga napsu makan dok" kata Arin menjelaskan keluhan yang ia rasakan selama seminggu terakhir

"Bulan ini sudah menstruasi?" tanya dokter Rara

"Blm dok"

"Kamu sudah menikah?"

"Sudah dok"

"Oke kita akan lakukan tes urine" ucap dokter Rara untuk memastikan bahwa diagnosa nya benar

"Bagaimana dok hasilnya?" tanya Arin setelah melakukan tes urine

Dokter Rara tersenyum kemudian ia menjawab "positif"

Jawaban itu mampu membuat Arin tercengan, dan mengukir senyuman lebar diwajah nya

"Serius dok?" tanya Arin untuk memastikan

"Iya, minggu depan kamu bisa kembali kesini, untuk check up. Hari ini saya cuma kasih kamu obat penghilang mual, dan penguat janin. Silahkan tebus di apotek ya. Congrast juga untuk kehamilan nya" ucap dokter Rara sambil tersenyum ke arah Arin

"Makasih ya dokter Rara" ucap Arin sebelum benar benar meninggalkan ruangan itu

Saat Arin sedang berjalan menuju opotek untuk menebus obat. Senyum Arin yang terpampang jelas di wajah nya kini kian memudar

Arin memikirkan janin kecil yang ada di perutnya. Apakah janin itu harus mengenal ayahnya atau tidak

Arin terus berjalan ke arah apotek sambil setengah melamun memikirkan suami nya yang entah sekarang sedang mencari nya atau tidak

"Nona Arin" panggil opoteker itu

"Iya saya" Arin segera berdiri dari duduknya, dan berjalan ke arah meja pengambilan obat untuk menebus obat itu

"Ini obatnya, takarannya sudah ada di kemasannya" ucap apoteker itu

"Terimakasih" ucap Arin sebelum beranjak pergi dari rumah sakit itu

Arin tampak murung saat perjalan dari rumah sakit menuju rumah uti kesayangnya

"Assalamualaikum" ucap Arin ketika memasuki rumah

"Waalaikumsallam" Linda menyambut dengan hangat kedatangan cucunya, ia tidak sabar mendengar kabar bahwa cucunya ini hamil, dan akan segera memberinya cicit

"Bagaimana hasilnya?" tanya Linda begitu antusias

"Positif" jawab Arin santai

"Alhamdullilah, sudah sana cepat kamu beritahu suami mu"

"Aldi ga perlu tau uti" ucap Arin yang tentu saja membuat kening Linda berkerut

"Kenapa dan ada apa?"

Love Story Arin&AldiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang